Laporan terbaru Cloudera berdasarkan survei terhadap 600 pemimpin TI di A.S., Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), dan Asia Pasifik ini menelusuri berbagai tantangan dan hambatan penggunaan AI perusahaan di seluruh perusahaan global dan aplikasi saat ini.
BISNISASIA.CO.ID, SANTA CLARA – Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi fenomena global karena mampu meningkatkan operasi bisnis, memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat, mempercepat inovasi, dan meningkatkan pengalaman karyawan dan pelanggan. Namun tidak semua perusahaan dapat memetik manfaat AI.
Survei terhadap 600 pemimpin TI di A.S., Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), dan Asia Pasifik , hambatan utama untuk menggunakan AI adalah kekhawatiran akan risiko keamanan dan kepatuhan yang ditimbulkan AI (74%), tidak memiliki pelatihan atau profesional berbakat yang tepat untuk mengelola perangkat AI (38%), dan perangkat AI terlalu mahal (26%).
Temuan ini menunjukkan bahwa kendati penggunaan AI berkembang pesat, banyak pilar strategi AI yang kuat justru diabaikan atau dilupakan.
Menurut hasil utama survei ini, semua upaya AI pada akhirnya berkaitan dengan data yang dapat dipercaya. Meskipun 94% responden mengatakan bahwa mereka mempercayai data mereka, 55% responden berpendapat bahwa mereka lebih memilih menjalani perawatan saluran akar gigi daripada mencoba mengakses semua data perusahaan mereka.
Rasa frustrasi ini disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk kumpulan data yang kontradiktif (49%), ketidakmampuan mengatur data di berbagai platform (36%), dan terlalu banyak data (35%).
Hal-hal yang menyebabkan frustrasi ini menandakan bahwa banyak perusahaan mungkin tidak memiliki arsitektur data modern sehingga tidak bisa mengakses data – di mana pun data disimpan – dengan cara yang aman, mudah diakses, dan dapat dipercaya.
Mulai dari mengotomatisasi dan menyederhanakan proses TI, membuat chatbot yang mampu mendukung kebutuhan staf layanan pelanggan dengan cepat dan efektif, hingga memanfaatkan analitik untuk mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik, survei ini mengungkapkan bahwa penggunaan terbaik untuk AI antara lain adalah meningkatkan pengalaman pelanggan (60%), meningkatkan efisiensi operasional (57%), dan mempercepat analitik (51%).
Meningkatkan pengalaman pelanggan: Banyak perusahaan menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan keamanan dan deteksi penipuan (59%), mengotomatiskan aspek dukungan pelanggan (58%), meningkatkan layanan pelanggan prediktif (57%), dan mendukung chatbot (55%). Semuanya bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih aman, sederhana, dan intuitif bagi pelanggan.
Meningkatkan efisiensi operasional: AI diintegrasikan ke hampir semua aspek bisnis. Menurut survei ini, bukan hanya departemen TI yang menggunakan AI. 52% responden melaporkan bahwa mereka menggunakan AI untuk layanan pelanggan seperti chatbot yang memiliki informasi lebih baik; sedangkan 45% responden menggunakan AI untuk pemasaran, misalnya menganalisis data pusat panggilan untuk menawarkan insentif yang lebih tepat sasaran pada pelanggan.
Mempercepat analisis: Akses lebih cepat, lebih mudah, dan lebih dapat diandalkan ke analitik akan menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih tepat, memberikan keunggulan lebih kompetitif bagi perusahaan yang memanfaatkan AI.
Hampir 80% responden mengatakan bahwa memang “sepenuhnya” atau “sangat” benar bahwa perusahaan mereka menggunakan semua data yang dimilikinya untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas. Data ini menyediakan informasi penting bagi perusahaan, jadi akses ke semua data perusahaan amat sangat penting.
“Sebagian besar perusahaan memiliki kualitas data yang buruk, terbagi di berbagai infrastruktur dan tidak didokumentasikan secara efisien. Akibatnya, mereka menghadapi banyak tantangan, sebagaimana diidentifikasi oleh survei tersebut,” kata Chief Strategy Officer di Cloudera, Abhas Ricky.
“Mengelola data di mana data disimpan adalah hal terpenting dalam menggunakan AI – mampu menjalankan model yang hemat biaya di mana data tersebut disimpan. Daripada membawa data ke model, perusahaan mulai menyadari manfaatnya bila membawa model AI ke data mereka.”
Cloudera adalah satu-satunya lakehouse data open source hibrid yang sesungguhnya dan menghadirkan analitik maupun AI pada data bisnis. Cloudera mengelola lebih dari 25 exabyte data, setara dengan hyperscaler di industri ini.
Karena itu, Cloudera sangat ideal dalam membantu perusahaan mengatur dan mengelola data mereka secara efisien dan aman agar mereka dapat memanfaatkan kekuatan datanya, mempercayai keakuratannya, dan mengandalkannya untuk melakukan analisis dan mengambil keputusan bisnis.