BISNISASIA.CO.ID, SINGAPURA – Algorand Foundation merilis laporan terbaru yang mengungkap bahwa Total Nilai Terkunci (TVL), metrik populer dalam dunia kripto, ternyata tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial token.
Temuan ini menantang persepsi umum investor dan analis yang selama ini menjadikan TVL sebagai indikator utama dalam menilai potensi aset kripto.
Penelitian ini dipimpin oleh Matthew Brigida, Associate Professor of Finance di SUNY Polytechnic Institute sekaligus Chief Economist di Algorand Foundation, yang menganalisis data lebih dari 300 token kripto (tidak termasuk Bitcoin dan stablecoin) selama periode 2023–2024.
“TVL sering digunakan untuk memperkirakan kredibilitas atau potensi kenaikan, tapi hasil penelitian kami menunjukkan bahwa TVL tidak bisa menjadi sinyal investasi,” ungkap Brigida.
“Bahkan setelah disesuaikan dengan semua masalah yang diketahui seperti penghitungan ganda, portofolio berbasis TVL tidak memberikan imbal hasil abnormal.”
Uji Portofolio TVL Gagal Hasilkan Alpha
Tim peneliti menyusun portofolio mingguan berdasarkan peringkat TVL: memegang 25% token dengan TVL tertinggi dan melakukan shorting pada 25% token dengan TVL terendah. Hasilnya? Tidak ada alpha yang dihasilkan—indikasi kuat bahwa TVL bukanlah penentu kinerja token.
Hal ini menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih kritis terhadap metrik investasi di ekosistem Web3. Beberapa platform seperti Messari, Artemis, dan Token Terminal kini menganggap TVL hanya sebagai metrik sekunder. Sementara Blockworks telah memperkenalkan metrik alternatif bernama REV (Real Economic Value).
Di sisi lain, alat komunitas seperti Dune dan L2BEAT mengembangkan interpretasi metrik secara terdesentralisasi, dan Nansen menambahkan dimensi perilaku dompet serta arus “uang pintar” dalam analisisnya.
Mendorong Metrik yang Lebih Akurat dan Bermakna
Algorand Foundation menekankan bahwa seiring dengan semakin terintegrasinya kripto dalam sistem keuangan global, penting bagi investor, peneliti, media, dan platform analitik untuk menggunakan indikator yang lebih merepresentasikan penggunaan dan permintaan ekonomi nyata.
Penelitian ini mencerminkan pendekatan Algorand yang memadukan ketelitian akademik dan teknologi blockchain waktu nyata, guna membentuk pasar kripto yang lebih transparan, sehat, dan berbasis data.