BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), emiten pertambangan bauksit dan produsen Smelter Grade Alumina (SGA) melalui entitas asosiasinya PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), mencetak kinerja cemerlang sepanjang tahun 2024.
CITA mencatat laba bersih sebesar Rp2,49 triliun, melonjak 246% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan signifikan ini didorong oleh tingginya kontribusi laba bersih dari WHW, yang merupakan salah satu penghasil alumina terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 2 juta ton per tahun.
WHW menjual produk SGA utamanya ke pasar ekspor, yang pada tahun 2024 mengalami lonjakan harga global yang signifikan.
Selain faktor harga, efisiensi operasional juga mendukung pertumbuhan ini. Margin laba kotor yang lebih baik menjadi kontribusi penting terhadap lonjakan profitabilitas CITA.
Dividen Jumbo: Rp328 per Saham
Sebagai bentuk apresiasi terhadap pemegang saham, CITA kembali membagikan dividen tunai dengan total sebesar Rp1,29 triliun atau Rp328 per lembar saham, yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 16 Mei 2025.
Jumlah ini mencerminkan 52% dari laba bersih tahun 2024, dan menandai konsistensi CITA dalam membagikan dividen selama enam tahun berturut-turut.
Target Produksi Tercapai, Optimisme untuk 2025
Selama tahun 2024, CITA berhasil merealisasikan 99% dari target produksi dan penjualan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB), yaitu produksi: 4,77 juta WMT dan penjualan: 3,65 juta DMT.
Menanggapi proyeksi tahun 2025, Direktur CITA, Yusak Lumba Pardede, menyampaikan pihaknya tetap optimis untuk mencapai target produksi dan penjualan tahun ini.
“Walaupun harga alumina diperkirakan akan mengalami koreksi, strategi jangka panjang kami dalam peningkatan nilai tambah bauksit akan tetap memberikan hasil positif bagi pemegang saham dan kemajuan bangsa ini,” katanya.
Dampak Nyata bagi Daerah: Hilirisasi yang Memberdayakan
Lebih dari sekadar pencapaian finansial, CITA dan WHW juga berkontribusi besar terhadap pembangunan daerah, khususnya di Ketapang, Kalimantan Barat.
Melalui investasi strategis senilai sekitar USD 1,2 miliar untuk pembangunan fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina, WHW telah menyerap ribuan tenaga kerja lokal, mendorong pengembangan industri pendukung, memperkuat infrastruktur dan ekonomi regional dan mengakselerasi alih teknologi ke dalam negeri.
Hilirisasi bauksit yang dijalankan oleh CITA dan WHW menunjukkan bahwa pertumbuhan industri pertambangan dapat berjalan beriringan dengan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.