Scroll untuk baca artikel
Finansial

Bank DBS Indonesia Catat Laba Bersih Rp1,69 Triliun, ROE Capai 15,94%

13
×

Bank DBS Indonesia Catat Laba Bersih Rp1,69 Triliun, ROE Capai 15,94%

Sebarkan artikel ini
Bank DBS Indonesia

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank DBS Indonesia (Bank) mencatat pencapaian gemilang dengan mencapai laba bersih sebesar Rp1,69 triliun dan pertumbuhan kredit yang mengesankan sebesar 15 persen dalam laporan keuangan tahun 2023.

Tahun 2023 merupakan tahun yang penuh prestasi bagi Bank DBS Indonesia, dengan pencapaian laba bersih yang mencengangkan, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih melonjak 87,83 persen atau sebesar Rp790,17 miliar, mencatat rekor baru mencapai Rp1,69 triliun, dibandingkan dengan Rp899,65 miliar pada tahun 2022. Return on Equity (ROE) juga mengalami lonjakan signifikan menjadi 15,94 persen dari 9,94 persen pada tahun sebelumnya, sementara Return on Assets (ROA) naik menjadi 2,06 persen dari 1,21 persen tahun sebelumnya. Kinerja keuangan yang kuat dari Bank, bersama dengan manajemen aset dan modal yang efisien, menjadi pilar utama di balik pencapaian ini. Penyertaan langkah-langkah strategis yang tepat dalam pengembangan produk dan layanan, serta keputusan investasi yang bijaksana, menjadi landasan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong, menjelaskan, “Tahun 2023 memang penuh dengan berbagai tantangan, mulai dari faktor geopolitik, masa pra-pemilu, hingga kebijakan finansial yang mempengaruhi kondisi ekonomi. Namun, Bank DBS Indonesia berhasil mengukir kesuksesan dengan peningkatan efisiensi perusahaan dan volume bisnis secara menyeluruh. Hal ini tercapai melalui langkah-langkah strategis yang tepat dalam pengembangan berbagai produk dan layanan, serta responsibilitas terhadap dinamika pasar. Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DBS Indonesia tetap fokus untuk memelihara kesehatan likuiditasnya, sambil senantiasa memantau arah kebijakan suku bunga.”

Baca Juga :   Ajaib Kripto: Kripto Berbasis Artificial Intelligence Melesat di Tengah Bitcoin Sideways

Selain itu, pendapatan bunga bersih tumbuh sebesar 21,74 persen menjadi Rp5,06 triliun, seiring dengan peningkatan Net Interest Margin (NIM) sebesar 79 basis poin menjadi 6,02 persen dari 5,23 persen tahun sebelumnya. Peningkatan margin bunga bersih ini mencerminkan komitmen Bank dalam menerapkan kebijakan manajemen likuiditas yang hati-hati, di tengah dinamika pasar yang terus berubah.

Pendapatan operasional lainnya juga mencatat kenaikan sebesar 54,79 persen pada tahun 2023, mencapai Rp1,76 triliun dibandingkan dengan Rp1,14 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan pendapatan dari aktivitas investasi efek dan obligasi pemerintah, yang meningkat menjadi Rp1 triliun pada tahun 2023 dari Rp278,55 miliar pada tahun sebelumnya.

Total aset Bank meroket menjadi Rp112,97 triliun, menandai pertumbuhan signifikan sebesar 13,79 persen dari Rp99,28 triliun pada tahun 2022. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan obligasi pemerintah yang dimiliki, naik 82,15 persen atau sebesar Rp12,43 triliun menjadi Rp27,56 triliun, serta peningkatan pinjaman yang diberikan sebesar 14,98 persen menjadi Rp63,44 triliun pada tahun 2023. Sementara itu, simpanan nasabah juga mengalami lonjakan menjadi Rp84,27 triliun, mewakili pertumbuhan yang signifikan sebesar 16,64 persen atau Rp12,02 triliun dari Rp72,25 triliun tahun sebelumnya.

Baca Juga :   Xendit Ungkap Tantangan dan Peluang Fintech Indonesia di Tahun 2024

Untuk menjaga kinerja dan pertumbuhan bisnisnya, Bank DBS Indonesia terus berupaya meningkatkan penyaluran kredit, baik untuk sektor korporasi maupun ritel. Peningkatan kredit pada sektor korporasi terutama didorong oleh pemberian kredit berkelanjutan berbasis Environment, Social, and Governance (ESG). Pada tahun 2023, Bank meningkatkan fasilitas pembiayaan berbasis ESG dengan total senilai Rp6,10 triliun, naik dari Rp1,12 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan komitmen Bank DBS Indonesia dalam mendukung proyek-proyek yang memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik dalam praktik perbankan yang bertanggung jawab.

Di sisi perbankan ritel, kredit dari unit Consumer Banking Group (CBG) naik 24 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, CBG menyumbang 18 persen terhadap total penyaluran kredit dan 47 persen terhadap total penghimpunan dana Bank DBS Indonesia. Keberhasilan ini didukung oleh peningkatan jumlah nasabah CBG serta pengembangan bisnis melalui inisiatif-inisiatif yang berfokus pada pengembangan kapasitas dan kapabilitas baru, guna mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Sepanjang tahun 2023, segmen CBG mencatat pertumbuhan kredit hampir di semua produk, termasuk ecosystem lending, personal loan, dan kartu kredit, masing-masing naik sebesar 60 persen, 28 persen, dan 13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan dalam pembiayaan produk personal loan dan kartu kredit didukung oleh saluran distribusi konvensional maupun saluran digital, yang melihat peningkatan basis pelanggan dan jumlah pemegang kartu kredit. Sementara itu, pertumbuhan dalam ecosystem lending didorong oleh penambahan mitra dalam ekosistem.

Baca Juga :   BRI Komitmen Jadikan UMKM Naik Kelas

Aplikasi digibank by DBS telah diunduh sebanyak 1M+ kali sejak diluncurkan pada 2018. Melalui serangkaian inovasi yang dilakukan dalam setahun terakhir, sepanjang tahun 2023, aplikasi digibank by DBS telah melayani lebih dari 7,6 juta transaksi, naik 7 persen dari tahun sebelumnya dengan total nilai transaksi lebih dari 59 triliun rupiah, meningkat 14 persen dari tahun 2022.

Selain itu, platform digital DBS IDEAL dan DBS RAPID (Real Time Application Programming Interface/API by DBS) telah berhasil mengelola hampir 100 juta transaksi pada 2023. Platform digital ini dapat melayani berbagai kebutuhan transaksi di mana pun dan kapan pun untuk berbagai nasabah, baik korporasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), maupun fintech. Nilai transaksi oleh fitur ini mencapai lebih dari 600 triliun rupiah dengan volume tumbuh sebesar 96 persen.

Kinerja positif ini juga memberikan pertumbuhan modal organik yang sehat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami peningkatan menjadi 25,16 persen dari tahun lalu sebesar 23,58 persen. Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum sesuai profil risiko Bank, yaitu sebesar sebesar 10 persen disamping buffer yang wajib disediakan sebesar 2,5 persen. Hal ini mencerminkan permodalan Bank DBS Indonesia yang kuat guna mendukung bisnis dan pertumbuhan aset serta memberikan ketahanan dalam lingkungan pasar yang dinamis. (saf)