Scroll untuk baca artikel
Industri

Pertamina NRE – PIS Jalin Kerjasama Hijau di Sektor Maritim

28
×

Pertamina NRE – PIS Jalin Kerjasama Hijau di Sektor Maritim

Sebarkan artikel ini
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) tidak mengendurkan upayanya dalam pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini ditunjukkan melalui penandatanganan kerja sama dengan PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics dari Pertamina. Kerjasama tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE John Anies dan CEO PIS Yoki Firnandi, di Grha Pertamina, Senin (14/10).

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA –  Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE)  tidak mengendurkan  upayanya dalam pengembangan energi baru terbarukan. Hal ini ditunjukkan melalui penandatanganan kerja sama dengan PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics dari Pertamina.

Kerjasama tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE John Anies dan CEO PIS Yoki Firnandi, di Grha Pertamina, Senin (14/10).

Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara PIS dan PNRE dalam mengembangkan bisnis transportasi berbasis energi terbarukan, khususnya terkait pengangkutan hidrogen hijau dan bahan bakar berkelanjutan lainnya.

Menurut CEO Pertamina NRE John Anis, kerjasama ini  didasari oleh beberapa faktor  yakni , posisi geografis Indonesia yang sangat strategis di jalur pelayaran internasional. “Posisi Indonesia dalam jalur pelayaran internasional akan memberikan peluang besar untuk mengembangkan bisnis bahan bakar berkelanjutan dalam sektor maritim global” Ujar John.

Baca Juga :   Survei Herbalife, 3 dari Lima Calon Wirausaha di Asia Pasifik Berencana Merintis Usaha Kecil dalam 18 Bulan Mendatang

 Tidak hanya itu, Berdasarkan proyeksi dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), permintaan hidrogen hijau diperkirakan akan melonjak drastis, dengan sektor pelayaran diperkirakan akan mengonsumsi sekitar 6 juta ton hidrogen hijau, terutama dalam bentuk metanol, setiap tahun pada 2028.

Selain itu, berdasarkan  Studi kelayakan yang dilakukan oleh PNRE menunjukkan bahwa biaya transportasi hidrogen, baik dalam bentuk amonia maupun metanol, menyumbang porsi signifikan dalam landed cost of hydrogen (LCOH) di pasar sasaran. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengurangi biaya transportasi dan menciptakan efisiensi.

CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan sebagai bagian dari Pertamina Group, PIS siap mendukung pengembangan energi baru terbarukan untuk memperluas portofolio bisnis ini ke depannya.

Baca Juga :   Kunci Sukses Wynne Armeline Raih Mimpi dan Komisi Ratusan Juta di Shopee Video

“Kolaborasi sesama Pertamina Group sangat diperlukan, sehingga semua potensi dan opportunity bisnis ini bisa kita garap tanpa mengurangi competitiveness tentunya. PIS siap mendukung mulai dari kebutuhan angkutan untuk distribusi, terminal, dan pelabuhan yang terkait sektor logistik dan transportasi laut,” ujarnya.

Selain bisnis pengangkutan, lanjut Yoki, untuk membuktikan komitmen dalam pengembangan bisnis transisi energi saat ini juga tengah digarap proyek Jakarta Integrated Green Terminal yang ke depan bisa dioptimalisasikan untuk fasilitas penampungan karbon, LNG, maupun kebutuhan lainnya yang bisa dioptimalkan oleh PNRE seperti; bioetanol, amonia, hidrogen, dan lainnya. 

Kemitraan  ini juga  diharapkan dapat memperkuat langkah Pertamina dalam memperluas portofolio energi hijau serta mendukung transisi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan di sektor maritim.Sebagai bagian dari Pertamina Group, Pertamina NRE selalu berkomitmen untuk mengusung inisiatif-inisiatif energi bersih sebagai bagian tak terpisahkan dari implementasi aspek environment, social and governance (ESG) untuk mendukung Tujuan Pembangunan keberlanjutan, serta mendukung transisi energi untuk mencapai aspirasi net zero emission (NZE).