Scroll untuk baca artikel
Headline

Pakar AI Peringatkan 80% Pekerjaan Bisa Hilang, CEO dan Dokter Pun Terancam

3
×

Pakar AI Peringatkan 80% Pekerjaan Bisa Hilang, CEO dan Dokter Pun Terancam

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI Kecerdasan buatan

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kekhawatiran mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap dunia kerja kembali mencuat setelah pakar AI, Stuart Russell, menyampaikan peringatan keras.

Dalam sebuah episode podcast The Diary of a CEO, ia menegaskan bahwa AI kini mampu melakukan hampir semua hal yang dikategorikan sebagai pekerjaan, bahkan berpotensi menggantikan profesi yang dianggap paling aman.

Robot Bisa Jadi Ahli Bedah Lebih Cepat

Russell menjelaskan bahwa otomatisasi tidak lagi hanya menyasar pekerjaan dengan keterampilan menengah. Ia mencontohkan bahwa profesi spesialis seperti dokter bedah juga berisiko tinggi.

Baca Juga :   Dari Mimpi Ciptakan Lapangan Kerja, De’cuts Jadi Salon Pilihan Warga

“Jika seseorang ingin menjadi ahli bedah, robot hanya butuh tujuh detik untuk belajar menjadi lebih baik dari manusia,” ujarnya. Menurutnya, kemampuan AI yang terus berkembang membuat batas antara profesi manual dan profesi intelektual semakin kabur.

Bos Perusahaan Juga Terancam Digantikan

Selain tenaga operasional, Russell menilai bahwa posisi eksekutif pun tidak aman.

Ia menggambarkan skenario di mana dewan perusahaan mengganti CEO manusia dengan sistem berbasis AI demi kinerja lebih efisien.

Baca Juga :   Hadapi Puasa dan Lebaran, Bulog Pastikan Stok Beras Cukup

“Bayangkan dewan berkata, ‘Serahkan keputusan pada AI, atau kami ganti Anda. Kompetitor sudah pakai CEO berbasis AI dan mereka lebih unggul,’” katanya.

Ancaman Krisis Ketenagakerjaan Global

Russell memperingatkan bahwa dunia sedang menghadapi potensi pengangguran hingga 80%, sebuah skala krisis yang belum pernah terjadi.

Ia menilai bahwa pemerintah di seluruh dunia akan segera menghadapi tantangan serius akibat perubahan struktur pekerjaan yang dipicu oleh AI.

Kekhawatiran ini juga didukung oleh pernyataan tokoh teknologi lain.

Baca Juga :   Indonesia dan Prancis Teken Kerja Sama Bisnis di Bidang Maritim

Sundar Pichai menilai pekerjaan CEO sangat mungkin digantikan AI.

Andrew Yang dan Dario Amodei memprediksi puluhan juta pekerjaan di AS akan hilang atau berubah.

Sebaliknya, tokoh seperti Jensen Huang dan Yann LeCun menilai AI lebih berfungsi sebagai alat pendukung ketimbang pengganti tenaga manusia.

Elon Musk bahkan memprediksi masa depan di mana bekerja menjadi pilihan, bukan kewajiban.

Meski pandangannya berbeda-beda, Russell menyampaikan peringatan paling ekstrem: hanya sedikit pekerjaan yang akan benar-benar aman dari otomatisasi. (IndiaToday)