BISNISASIA.CO.ID, BANDUNG – Agate International (“Agate”), perusahaan pengembang game terkemuka di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, dengan bangga mengumumkan peran aktifnya dalam penyusunan Pedoman Ruang Ramah Perempuan dalam Industri Game Indonesia. Pedoman ini menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah perempuan di perusahaan game Indonesia. Proses penyusunan pedoman ini dipimpin oleh Indonesian Women in Game (IWIG) dengan dukungan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), serta pelaku industri game lainnya.
CEO dan Co-Founder Agate, Shieny Aprilia, menyatakan, “Agate sangat mendukung inisiatif IWIG dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah perempuan. Kami percaya bahwa keberagaman dalam tim adalah kunci untuk menghasilkan karya yang inovatif dan bermakna. Pedoman ini akan menjadi bagian penting dalam sejarah industri game Indonesia, mendorong kesetaraan dan inklusi di industri ini.”
“Sebagai bagian dari tim penyusun pedoman ini, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap perempuan yang bekerja di industri game memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Kami berharap pedoman ini dapat menjadi panduan yang jelas untuk menciptakan ruang kerja yang aman dan mendukung bagi semua,” tambah Team Lead Agate Academy, Restya Winda Astari.
Menurut survei terbaru dari International Game Developers Association (IGDA) dan Geena Davis Institute of Gender in Media, perempuan hanya mengisi sekitar 30% dari posisi pengembang game secara global. Kesenjangan ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat inisiatif keberagaman dalam industri ini. Perempuan hampir mencakup separuh dari pemain game di pasar global, dengan persentase mencapai 46% di Amerika, 47% di Eropa, 48% di Australia, dan 37% di Asia. Meskipun ada peningkatan, kesenjangan gender tetap ada dalam industri game. Di Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa 80% responden yang disurvei, yaitu studio game di Indonesia, mengatakan memiliki karyawan perempuan, sementara 20% sisanya tidak memiliki representasi perempuan. Berdasarkan data tersebut, IWIG berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan melalui penyusunan pedoman ini.
Ketua Indonesian Women in Game (IWIG), Riris Marpaung, menyampaikan, “Penyusunan pedoman ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan industri game yang lebih inklusif dan ramah perempuan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk Komnas Perempuan, IBCWE, Agate, dan studio game lainnya yang telah memberikan dukungan dan perhatian dalam proses pembuatan pedoman ini.”
Terdapat 10 poin utama dalam pedoman ini diantaranya yaitu:
- Kebijakan Keberagaman dan Inklusi
- Praktik Perekrutan dan Penerimaan Karyawan
- Orientasi dan Integrasi
- Pengembangan Profesional
- Waktu Bekerja dan Akomodasi di Tempat Kerja
- Promosi dan Peningkatan Karier
- Hak Perlindungan, Kesehatan, dan Kesejahteraan
- Budaya dan Lingkungan Tempat Kerja
- Pencegahan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
- Pemantauan dan Pelaporan
Project Officer dari IBCWE, Esther Yobelita, menyatakan, “Kolaborasi antara IWIG, Agate, dan IBCWE dalam menyusun pedoman ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk menciptakan industri yang lebih inklusif dan adil. Kami berharap pedoman ini dapat menjadi contoh bagi industri lainnya dalam menerapkan praktik-praktik yang mendukung kesetaraan gender.”
Agate mengundang seluruh pemangku kepentingan, termasuk perusahaan game, komunitas, dan lembaga terkait, untuk bersama-sama berkomitmen dalam mewujudkan lingkungan kerja yang lebih inklusif bagi perempuan dalam industri game. (saf)