BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa penggunaan Kereta Otonom atau Autonomous Rail Transit (ART), yang merupakan kereta tanpa rel di Ibukota Nusantara (IKN), adalah sebuah lompatan penting menuju teknologi transportasi masa depan.
“Penggunaan ART di IKN merupakan langkah maju dalam teknologi transportasi masa depan, dengan adopsi kereta tanpa rel. Saya melihat proses pembangunannya berjalan sesuai rencana,” ujar Menhub, Jumat (1/3/2024).
Menhub menjelaskan lebih lanjut bahwa kereta ART dioperasikan menggunakan baterai yang digantikan oleh marka jalan dan magnet. Rencananya, kereta ini akan beroperasi di kawasan Sumbu Kebangsaan Timur dan Sumbu Kebangsaan Barat, dengan pembangunan rute dilakukan dalam dua tahap.
“Satu set kereta ART terdiri dari dua gerbong, mampu menampung total 324 penumpang. Kecepatan operasionalnya adalah 40 km/jam dengan maksimal 70 km/jam,” tambah Menhub.
Mengenai rute, Menhub menjelaskan bahwa panjang jalur ART pada tahap pertama sekitar 1,2 km, sedangkan pada tahap kedua sekitar 5,2 km. Saat beroperasi, jalur dan halte ART akan berbagi dengan Bus Rapid Transit (BRT).
Sebagai informasi, berdasarkan sumber resmi China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), Kereta Otonom pertama kali dikembangkan oleh CRRC pada tahun 2017. Moda transportasi ini pertama kali diperkenalkan di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, pada Oktober 2017, dan mulai beroperasi pada tahun 2018.
Setiap rangkaian kereta otonom terdiri dari tiga kereta dengan kapasitas hingga 300 orang. Ada juga rangkaian dengan lima gerbong yang dapat menampung hingga 500 penumpang.
Kereta Otonom beroperasi di jalan raya layaknya kendaraan motor lainnya, mengikuti lintasan virtual yang telah ditentukan sebelumnya dalam sistem.
Kereta ini memiliki kecepatan maksimum hingga 70 km/jam. Dilengkapi dengan sensor dan radar di seluruh sudutnya, kereta ini dapat beroperasi tanpa pengemudi. Sensor-sensor tersebut berfungsi untuk mengenali lintasan virtual dan memantau kondisi jalan.
Kereta Otonom juga dilengkapi dengan sistem persinyalan yang dirancang untuk memberikan prioritas kepada kereta di jalan raya. Sebelum mencapai lampu lalu lintas, kereta akan memberikan instruksi 100 meter sebelumnya untuk mengatur lalu lintas dan memastikan kereta dapat melintas tanpa hambatan.
Moda transportasi ini menggunakan tenaga listrik yang disimpan dalam baterai. Setiap stasiun kereta otonom dilengkapi dengan fasilitas pengisian daya cepat (fast charging). Dengan pengisian selama 10 menit, kereta otonom buatan CRRC dapat menempuh jarak hingga 25 km.(saf/infopublik.id)