BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), menegaskan kebutuhan akan Perum Bulog dalam menyerap sebanyak mungkin produksi dalam negeri selama periode panen raya.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) di Sragen, Jawa Tengah pada Senin (29/4/2024).
“Dalam kapasitasnya sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan distribusi stok beras untuk menjaga stabilitas pangan, Bulog harus segera bertindak untuk menyerap produksi dengan memanfaatkan momen panen raya saat ini,” ujar Arief, Selasa (30/4/2024).
Untuk mempercepat proses ini, Arief mengajak Bulog untuk bekerja sama erat dengan penggilingan padi guna memastikan pasokan Gabah Kering Giling (GKG) yang memadai. Bulog juga diharapkan dapat bekerjasama dengan Gapoktan serta melakukan pengambilan langsung dari petani.
Kepala Bapanas menjelaskan bahwa dengan adanya infrastruktur pengolahan beras seperti SPP yang dimiliki Bulog, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dengan optimal.
Arief menambahkan bahwa panen raya semester pertama hampir mencapai total produksi nasional dan perlu dijaga dengan baik.
“Momentum panen raya perlu dijaga karena panen raya di semester pertama ini berkontribusi hingga 70 persen dari total produksi nasional, terutama di sentra-sentra padi seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” tambahnya.
Selain itu, Arief berharap dengan memanfaatkan Cadangan Beras Pemerintah yang telah terpenuhi setelah panen, dapat mengurangi impor beras di masa mendatang.
“Kita berharap pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah menggunakan produksi dalam negeri dapat meminimalisir impor sebagaimana diinginkan oleh Presiden Jokowi,” ungkap Arief.
SPP Bulog Sragen merupakan salah satu dari tujuh SPP yang dimiliki Bulog yang tersebar di daerah-daerah sentra produksi. SPP Bulog Sragen dilengkapi dengan mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari, Rice Milling Unit (RMU) berkapasitas 6 ton per jam, dan 3 unit silo dengan kapasitas simpan 2.000 ton.
Menurut Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), neraca produksi – konsumsi beras pada bulan April dan Mei 2024 masih mengalami surplus masing-masing sebesar 2,96 juta ton dan 0,62 juta ton. Namun, diperkirakan akan mengalami defisit sebesar 0,45 juta ton pada Juni 2024.
Saat ini, stok CBP Bulog mencapai 1,5 juta ton yang digunakan untuk berbagai program intervensi stabilisasi pangan, termasuk operasi pasar dan penyaluran bantuan pangan beras yang menyasar 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. (saf/infopublik.id)