Scroll untuk baca artikel
Headline

Ajaib Kripto: Bitcoin Koreksi Setelah Cetak ATH, Waktunya Buy The Dip!

88
×

Ajaib Kripto: Bitcoin Koreksi Setelah Cetak ATH, Waktunya Buy The Dip!

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi bitcoin (Unsplash/ Ash_Ismail)

BINISASIA.CO.ID, JAKARTA – Minggu lalu  menjadi perjalanan rollercoaster bagi investor Aset Kripto, karena Bitcoin (BTC) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $73,000 pada Kamis (14/3), namun aksi profit-taking membawa Bitcoin turun hingga mencapai  $64.600  pada hari Minggu (17/3).

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan, “Selasa (19/3) pagi pukul 08:00 WIB Bitcoin (BTC) bertengger di $67.010 setelah mengalami rejection di area resistance $69.000 pada perdagangan Senin (18/3). Saat ini, BTC menunjukkan indikasi penurunan di bawah MA-20 dan potensi untuk melemah menuju sekitar area support di $64.000 – $64.500. Sementara, area support selanjutnya berada di angka $60.000.”

Lebih lanjut Panji menjelaskan, “Setelah mencapai puncaknya pekan lalu, Bitcoin mengalami koreksi wajar dan momentum bullish pasti akan berlanjut setelah koreksi ini berakhir. Meski demikian, pentingnya untuk tetap mengikuti pergerakan pasar mengingat pasar Aset Kripto bergerak dinamis selama 24 jam setiap hari. Strategi yang dapat dipertimbangan saat ini adalah untuk ‘buy the dip’ Bitcoin (BTC) di area support guna untuk mendapatkan harga rata rata kepemilikan BTC yang rendah dan potensi memiliki jumlah Bitcoin lebih banyak, guna mempersiapkan potensi reli yang  akan berlanjut hingga tahun 2025 nanti.”

Baca Juga :   ASPAKRINDO dan AFTECH Bersinergi Perkuat Industri Aset Kripto Indonesia

Sementara, reli Ethereum (ETH) terhenti hingga harga ETH kembali turun di bawah $4.000 setelah berhasil mengimplementasikan peningkatan Dencun di jaringan utama (mainnet) pada Rabu (13/3). Ethereum (ETH) mengalami penurunan 4,00% menjadi $3.454 dalam 24 jam terakhir. Adapun, total kapitalisasi pasar Aset Kripto berada di level $2,437 Triliun melemah sebesar 0,74% dalam 24 jam terakhir.

Sementara disisi lain, sejak pekan lalu  Solana (SOL) terus memperlihatkan performa luar biasa dengan meraih harga $210 pada perdagangan Senin (19/3) sebelum akhirnya ikut melemah pada perdagangan hari ini, bertengger di $191,80 turun 5,44% dalam 24 jam terakhir, namun terhitung masih naik  sebesar 29,50% dalam periode 7 hari terakhir.

Performa positif Solana  didukung dari melonjaknya perdagangan di decentralized exchange (DEX) Solana yang mencapai volume US$2,9 miliar, melampaui Ethereum  akibat dari naiknya perdagangan memecoin seperti “Book of Meme (BOME)” dan “SNAP”. Prestasi ini menegaskan Solana sebagai platform blockchain yang banyak digunakan  dengan pengaruh yang semakin besar di pasar kripto serta telah pulih dari keterpurukan pada 2022.

Baca Juga :   Presiden Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Koperasi di Sumut

Konferensi Nvidia GPU technology conference (GTC) 2024 yang akan berlangsung dari 18 hingga 21 Maret akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui pengumuman terkait AI yang juga berpotensi akan berdampak ke kripto berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) .

Kompleksitas proses hukum antara Ripple dan SEC berlanjut setelah batas waktu baru telah ditetapkan. Gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa  (SEC) terhadap Ripple memiliki tenggat waktu utama pada 22 Maret, ketika SEC akan mempresentasikan laporan singkat terkait perbaikannya.

Gugatan ini memiliki arti penting bagi komunitas XRP dan kemajuan gugatan tersebut kemungkinan besar akan memengaruhi ke mana arah altcoin selanjutnya dalam beberapa minggu mendatang. Selanjutnya,  laporan  Ripple akan jatuh tempo pada 22 April, dan laporan balasan SEC pada 6 Mei. Adapun, Ripple juga akan menyelenggarakan Konferensi XRP Gold Coast, yang akan diadakan pada 22 hingga 24 Maret.

Pergerakan BTC berpotensi berfluktuasi seiring dengan adanya keputusan hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 19-20 Maret 2024.

Baca Juga :   Ajaib Kripto: BTC Melesat ke US$50.000, Pertama Kali Sejak Desember 2021

Data indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (IHP) Amerika Serikat pekan yang lebih tinggi dari perkiraan pasar pada minggu lalu menyebabkan ketidakpastian untuk mencari petunjuk apapun mengenai prospek penurunan suku bunga bank sentral, ketahanan ekonomi AS, dan tanggapan perihal inflasi.

“Para pelaku pasar  sedang mempertimbangkan ulang kapan dan seberapa besar penurunan suku bunga akan terjadi tahun ini, karena angka inflasi yang melebihi perkiraan pada pekan lalu. Sementara, hasil  FOMC besok Rabu (20/3), terdapat  99% peluang The Fed kembali akan mempertahankan suku bunganya di kisaran 5,25%-5,50%. Adapun, potensi kemungkinan penurunan suku bunga 25 bps pada bulan Juni turun menjadi sekitar 50,7%, menurut Alat CME FedWatch,” ujar Panji.

 

Disclaimer: Investasi aset kripto mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Kripto membuat informasi ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli aset kripto. Harga aset kripto berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.