Scroll untuk baca artikel
Industri

Startup EdTech Vietnam Galaxy Education Kantongi Pendanaan Rp160 M, Fokus Kembangkan Kursus Bahasa

2
×

Startup EdTech Vietnam Galaxy Education Kantongi Pendanaan Rp160 M, Fokus Kembangkan Kursus Bahasa

Sebarkan artikel ini
Siswa SD di provinsi Thai Nguyen mengikuti kelas ESL bersama "native teacher" lewat model OMO (Online-Merge-Offline). (PRNewsfoto/GALAXY EDUCATION)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Startup teknologi pendidikan asal Vietnam, Galaxy Education (GE), berhasil mengamankan pendanaan sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp160 miliar (kurs Rp16.000) dari East Ventures dan sejumlah investor lainnya.

Pendanaan ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar di sektor EdTech Vietnam dalam kondisi pasar yang masih penuh ketidakpastian.

Investasi ini menjadi penanda penting bagi GE, yang sejak awal tahun telah menunjukkan kinerja keuangan positif.

Sepanjang kuartal I-2025, seluruh lini bisnis GE tercatat sudah mencetak laba, sementara segmen K-12 bahkan mencatatkan EBITDA positif sejak April 2024.

Dorong Akses Kursus Bahasa Inggris di Sekolah Negeri

GE menyatakan dana segar ini akan difokuskan untuk memperluas program kursus bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (ESL).

Baca Juga :   Rayakan Ulang Tahun ke-27, Super Indo Luncurkan Special Anniversary Merchandise 'Kalyana Series'

Program ini menargetkan siswa sekolah negeri, terutama di wilayah-wilayah kurang mampu yang kekurangan tenaga pengajar dan menghadapi kesenjangan prestasi belajar.

Inisiatif tersebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Vietnam yang tengah memperkuat kemampuan bahasa asing warganya sebagai bagian dari strategi daya saing tenaga kerja.

“Strategi kami berfokus pada kualitas dan efisiensi keuangan. Hasilnya, kami mampu tumbuh tanpa membakar dana investor,” kata Luong Cong Hieu, CEO Galaxy Group, induk dari GE.

Platform AI Jadi Tulang Punggung Operasional

Salah satu keunggulan GE terletak pada platform belajar ICAN yang dibekali teknologi kecerdasan buatan (AI).

Platform ini dikembangkan secara mandiri oleh tim internal dan memungkinkan personalisasi pengalaman belajar setiap siswa, sembari memberikan dukungan bagi guru dalam mengelola kelas.

Baca Juga :   5 Tren Logistik Tahun 2024, Menuju Rantai Pasokan yang Lebih Cerdas

Dengan teknologi ini, GE mampu menyediakan pendidikan berkualitas secara luas dan efisien biaya, tanpa mengorbankan aspek keterjangkauan bagi pelajar di berbagai latar belakang.

East Ventures menilai bahwa kombinasi faktor demografis, digitalisasi yang pesat, dan kebijakan pemerintah yang mendukung membuat sektor pendidikan Vietnam sangat potensial.

“Kami yakin GE memiliki tim dan strategi yang kuat untuk menjadi pemain utama di sektor EdTech Asia Tenggara,” ujar Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures.

Ekspansi Lewat Akuisisi Strategis

Didirikan pada 2020, GE telah memperluas portofolio melalui sejumlah akuisisi strategis.

Yang paling menonjol adalah HOCMAI, platform K-12 daring terbesar di Vietnam, dan FUNiX, universitas online pertama di negara tersebut yang kini menawarkan pelatihan keahlian digital dan ketenagakerjaan.

Baca Juga :   Hyundai Motor Manufacturing Indonesia Rayakan World Health Day 2025 dengan Seminar Edukasi HIV/AIDS

Saat ini, GE mengelola tiga merek utama: HOCMAI: pembelajaran daring untuk siswa SD hingga SMA;  ICAN: layanan pendidikan bahasa dan teknologi bagi pelajar muda dan  FUNiX: pendidikan kejuruan dan pelatihan skill digital secara daring

Model bisnis terintegrasi vertikal menjadi kunci kekuatan GE, yang mencakup riset pasar, desain kurikulum, pengembangan platform, pelatihan guru, hingga pengelolaan kelas.

Layani Jutaan Siswa dan Bukukan Laba di Tengah Tekanan Pasar

Hingga awal 2025, GE telah melayani lebih dari 8 juta siswa di Vietnam dan 34 negara. Pencapaian profitabilitas di tengah tekanan pasar menunjukkan kekuatan dan daya tahan model bisnis GE. Hal ini menjadikannya salah satu dari sedikit startup EdTech di Asia Tenggara yang berhasil bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.