BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam prediksi Bank Dunia, Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan ekonomi positif hingga 5% pada tahun ini. Salah satu pendorong utamanya adalah kemajuan pesat industri fintech. Pertumbuhan sektor fintech didukung oleh peningkatan akses internet, penetrasi smartphone yang merata, serta masyarakat yang semakin terbuka terhadap adopsi teknologi baru.
Indonesia kini menjadi salah satu pemain kunci di Asia Tenggara dalam perkembangan industri fintech. Negara ini menyumbang 20% dari total perusahaan fintech korporat di kawasan tersebut, terutama karena sebagian dari perusahaan fintech Indonesia telah meraih status unicorn (dengan valuasi lebih dari $1 juta). Selain itu, menurut laporan Startup Report 2023 yang dirilis oleh Dailysocial, investor cenderung mengalirkan investasi terbesar mereka pada startup fintech, dengan 14 kali pendanaan tercatat pada tahun sebelumnya dan total investasi mencapai $583.000.000.
Menurut Andreas Maryoto, Anggota Komite Indonesia Fintech Society, “Data dari laporan survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) & Katadata Insight Center (KIC) yang berjudul Annual Member Survey 2022/2023 menunjukkan adanya 366 perusahaan fintech di Indonesia pada akhir tahun 2022. Fintech memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diperlukan layanan keuangan yang andal dan mudah dijangkau. Fintech mampu memenuhi kedua aspek tersebut, mulai dari sistem pembayaran canggih, platform investasi inovatif, penilaian kredit yang dapat dipercaya, hingga banyak lagi. Melalui pendekatan inklusifnya, fintech membuka peluang bagi semua pihak, tanpa terkecuali, untuk berpartisipasi dalam ekosistem ekonomi, menciptakan lahan subur bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.”
“Anda dapat melihat betapa fundamentalnya sistem pembayaran dalam industri fintech. Penggunaan QRIS dari Bank Indonesia di beberapa negara tetangga merupakan contoh keunggulan sistem pembayaran Indonesia. Namun demikian, fintech Indonesia perlu terus berinovasi, seperti melalui implementasi AI, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi negara,” tambah Andreas.
Sementara itu, Xendit, sebagai payment gateway terkemuka Indonesia, terus bekerja sama dengan regulator dan pemangku kepentingan terkait untuk mempermudah proses pembayaran digital bagi masyarakat, seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang mengandalkan pembayaran digital sehari-hari.
Dengan berkembangnya tren industri fintech Indonesia berdasarkan perilaku konsumen sepanjang tahun 2023, Xendit merangkum beberapa aspek penting:
- Rekening virtual menjadi salah satu metode pembayaran digital yang paling diminati, mencakup lebih dari setengah total transaksi digital.
- Sektor jasa tetap menjadi sektor utama yang menggunakan pembayaran digital, dengan volume transaksi yang tumbuh 3 kali lebih cepat dari rata-rata.
- Penggunaan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, meningkat empat kali lipat year-on-year.
- Transaksi menggunakan kode QR mencatat pertumbuhan sebesar 6%, mencapai lebih dari 20 juta transaksi, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Xendit juga mengumumkan penunjukan Mikiko Steven sebagai Managing Director of Xendit Indonesia. “Penunjukan ini sejalan dengan ekspansi bisnis Xendit di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia sebagai basis pertamanya yang telah mencatat pertumbuhan yang signifikan. Kami berharap pengalaman dan keahlian Mikiko akan memperkuat kehadiran Xendit di Indonesia, menciptakan operasional bisnis yang lebih baik dan efisien, baik bagi perusahaan maupun pelanggan, serta membawa Xendit menjadi pemimpin infrastruktur pembayaran digital terkemuka di Indonesia,” ujar Miranda Goeltom, Komisaris Xendit.
“Saya merasa sangat terhormat mendapatkan kepercayaan ini, yang tentunya tidak terlepas dari dukungan tim Xendit di Indonesia yang telah berhasil menjadikan kami sebagai pemain fintech terkemuka dalam beberapa tahun terakhir. Saya optimis melihat potensi pasar di Indonesia bagi Xendit di masa depan, yang akan berdampak positif pada pertumbuhan industri digital, khususnya fintech,” ungkap Mikiko.
Selain itu, pada awal tahun ini, Xendit telah meluaskan layanan payment gateway-nya hingga ke Thailand. Langkah ini menambah daftar daerah operasi Xendit di Asia Tenggara, yang sudah mencakup Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
Mikiko menambahkan, “Xendit akan memadukan keahlian lokal kami di pasar Thailand dengan praktik terbaik dari konteks internasional, untuk memberikan solusi pembayaran digital yang komprehensif. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan potensi ekonomi digital dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Thailand.” (saf)