Scroll untuk baca artikel
Finansial

Komitmen Keberlanjutan Bank DBS Indonesia, Mengatasi Isu Limbah dan Ketahanan Pangan

44
×

Komitmen Keberlanjutan Bank DBS Indonesia, Mengatasi Isu Limbah dan Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini
(Ki-ka) Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika, Co-Founder & CFO MYCL Annisa Wibi, dan VP Internal Communications PT Bank DBS Indonesia Riany Agustina berdiskusi tentang kerja sama yang dijalin Bank DBS Indonesia dengan MYCL serta proses pengolahan jamur menjadi material fashion dan bangunan dalam kunjungan ke fasilitas produksi MYCL di Bandung, Rabu (24/7).

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam rangka memperingati HUT ke-35, Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye ‘Trust Your Spark’ yang bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan setiap individu agar dapat mengejar mimpi dan mencapai aspirasinya dengan penuh percaya diri. Bank DBS Indonesia tidak hanya melayani nasabah, tetapi juga mendukung perusahaan seperti MYCL dan eFishery yang fokus pada keberlanjutan, membantu mereka menghidupkan ‘spark’ mereka untuk berkontribusi dan mengubah dunia. Komitmen ini didasari oleh tiga pilar keberlanjutan Bank DBS Indonesia: Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking.

Dengan mengintegrasikan strategi bisnis dengan misi sosial dan lingkungan, wirausaha sosial memainkan peran penting dalam menangani Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UN SDGs), termasuk memerangi kemiskinan dan kelaparan dengan menciptakan pekerjaan, mendukung ekonomi lokal, serta meningkatkan distribusi makanan dan ketahanan pangan. Melalui inovasi dan dukungan terhadap ekonomi lokal, khususnya sektor informal, wirausaha sosial membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan yang layak. Mereka juga terlibat dalam konservasi laut, perlindungan keanekaragaman hayati, dan aksi melestarikan iklim.

MYCL, wirausaha sosial yang menerima dana hibah dari program DBS Foundation Social Enterprise (SE) Grant pada 2016 dan 2018, memiliki misi untuk mengurangi limbah pertanian dan menjaga kelestarian ekosistem. MYCL berhasil mengolah 500.000 kg limbah pertanian per tahun sebagai bahan baku, mengurangi limbah akhir sebesar 73.974 kg per tahun, dan mengurangi emisi karbon sebesar 64.184,88 tCO2-e. MYCL telah mengembangkan produk ramah lingkungan berbasis jamur untuk fashion dan bangunan, yaitu Biobo dan Mylea™.

Baca Juga :   Bank DBS Indonesia Dukung Akselerasi Pertumbuhan Sektor Otomotif di Indonesia

“Pendanaan ini memungkinkan kami meningkatkan kapasitas produksi dari 100 sqft per tahun menjadi 10.000 sqft per tahun. Kami juga memperluas jangkauan ke pasar global di 48 negara dan menampilkan karya kami di Paris Fashion Week 2024 dalam kolaborasi dengan Doublet, sebuah merk pakaian asal Jepang. Semua ini kami lakukan dengan ‘spark’ untuk mengurangi limbah pertanian, mengurangi emisi karbon, serta menghemat penggunaan air demi kelestarian ekosistem,” ujar Adi Reza Nugroho, Founder & CEO MYCL.

Bank DBS Indonesia berusaha memberikan dampak positif melampaui layanan perbankan melalui berbagai inisiatif, seperti program pemberian dana hibah bagi wirausaha sosial atau DBS Foundation Grant, yang memungkinkan MYCL menjawab berbagai tantangan sosial dan lingkungan dengan menggunakan ‘spark’ atau ‘panggilan’ untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, mengatakan, “Dengan berpegang teguh pada visi dan ‘spark’-nya, MYCL telah mencapai kemajuan luar biasa. Kami percaya bahwa kolaborasi dengan wirausaha sosial dapat berdampak positif dan mempercepat pencapaian masa depan yang lebih berkelanjutan. Di sinilah peran dan ‘spark’ Bank DBS Indonesia, untuk memfasilitasi dan memudahkan bisnis yang berkelanjutan, yang juga sejalan dengan visi kami untuk menjadi ‘Best Bank for a Better World’.”

Baca Juga :   Bank DBS Indonesia Catat Laba Bersih Rp1,69 Triliun, ROE Capai 15,94%

Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation kembali membuka pendaftaran bagi wirausaha sosial dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk mendaftarkan bisnisnya ke DBS Foundation Grant mulai 15 Juli hingga 15 Agustus 2024. Mulai 2024, dana hibah akan diberikan untuk wirausaha sosial dan UKM yang menghadirkan solusi inovatif untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan membawa perubahan bagi masyarakat yang rentan di Asia. Wirausaha sosial dan UKM terpilih akan mendapatkan dana hibah hingga SGD 250.000. Pemberian dana hibah ini merupakan bagian dari pilar ketiga, yaitu Impact Beyond Banking.

Selain pemberian dana hibah, Bank DBS Indonesia juga mengintegrasikan wirausaha sosial ke dalam ekosistem bank melalui implementasi pengadaan barang yang bertanggung jawab atau Sustainable Procurement sebagai bagian dari pilar kedua, yaitu Responsible Business Practice.

Pendanaan Berkelanjutan Berbasis ESG

Sebagai wujud dari pilar keberlanjutan pertama, Responsible Banking, Bank DBS Indonesia secara aktif mendukung proyek berbasis Environment, Social, and Governance (ESG). Salah satunya adalah dengan memberikan pendanaan jangka pendek (loan) senilai Rp500 miliar kepada eFishery, startup aquatech pertama di Indonesia, pada Oktober 2022. Dana ini digunakan eFishery untuk memperluas bisnisnya, meningkatkan penjualan hasil panen hingga dua kali lipat, serta memperluas kehadirannya di 280 kota/kabupaten di Indonesia. Selain itu, eFishery juga telah mengekspor udang dan ikan nila ke Amerika Serikat.

Baca Juga :   Raih Dana Hibah hingga SGD 250.000, DBS Foundation Cari Bisnis Inovatif dan Berdampak

Chrisna Aditya, Chief Product Officer eFishery, menyatakan bahwa ‘spark’ mendorong eFishery untuk mengatasi masalah pangan serta mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui ekonomi digital yang inklusif. “Kami berhasil mengubah model bisnis konvensional menjadi lebih efisien dan modern dengan bantuan Bank DBS Indonesia. Penjualan hasil panen eFishery meningkat sejak penyaluran dana pinjaman pada tahun 2022. Ke depannya, kami akan terus membangun industri akuakultur lokal bersama dengan pembudidaya ikan, petambak udang, dan pemangku kepentingan lainnya. Kami juga akan melakukan penetrasi pasar ke luar negeri, termasuk beberapa negara di Amerika Serikat, Asia, dan Timur Tengah.”

Dengan semakin meningkatnya kesadaran untuk memerangi pemanasan global dan mencapai Net Zero 2060, semakin banyak perusahaan yang bertransisi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan. Sebagai ‘Trusted Advisor for Transition Financing’, Bank DBS Indonesia memberikan pendampingan kepada nasabah sejak awal tentang bagaimana mendekarbonisasi operasional bisnis mereka melalui berbagai solusi keuangan dan bertindak sebagai mediator. Pada tahun 2023, Bank DBS Indonesia telah menyalurkan total Rp6,1T untuk berbagai proyek berbasis ESG, termasuk sektor energi, real estate, dan otomotif. (saf)