Scroll untuk baca artikel
Finansial

DBS Asian Insights Conference: Pasca Pemilu, Apa Strategi Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Mewujudkan Indonesia Emas 2045

26
×

DBS Asian Insights Conference: Pasca Pemilu, Apa Strategi Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Sebarkan artikel ini
(Ki-ka) Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig dan Senior Advisor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Raden Pardede dalam sesi diskusi bertajuk “2024 Economic Outlook: Navigating the Golden Opportunity” dalam DBS Asian Insights Conference di Jakarta, Selasa (21/05/2024).

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Bank DBS Indonesia tahun ini kembali menggelar DBS Asian Insights Conference 2024 dengan tema “Election to Action: Crafting A Sustainable Future Towards Golden Indonesia 2045 and ESG Excellence”. Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara, Senior Advisor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, serta Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig, yang memberikan wawasan strategis tentang masa depan ekonomi Indonesia setelah Pemilihan Umum (Pemilu). Konferensi ini juga menyoroti langkah-langkah menuju keberlanjutan dalam aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menyatakan, “Taksonomi hijau Indonesia telah menetapkan standar baru dalam penerapan nilai ESG. Sebagai bank pertama di Singapura yang bergabung dalam Net Zero Banking Alliance, DBS Bank Ltd (Bank DBS) dan Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk mendukung nasabah korporasi dengan solusi keuangan berkelanjutan yang berfokus pada energi terbarukan dan infrastruktur. Ini merupakan bagian dari kesiapan kami dalam menyongsong transisi energi pada 2050. Kami pun mendukung visi ‘Indonesia Emas 2045’ untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, serta meningkatkan kemakmuran regional.”

Setelah pemilu, investasi di Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut. Pemerintah juga berhasil menjaga tingkat inflasi tetap rendah melalui berbagai kebijakan yang diterapkan.

Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara menguraikan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan ekonomi, “Tahun lalu, kita menyelesaikan defisit fiskal sebesar 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menunjukkan posisi yang kuat dan diakui oleh komunitas internasional bahwa Indonesia tidak terlalu terpapar kenaikan suku bunga karena pembiayaan kita berasal dari pasar domestik. Beberapa negara masih berjuang mengelola utang mereka sambil tetap tumbuh. Saya percaya dengan ketahanan ekonomi Indonesia, kita dapat mengurangi defisit fiskal dari 1,6 persen menjadi 1,2 persen dari PDB tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.”

Dalam jangka panjang, Indonesia bercita-cita menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan salah satu dari lima besar ekonomi dunia pada 2045. Untuk mencapai hal ini, diperlukan strategi hilirisasi industri serta penerapan praktik ESG terbaik.

Baca Juga :   Bitcoin Mencapai 64.000 Dolar AS Pertama Kalinya Sejak November 2021

“Misi BUMN adalah menjadi pelopor dalam ekonomi hijau, pemimpin dalam inklusi sosial, inovator dalam teknologi digital, dan pengembang infrastruktur energi kelas dunia. Kami berkomitmen membangun masa depan yang sejahtera bagi rakyat Indonesia dan bekerja sama dengan seluruh investor,” ujar Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia Kartika Wirjoatmodjo.

Menghadapi ketidakpastian global, Indonesia tetap optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Hilirisasi industri dan peningkatan ekspor non-migas memberikan harapan positif untuk mencapai target pertumbuhan 5 persen. Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig menambahkan, “Ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global patut diapresiasi. Pertumbuhan yang stabil memberi ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mengelola stabilitas harga dan rupiah. Setelah kenaikan suku bunga pada April, meskipun ada kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, beberapa langkah dapat diambil, seperti intervensi yang disterilkan, pembelian obligasi, menarik arus masuk melalui surat utang berjangka waktu kurang dari setahun, dan meminta BUMN untuk mengoptimalkan atau menghentikan pembelian dolar dalam jumlah besar.”

Indonesia juga baru saja melewati pemilu. Analis memperkirakan program andalan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, seperti penyediaan makanan dan susu gratis, akan memerlukan biaya sekitar Rp450 triliun per tahun, atau sekitar 13 persen dari total pengeluaran pemerintah. Proyek Ibu Kota Negara (IKN) dan peningkatan anggaran pertahanan juga akan menyedot dana besar. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 menargetkan rasio utang terhadap PDB antara 39,77-40,14 persen, lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 38,26 persen.

Baca Juga :   Indeks Kelaparan Indonesia Tertinggi Kedua di Asia Tenggara, Bank DBS Indonesia Dukung Ketahanan Pangan

Hal ini memerlukan perencanaan matang dari pemerintah, terutama oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih. “Downstreaming akan diteruskan oleh Prabowo. Dia juga peduli pada sektor pertanian dan ketahanan pangan,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

DBS Asian Insights Conference adalah konferensi tahunan yang menyatukan pemimpin dengan pemikiran global untuk membahas peluang dan tantangan di Indonesia. Konferensi ini diharapkan dapat mengubah kekhawatiran menjadi aksi serta keputusan strategis terkait arah bisnis di masa depan.

Pada 2024, DBS Asian Insights Conference juga memiliki sesi khusus mengenai praktik bisnis hijau dengan tema “Sustainable Downstream Processing: Balancing Economic Growth with Environmental Integrity”. Sesi ini dihadiri oleh Ketua Kadin Energy Transition Task Force Anthony Utomo dan Executive Vice President Commercial Product Development PT PLN (Persero) Ririn Rachmawardini. (saf)