Scroll untuk baca artikel
Lifestyle

Rayakan Hari Jadi ke 22, D,MASIV Ukir Sejarah Baru Abadikan Nama di Halte TransJakarta Petukangan

17
×

Rayakan Hari Jadi ke 22, D,MASIV Ukir Sejarah Baru Abadikan Nama di Halte TransJakarta Petukangan

Sebarkan artikel ini

JAKARTA- Grup musik D’MASIV merayakan perjalanan karir bermusik dengan hal tak biasa bahkan mereka mencetak sejarah baru di dunia musik Indonesia pada Senin (3/3/2025), ketika nama band D’MASIV resmi diabadikan di Halte TransJakarta Petukangan, Jakarta Selatan.

Halte yang sebelumnya bernama Petukangan Utara ini kini mengusung nama Halte Petukangan D’MASIV sebagai bentuk penghormatan atas perjalanan panjang band yang telah mewarnai industri musik selama lebih dari dua dekade yang terasa spesial karena bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke 22 band ini.

Vokalis Rian Ekky Pradipta tak dapat menyembunyikan rasa haru dan bangganya karena mendapatkan hadiah istimewa baginya dan personel D’MASIV lain. Bahkan luar biasa, TransJakarta memberikan kepercayaan kepada D’Masiv untuk halte.

“Bisa dibilang ini mimpi yang menjadi kenyataan. D’MASIV lahir dan tumbuh di Jalan Ciledug Raya. Kami berjuang bukan dari nol, tapi dari minus, di jalan yang kini justru mengabadikan nama kami dan ini mungkin ini adalah pertama kalinya sebuah band memiliki hak penamaan untuk halte transportasi umum
” ujar Rian Ekky Pradipta dengan penuh emosional disela sela berjalan dari halte Petukangan D’MASIV menuju hotel Horison Ciledug.

Bagi Rian dan personil D’MASIV lain, kawasan Ciledug memiliki makna mendalam dalam perjalanan karier mereka. Sebelum sukses seperti sekarang, mereka pernah berjuang dari nol di daerah ini.

Baca Juga :   ATARU Hadirkan Keceriaan Melalui Konsep Toko Lebih Modern dan Trendi di Living World Kota Wisata

“Jalan Ciledug Raya ini begitu menyimpan banyak kenangan bagi kami. Tempat latihan kami ada di sekitar sini, di beberapa studio musik yang tersebar di kawasan Petukangan,” kenang Rian.

Sebagai warga lokal (warlok) asli Ciledug, Rian dan para personel lainnya merasa bangga bisa membawa nama daerah ini dalam kiprah mereka di industri musik. Dia juga berharap bahwa proyek ini bisa menjadi motivasi bagi talenta muda yang masih berusaha meraih impian mereka.

Sementara itu, sebagai bentuk apresiasi lebih lanjut, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) turut mengangkat D’MASIV sebagai Duta TransJakarta. Keputusan ini diambil karena kesamaan visi antara D’MASIV dan TransJakarta dalam mengedepankan nilai-nilai inspiratif serta kepedulian sosial.

Alhasil, melalui mekanisme Naming Right. Hak penamaan atau naming rights adalah hak untuk menamai suatu fasilitas, objek, atau acara dengan nama perusahaan atau merek tertentu. Hak penamaan umumnya berlaku untuk jangka waktu tertentu.

“D’MASIV tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi. Mereka memiliki kepedulian tinggi terhadap isu sosial dan lingkungan, yang sejalan dengan misi kami,” kata Direktur Utama PT TransJakarta, Welfizon Yuza.

Adapun tujuan dari naming rights sendiri yaitu meningkatkan eksposur merek dan membangun citra perusahaan, menjalin kerja sama jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan besar, mendapatkan pemasukan tambahan, dan mengoptimalisasi aset yang dimiliki.

Baca Juga :   Tahun Ular Kayu 2025, Allianz Indonesia Beri Tips Hadapi Tantangan Keuangan bagi Shio yang Ciong

Dia menjelaskan bahwa berkolaborasi dengan musisi atau publik figure , sekaligus kerjasama public transport dengan musisi adalah sebuah keniscayaan bagi Trans Jakarta. Baginya, Trans Jakarta dengan D’Masiv mempunyai kesamaan misi, yaitu samasama berkontribusi bagi masyarakat, dalam menciptakan tranportasi publik yang berkelanjutan.

“Kita inginmemposisikan Trans Jakarta sebagai platform yang berkolaborasi dengan semua pihak. Goal-nya menjadikan public transport sebagai gaya hidup,” katanya seusai meresmikan kerjasama antara Trans Jakarta dengan D’Masiv.

Tak sekadar menghadiri acara peresmian, para personel D’MASIV merayakan momen 22 tahun berkarier ini dengan cara unik. Mereka melakukan napak tilas jaman diawal merintis karir tampil secara spontan dengan ngamen di Halte CSW, sebelum akhirnya menaiki TransJakarta menuju Halte Petukangan
Personil D’MASIV tampil dengan alat musik masing-masing gitar dan cajon, sembari menghibur penumpang dengan lagu-lagu andalan mereka dan berbagi takjil dengan penumpang yang sedang menunggu bus.

“Hari ini D’Masiv berusia 22 tahun. Tidak mudah menjadi grup band, biasanya dua tiga album, bubar, vokalisnya jadi pejabat. Menjadi musisi juga bisa menjadi pegangan di masa depan. Terimakasih kepada orang tua saya yang percaya dengan saya. Juga istri saya. Padahal waktu mengawali karir, cari pacar saja susah,” imbuh dia.

Baca Juga :   Max Rilis Single Stupind In Love

Rian menambahkan, dulu dia dan adiknya Kiki tinggal di Gang Kamboja di Taman Asri,Ciledug. Kita dulu band yang rajin ikut kompetisi Band Competition biasanya juara 1 minimal dapat hadiah 3 juta, waktu itu. Sisanya kita latihan di rumah, dan ngamen. “Semoga dengan adanya Petukangan D’Masiv makin banyak yang naik Trans Jakarta, dan tidak mudah menyerah,” pungkasnya.

TransJakarta berharap kolaborasi ini dapat semakin mendekatkan layanan transportasi publik kepada masyarakat, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai transportasi umum.

Peresmian halte ini menjadi bukti bahwa musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga memiliki kekuatan untuk membawa perubahan sosial yang positif. Kini, dengan nama D’MASIV yang tersemat di halte TransJakarta, semangat perjuangan mereka akan terus menginspirasi setiap orang yang melintasinya setiap hari.

Sayang Welfison Yusa enggan menjelaskan berapa banyak D’Masiv harus mengeluarkan rupiah untuk mencantumkan namnya di Halte Trans Jakarta Petukangan D’Masiv dan dalam waktu berapa lama. “Itu bagian dari perjanjian internal kami dan tak bisa kami sampaikan disini,” katanya.

“Kami ada perjanjian (naming right) ini selama 2 tahun dengan pihak TransJakarta dan berharap bisa diperpanjang untuk biaya banyak lah pokoknya,”kata Rian sedikit membocorkan mengenai perjanjian ini.