BISNISASIA.CO.ID, SINGAPURA – Penelitian menunjukkan bahwa terapi intensif selama tiga minggu lebih efektif dibandingkan terapi tradisional selama satu tahun penuh untuk bayi, anak-anak, dan remaja berkebutuhan khusus (Rahman et al.). Dalam konteks ini, WINGS Therapy Center, sebagai pusat terapi pertama dan satu-satunya di Asia yang menerapkan kerangka kerja Model Terapi Intensif (IMOT), telah berhasil merehabilitasi lebih dari 6.000 individu berkebutuhan khusus sejak didirikan pada 2017. Pusat ini mencapai tingkat keberhasilan luar biasa sebesar 70 persen melalui model terapi intensif yang inovatif dan unik.
Kerangka kerja IMOT, yang dikembangkan pada 1994 oleh Pusat Rehabilitasi Euromed Polandia, menunjukkan keampuhan luar biasa dalam berbagai bentuk terapi fisik dan okupasi, terutama Suit Therapy. Terapi ini memanfaatkan prinsip-prinsip neuroplastisitas dan pembelajaran motorik dengan melakukan latihan-latihan baru yang menantang secara berulang dalam waktu singkat. Model perawatan ini semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena manfaatnya yang luar biasa, diakui oleh pasien, terapis, dan dokter.
Bagaimana IMOT Bekerja?
Mirip dengan bootcamp, terapis IMOT bekerja satu per satu dengan pasien selama periode tiga minggu hingga tiga bulan. Pasien menjalani sesi terapi lima hari seminggu, dengan durasi satu hingga empat jam setiap hari, tergantung pada usia, kondisi, dan tingkat kemampuan anak. Kerangka kerja ini menekankan tiga pilar: Intensitas, Frekuensi, dan Durasi.
Keberhasilan IMOT juga bergantung pada keahlian, pengetahuan, dan pelatihan terapis. Di WINGS, para terapis merancang program yang disesuaikan untuk setiap pasien. Terapis di WINGS dilatih secara ketat dalam berbagai prosedur, termasuk Intervensi Gerakan Dinamis, Terapi Jasmani, Kebugaran untuk Autisme, dan TREXO. Program yang diterapkan kepada pasien disesuaikan setelah konsultasi mendalam dan penilaian terhadap diagnosis anak, riwayat medis, dan kemampuan saat ini. Program ini akan berkembang seiring kemajuan anak atau remaja.
Studi Kasus: Pencapaian Luar Biasa di WINGS
J, yang didiagnosis dengan Atrofi Otot Tulang Belakang tipe II, bergabung dengan WINGS pada 2021 saat berusia dua tahun setelah menerima suntikan Zolgensma. Meskipun suntikan Zolgensma menghentikan perkembangan penyakitnya, efek yang telah terjadi tidak dapat dikembalikan. Sebelum bergabung dengan WINGS, J bahkan tidak bisa mengangkat badannya. Setelah mengikuti Program Terapi Intensif WINGS yang berfokus pada Intervensi Gerakan Dinamis, kini J yang berusia lima tahun bisa berjalan mandiri. Dia telah bertransisi ke program Olahraga Adaptif Intensif WINGS, belajar melewati tanjakan, anak tangga, dan rintangan. Tonton kisah J di sini.
JT, yang berusia satu tahun saat bergabung dengan WINGS pada 2023, tidak bisa bergerak dan berjuang mengangkat kepalanya saat berbaring tengkurap. JT mengalami ensefalopati hipoksia-iskemik neonatal (HIE) yang menyebabkan Cerebral Palsy Quadriplegia Spastik Parah yang mempengaruhi semua anggota tubuhnya serta kemampuannya berbicara. Setelah mengikuti Program Intervensi Gerakan Dinamis (DMI) Intensif WINGS, yang disertai Terapi Getaran dan Program Tubuh Bagian Atas, JT yang kini berusia dua tahun mulai merangkak dan mengambil langkah pertamanya. Tonton kisah JT di sini.
“Kami memahami bahwa pendekatan satu untuk semua tidak akan berhasil. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus memperluas pengetahuan dan keahlian kami,” ujar Julia Justin, CEO dan Pendiri WINGS Therapy Center. “Dalam model IMOT, kami telah memperkenalkan berbagai solusi inovatif, seperti Terapi Getaran dan Task-Specific Electrical Stimulation (TASES), untuk mendukung anak-anak dan remaja.”
“IMOT benar-benar mengubah hidup dalam merehabilitasi populasi berkebutuhan khusus, terutama ketika diimplementasikan oleh tim terapis yang sangat terlatih dan berdedikasi. Keberhasilan program intensif kami dibangun di atas kolaborasi interdisipliner para terapis kami. Anak-anak dari segala usia, mulai dari empat bulan hingga dewasa muda, dapat mengambil manfaat dari program terapi intensif kami, yang memanfaatkan berbagai prosedur seperti Neurosuit, Unit Terapi Multifungsi (SpiderCage), Intervensi Gerakan Dinamis, dan Program Olahraga Adaptif,” tutup Julia. (saf)