BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Popularitas transaksi Paylater terus meningkat, tidak hanya di platform e-commerce tetapi juga dalam sektor belanja offline. Pada 2023, transaksi offline menyumbang 27,7% dari total transaksi Paylater, naik sebesar 169% sepanjang tahun. Selain itu, 68% responden mengaku bahwa Paylater menjadi kredit pertama mereka, menunjukkan inklusivitas dan kemudahan akses yang ditawarkan oleh layanan ini.
Temuan tersebut berasal dari Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024, hasil kerja sama antara Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC). Riset ini menganalisis transaksi online dan offline dari lebih dari 2 juta pengguna Kredivo di 34 provinsi Indonesia pada 2023, serta survei online dengan hampir 7 ribu responden antara 10 Maret – 7 April 2024. Laporan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi di industri Paylater Indonesia ke depan.
Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo, menjelaskan, “Laporan ini mengungkap banyak temuan menarik, mulai dari pemerataan adopsi Paylater hingga kepuasan pengguna lintas generasi. Kami berharap kolaborasi strategis dengan Katadata Insight Center ini dapat menjadi acuan bagi seluruh stakeholder untuk mendorong kemajuan industri Paylater di Indonesia. Kredivo akan terus berinovasi untuk memastikan Paylater menjadi metode pembayaran pilihan baik di merchant online maupun offline.”
Executive Director Katadata Insight Center, Adek Media Roza, Ph.D., menambahkan, “Selama 2023, puncak transaksi Paylater offline terjadi pada kuartal empat, mencapai 44% dari total transaksi. Peningkatan ini bertepatan dengan libur akhir tahun dan banyaknya promo dari merchant. Kota-kota tier 2 dan 3 mendominasi transaksi Paylater offline dengan 53,1%, dibandingkan kota-kota tier 1. Data ini menunjukkan bahwa Paylater semakin merata sebagai metode pembayaran pilihan konsumen di berbagai wilayah.”
Adopsi Paylater untuk transaksi offline memberikan alternatif bagi masyarakat di tier 2 dan 3 untuk berbelanja tanpa hambatan infrastruktur digital dan tingginya ongkos kirim. Ini menjadi peluang bagi merchant offline dan penyedia layanan Paylater untuk memperbanyak kerja sama dalam mengintegrasikan layanan keuangan kredit digital.
Transaksi Paylater online tetap didominasi kota tier 1 dengan kontribusi 50,5% dari total transaksi di semua tier. Penggunaan Paylater di merchant online merata sepanjang tahun, dengan persentase berkisar antara 22,9% hingga 26,7% per kuartal, didorong oleh promo e-commerce pada tanggal kembar. Sepuluh tanggal transaksi online tertinggi terjadi pada tanggal kembar, dengan puncak pada 12 Desember, mencatat transaksi online 2,11 kali lebih tinggi dari rata-rata harian.
Paylater Menjadi Pilihan Utama untuk Kebutuhan Sehari-hari
Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 juga menunjukkan peningkatan penggunaan Paylater dalam enam dari 13 kategori produk, seperti makanan, kesehatan dan kecantikan, serta peralatan kantor dan alat tulis. Peningkatan ini sejalan dengan tingginya tingkat kepuasan konsumen, yang mencapai 8,18 dari 10 pada 2024, naik dari 7,96 pada 2023. Pengalaman bertransaksi mendapat skor tertinggi 8,76 dari 10.
Laporan ini juga mencatat peningkatan pengguna berusia di atas 36 tahun. Proporsi pengguna di kelompok usia ini tumbuh dari 27,8% pada 2022 menjadi 29,6% pada 2023. Transaksi dari rentang usia ini juga meningkat dari 31% pada 2022 menjadi 31,9% pada 2023.
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital CELIOS, menyatakan, “Rentang pengguna yang lebih beragam menunjukkan bahwa Paylater di merchant offline diterima baik oleh kelompok usia yang cenderung lebih lambat mengadopsi belanja online. Tren ini menunjukkan bahwa kehadiran Paylater di merchant offline efektif memperluas demografi pengguna. Potensi ini besar bagi industri Paylater untuk berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam membuka akses keuangan dan mengakselerasi digitalisasi transaksi. Penetrasi yang masif di kota tier 2 dan tier 3 akan mendorong pertumbuhan pengguna Paylater lebih lanjut.”
Temuan menarik lainnya dalam laporan ini meliputi:
- Masyarakat semakin sering berbelanja offline, dengan 55,8% responden melaporkan peningkatan frekuensi dan 56,1% peningkatan pengeluaran untuk belanja offline. Faktor pendorong utama adalah kemudahan memeriksa dan mencoba produk serta pengalaman belanja personal.
- Pengguna Paylater untuk transaksi offline meningkat pesat, mencapai 30,9% dari total pengguna, naik 103% dibanding tahun sebelumnya.
- Paylater masuk 3 besar metode pembayaran paling populer untuk belanja online, dengan penggunaan mencapai 70,5% pada 2024. Sebaliknya, penggunaan kartu kredit turun dari 15% pada 2023 menjadi 9,5% pada 2024.
- Preferensi terhadap tenor panjang untuk Paylater tetap tinggi, dengan 60,1% responden memilih tenor lebih dari 6 bulan pada 2024, naik dari 58,1% pada 2023.
Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 merupakan laporan pertama Kredivo bersama Katadata Insight Center yang berfokus khusus pada pengguna Paylater, setelah sebelumnya fokus pada perilaku konsumen e-commerce. Untuk mengetahui lebih lanjut, laporan ini dapat diunduh di www.kredivocorp.com. (saf)