BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Rumor tentang iPhone lipat semakin menguat setelah analis Apple ternama, Ming-Chi Kuo, mengungkapkan bahwa perangkat ini berpotensi meluncur pada akhir 2026.
Dirangkum dari berbagai sumber, jika benar, iPhone lipat ini bisa menjadi smartphone paling mahal yang pernah dirilis oleh Apple, dengan harga diperkirakan lebih dari $2000 atau sekitar Rp32,6 juta rupiah berdasarkan kurs saat ini (1 USD = 16.326,1 IDR per 6 Maret 2025).
Rumor mengenai iPhone lipat sudah beredar sejak lama, terutama setelah Samsung meluncurkan ponsel lipat pertamanya.
Namun, Apple terus menunda peluncurannya, diduga karena perusahaan ingin memastikan teknologi dan pengalaman pengguna yang optimal sebelum meluncurkan ponsel lipatnya.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa iPhone lipat semakin mendekati tahap akhir pengembangannya.
Menurut bocoran spesifikasi, iPhone lipat ini akan memiliki layar eksternal berukuran 5,49 inci—jauh lebih kecil dibandingkan pesaingnya. Namun, layar lipat bagian dalamnya akan berukuran 7,74 inci, memberikan pengalaman layar lebar yang nyaman.
Kuo memprediksi bahwa iPhone lipat ini akan mengusung desain bergaya buku dengan layar bagian dalam berukuran 7,8 inci dan teknologi tanpa lipatan (crease-free) yang sedang dikejar oleh berbagai produsen smartphone lipat, termasuk Samsung dan Huawei.
Selain itu, Apple dikabarkan akan mengembalikan Touch ID, namun kali ini sensor sidik jari akan ditempatkan di bagian samping perangkat, menggantikan Face ID.
Perangkat ini juga diharapkan memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan ponsel lipat lainnya, mengingat Apple dikenal memiliki standar kualitas yang tinggi dalam desain perangkat kerasnya.
Jika benar iPhone lipat dirilis dengan harga lebih dari $2000, maka produk ini akan berada di kategori ultra-premium, bahkan lebih mahal dari MacBook Pro kelas atas.
Apple tampaknya ingin menjadikan perangkat ini sebagai penawaran eksklusif bagi pengguna yang mencari teknologi inovatif tanpa kompromi.
Menurut analis teknologi Dipanjan Chatterjee, iPhone lipat dapat menjadi produk penyeimbang di antara model-model Apple yang lebih terjangkau seperti iPhone 16e.
Strategi ini mirip dengan pendekatan Apple dalam merilis Vision Pro, headset mixed reality yang dijual dengan harga tinggi untuk membangun ekosistem perangkat eksklusif.
Namun, tidak semua analis yakin bahwa iPhone lipat akan sukses di pasaran.
Jacob Bourne dari EMARKETER berpendapat bahwa perangkat ini berisiko memiliki permintaan rendah, seperti yang dialami oleh Apple Vision Pro yang dijual seharga $3500.
Menurutnya, Apple lebih baik berinvestasi dalam teknologi lain seperti AI, smart glasses, dan perangkat rumah pintar daripada mengejar tren ponsel lipat yang belum tentu bertahan lama.
Selain itu, Apple juga dikenal sering membatalkan proyek besar yang tidak sesuai dengan strategi bisnis jangka panjangnya.
Contoh nyata adalah proyek Apple Car, yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya dihentikan.
Meskipun masih belum ada konfirmasi resmi, CEO Apple Tim Cook tetap optimis tentang masa depan inovasi di industri smartphone.
Dalam pernyataannya pada awal 2025, Cook mengatakan bahwa masih banyak potensi inovasi yang bisa dikembangkan di dalam ekosistem iPhone.
Dengan persaingan ketat dari Samsung, Huawei, dan Google, Apple harus memastikan bahwa jika benar iPhone lipat dirilis, perangkat ini tidak hanya mahal, tetapi juga membawa terobosan teknologi yang membedakannya dari kompetitor.