Scroll untuk baca artikel
Industri

Blended Finance DBS: Solusi Pendanaan Inklusif Tanpa Jaminan untuk UMKM Sosial Indonesia

2
×

Blended Finance DBS: Solusi Pendanaan Inklusif Tanpa Jaminan untuk UMKM Sosial Indonesia

Sebarkan artikel ini
Founder and CEO Adena Coffee Abyatar dan Executive Director, Head of SME Banking, Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Angela Thenaria menandatangani penyaluran skema pembiayaan blended finance oleh Bank DBS Indonesia untuk Adena Coffee di Jakarta, Selasa (24/6). Blended finance adalah inovasi Bank DBS di Asia yang menggabungkan dana hibah dan pembiayaan lunak untuk mengatasi kesenjangan akses permodalan yang kerap menghambat pertumbuhan wirausaha sosial di Tanah Air

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Akses permodalan kerap menjadi tembok penghalang utama bagi pelaku UMKM dan wirausaha sosial di Indonesia. Menjawab tantangan ini, Bank DBS Indonesia meluncurkan inisiatif pendanaan inovatif berbasis blended finance, yakni skema pembiayaan tanpa jaminan yang menggabungkan dana hibah dan pinjaman lunak, dengan total alokasi senilai SGD 2 juta atau sekitar Rp24 miliar.

Langkah strategis ini merupakan jawaban atas fakta bahwa dari 65 juta UMKM di Indonesia, sekitar 44 juta masih belum tersentuh pembiayaan formal (Pusat Investasi Pemerintah, 2024). Kesenjangan ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pendekatan keuangan yang lebih inklusif dan berdampak sosial.

Penerima pertama skema ini adalah Adena Coffee, wirausaha sosial yang fokus pada produksi kopi berkelanjutan, yang sebelumnya juga mendapat dukungan dari DBS Foundation Grant Program 2024.

Baca Juga :   Ini 4 Strategi Plana Bangun Bisnis Sosial yang Berdampak

“Skema blended finance hadir untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan wirausaha sosial yang sering kali tidak bankable secara konvensional,” ujar Angela Thenaria, Executive Director, Head of SME Banking, Bank DBS Indonesia. “Kami ingin membantu UMKM menciptakan dampak nyata sekaligus membangun ketahanan ekonomi lokal.”

Kolaborasi untuk Pertumbuhan Sosial

Skema blended finance tidak hadir begitu saja. Penerimanya harus melalui proses seleksi ketat sejak tahap hibah, termasuk evaluasi dampak, transparansi pencapaian, dan pelaporan berkelanjutan. Hal ini memastikan bahwa setiap rupiah yang disalurkan benar-benar menghasilkan perubahan positif.

Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia, menambahkan, “Kami percaya bahwa bisnis tidak hanya soal laba, tetapi juga soal menciptakan perubahan sosial. Blended finance membuka akses bagi UMKM berdampak untuk tumbuh dan berekspansi tanpa dibatasi oleh kendala agunan.”

Baca Juga :   DBS Foundation Hibahkan Rp8,2 Miliar untuk Gencarkan Keberlanjutan dan Dampak Sosial

Bagi Abyatar, CEO dan Founder Adena Coffee, dukungan ini menjadi babak baru dalam misi sosial perusahaannya. “Pendanaan ini bukan sekadar angka. Ini pengakuan bahwa UMKM sosial bisa menjadi solusi, bukan hanya sekadar pelaku usaha kecil.”

Adena Coffee: Membangun Ekosistem Kopi yang Adil dan Berkelanjutan

Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ke-4 dunia memiliki potensi besar di sektor ini. Namun, 98% kopi Indonesia dihasilkan oleh petani kecil (Indonesia Investment, 2023). Adena Coffee menjawab tantangan ini dengan mendampingi lebih dari 2.000 petani kopi di 30 desa, dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan.

Hasilnya? Pendapatan petani meningkat 20–100%, dan kopi lokal kini diekspor ke Jepang, Prancis, hingga Amerika Serikat.

Blended finance dari DBS akan digunakan Adena Coffee untuk: Mengembangkan perangkat lunak pendukung kepatuhan terhadap EUDR (European Deforestation Regulation), mendirikan Pusat Produksi dan Pelatihan Serbaguna, membangun Wet Mill dan fasilitas fermentasi kopi dan menyelenggarakan 6 sesi pelatihan bagi 500 petani kopi skala kecil di Gayo, Flores, Bali, dan Jawa Barat

Baca Juga :   American Standard dan GROHE dari LIXIL Dukung Asia Pacific International Property & Hotel Awards 2025–2026

DBS Foundation: Dampak Lebih dari Sekadar Perbankan

Didirikan sejak 2014, DBS Foundation telah mengalokasikan lebih dari SGD130 juta untuk mendukung wirausaha sosial di enam pasar Asia, termasuk Indonesia. Tahun 2024 saja, mereka berhasil: Mengurangi 11 juta kg emisi karbon, Mengelola 8.000 kg limbah dan menciptakan 45 lapangan kerja baru.

DBS berkomitmen pada prinsip Impact Beyond Banking, dengan fokus pada keberlanjutan, inklusi sosial, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat rentan—termasuk petani kecil dan lansia.