Scroll untuk baca artikel
Teknologi

Tralalero Tralala, Chatbot AI, dan Sprunki: Tren Digital Anak-Anak Secara Online di Tahun 2025

4
×

Tralalero Tralala, Chatbot AI, dan Sprunki: Tren Digital Anak-Anak Secara Online di Tahun 2025

Sebarkan artikel ini
emperingati Hari Anak Internasional, Kaspersky merilis laporan tahunannya tentang minat digital anak-anak. Analisis dari Mei 2024 hingga April 2025 ini menyoroti ketertarikan yang kian besar terhadap chatbot berbasis AI, meme Italia yang membingungkan seperti “tralalero tralala”, dan gim ritme interaktif bernama Sprunki

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Memperingati Hari Anak Internasional, Kaspersky merilis laporan tahunannya tentang minat digital anak-anak.

Analisis dari Mei 2024 hingga April 2025 ini menyoroti ketertarikan yang kian besar terhadap chatbot berbasis AI, meme Italia yang membingungkan seperti “tralalero tralala”, dan gim ritme interaktif bernama Sprunki.

YouTube tetap menjadi aplikasi paling populer di kalangan anak-anak secara global, sementara WhatsApp menyalip TikTok untuk posisi kedua.

Anak-anak usia 8–10 tahun kini menghabiskan rata-rata enam jam sehari di depan layar, sedangkan usia 11–14 mencapai sembilan jam.

Dengan aktivitas daring yang mendominasi, penting bagi orang tua untuk memahami minat digital anak: mulai dari konten yang dicari, platform yang digunakan, hingga tren yang membentuk perilaku mereka.

Baca Juga :   EDGNEX Data Centres by DAMAC Umumkan Investasi Data Center 15 MW di Indonesia

Dalam laporan ini, Kaspersky mencatat lonjakan tajam ketertarikan pada AI. Character.AI kini masuk daftar 20 aplikasi terpopuler, dan lebih dari 7,5% kueri penelusuran terkait chatbot AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Character.AI—naik dari 3,19% di periode sebelumnya.

Namun, interaksi dengan bot tidak selalu aman. Beberapa chatbot buatan pengguna bisa menyampaikan konten emosional, menyesatkan, atau tidak sesuai.

Karena itu, penting bagi orang tua untuk berdialog dengan anak tentang penggunaan AI dan menggunakan aplikasi pengasuhan digital untuk perlindungan ekstra.

Di sisi lain, meme absurd ala “brainrot” tetap merajalela. Salah satu frasa viral adalah “tralalero tralala” dari Italia dan lagu “tung tung tung sahur” yang beredar luas melalui video pendek.

Baca Juga :   Nawakara Bagikan Tips Lakukan Penilaian Keamanan Digital dan Finansial bagi Perempuan

Sprunki juga menjadi fenomena baru.

Gim ritme ini menuntut pemain mengikuti ketukan cepat, dengan tampilan cerah dan gameplay adiktif. Sprunki masuk lima besar topik gim yang paling banyak dicari di YouTube, sejajar dengan Brawl Stars dan Roblox.

Secara keseluruhan, hampir 18% kueri anak-anak terkait dengan video streaming. YouTube naik dari 28,13% ke 29,77%, disusul WhatsApp (14,72%) dan TikTok (12,76%). Sementara Snapchat dan Facebook terus menurun popularitasnya.

Platform seperti Netflix, Twitch, dan Disney+ tetap kuat, dan portal gim Poki makin digemari karena menawarkan ratusan gim berbasis peramban secara gratis.

Baca Juga :   Kaspersky Identifikasi Perluasan Serangan APT Sidewinder dengan Alat Spionase Baru  

Di Indonesia, topik seputar perangkat lunak, audio, dan video mendominasi dengan 64,72%.

YouTube masih menjadi aplikasi terpopuler di kalangan anak-anak Indonesia (28,02%), disusul WhatsApp (22,15%) dan TikTok (16,01%).

“Tren tahun ini menunjukkan betapa cepatnya budaya digital anak berkembang—hari ini mereka mengobrol dengan bot AI, besok menyenandungkan lagu meme Italia.

Memahami minat anak membuka peluang dialog bermakna, membangun kebiasaan digital yang aman,” ujar Anna Larkina, pakar privasi di Kaspersky.

Data laporan ini berasal dari pengguna Kaspersky Safe Kids secara anonim antara Mei 2024 dan April 2025. Laporan lengkap tersedia di KDaily.