Scroll untuk baca artikel
Headline

Produksi Minyak Pertamina Meningkat 10 Persen pada 2023

26
×

Produksi Minyak Pertamina Meningkat 10 Persen pada 2023

Sebarkan artikel ini
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan penjelasan pada saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Jakarta, (6/6/2024). (foto: Pertamina)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pada tahun 2023, produksi minyak Pertamina mengalami peningkatan sebesar 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi minyak naik dari 514.000 Barel per Hari (BOPD) pada 2022 menjadi 566.000 BOPD pada 2023.

Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Wiko Migantoro, menjelaskan bahwa peningkatan produksi minyak ini didukung oleh produksi domestik sebesar 415 MBOPD dan produksi internasional sebesar 151 MBOPD. Meskipun produksi minyak domestik sedikit fluktuatif, turun dari 417 MBOPD menjadi 415 MBOPD, produksi di blok yang dikelola langsung oleh Pertamina naik dari 337 MBOPD menjadi 339 MBOPD. Pertamina juga berhasil mengurangi tingkat penurunan produksi minyak dari 19 persen menjadi 2 persen melalui program kerja yang produktif.

“Produksi gas domestik juga mengalami peningkatan sebesar 3 persen, dari 2.241 MMSCFD pada 2022 menjadi 2.388 MMSCFD pada 2023,” ujar Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, dikutip dari siaran pers Pertamina, Kamis (6/6/2024).

Wiko menyampaikan bahwa selama 2023, Pertamina telah melakukan pemboran sebanyak 799 sumur, meningkat 16 persen dibandingkan tahun 2022. Selain itu, Pertamina juga melakukan kerja ulang sebanyak 835 pekerjaan atau 31 persen lebih banyak dibanding tahun sebelumnya dan perawatan sumur sebanyak 32.589 pekerjaan atau 11 persen lebih tinggi dibanding 2022.

Baca Juga :   Kaspersky: Perlu Peningkatan Peran Pengajar dalam Sebarkan Ilmu Keamanan Siber di Asia Pasifik

“Saat ini, Pertamina berkontribusi sebesar 69 persen terhadap lifting nasional minyak dan 34 persen terhadap gas nasional,” jelas Wiko.

Ia menambahkan, kegiatan hulu migas Pertamina memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara baik secara nasional maupun daerah, dengan kontribusi sebesar USD3 miliar dari pajak dan USD4,2 miliar dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa Pertamina mengalokasikan investasi besar di sektor hulu migas untuk menjaga tingkat penurunan produksi dan sekaligus meningkatkan produksi migas.

Baca Juga :   Menparekraf Dorong Peserta Program Inkubasi Kuliner Borobudur Tingkatkan Kualitas dan Sasar Pasar Global

“Sekitar 60 persen dari belanja modal (Capex) Pertamina difokuskan pada sektor hulu migas untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional,” kata Fadjar.

Pertamina, sebagai pemimpin dalam transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya ini sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (saf/infopublik.id)