BISNISASIA.CO.ID, SINGAPURA – Criteo, perusahaan yang menyediakan media commerce, hari ini mengumumkan sejumlah temuan penting dari festival belanja “Singles’ Day 2023” yang berlangsung di Asia Tenggara dan Tiongkok Raya.
Festival “Singles’ Day” (11/11) menjadi peluang masif bagi peritel di kedua wilayah tersebut untuk menarik minat konsumen pada momen-momen yang sangat penting, serta membangun loyalitas merek dan mengungguli kompetisi.
Pada 2023, transaksi ritel daring di Asia Tenggara bahkan melesat 140% dibandingkan angka transaksi yang tercatat pada minggu pertama Oktober, sedangkan jumlah produk yang dibeli konsumen dalam satu transaksi (basket size) meningkat 16% dibandingkan tolok ukur serupa pada periode tersebut.
Di Tiongkok Raya, transaksi ritel daring melonjak 237%, sedangkan angka basket size rata-rata meningkat 6%.
“Menjelang momen belanja akhir tahun, kita perlu mencermati data-data pada masa lalu guna memenangkan berbagai peluang mendatang,” ujar Taranjeet Singh, Managing Director, Venture Markets, APAC, Criteo.
“Satu hal yang terlihat jelas: festival e-commerce berpotensi besar dan berdampak penting bagi berbagai merek dan peritel yang ingin menangkap peluang. Dengan menyajikan rangkaian data ini, kami ingin membantu berbagai mitra perusahaan dan peritel untuk memaksimalkan penjualan dan meningkatkan pengalaman pelanggan pada festival belanja ‘Singles’ Day’ yang akan datang.”
Sejumlah Temuan Penting:
1. “Singles’ Day” merupakan festival belanja yang menawarkan peluang terbesar bagi peritel
Secara keseluruhan, seluruh metrik penjualan memiliki kinerja yang lebih baik pada “Singles’ Day”–baik transaksi ritel daring, penjualan unit, dan rata-rata basket size. Tren ini mencerminkan niat berbelanja konsumen pada festival belanja tersebut, terutama ketika momen ini menawarkan program promosi menarik, serta kesempatan untuk meningkatkan loyalitas dan mewujudkan pengalaman e-commerce yang imersif.
Di Asia Tenggara:
Transaksi ritel daring melesat 140% dibandingkan minggu pertama pada Oktober 2023.
Sebagai perbandingan, nilai penjualan pada festival belanja “Black Friday 2023” meningkat 101% dari angka penjualan sepanjang empat minggu pertama Oktober 2023.
Penjualan unit, jumlah produk individual yang terjual, meroket 178% dibandingkan angka kenaikan penjualan unit pada 2022 yang tercatat 139%.
Selama festival belanja “Cyber 6” (“Black Friday” hingga “Cyber Wednesday 2023”), angka penjualan unit meningkat 4% dibandingkan periode serupa pada 2022.
Angka basket size rata-rata, yakni kuantitas produk yang dibeli konsumen dalam satu transaksi, juga meningkat signifikan sebesar 16% dibandingkan minggu pertama Oktober 2023.
Kategori-kategori produk terlaris berdasarkan transaksi yang telah diindeks sepanjang minggu pertama Oktober 2023, yaitu Bayi & Balita (+407%), Kesehatan & Kecantikan (+352%), serta Furnitur (+277%).
Di Tiongkok Raya:
Transaksi ritel daring meningkat 237% dibandingkan minggu pertama Oktober.
Sebagai perbandingan, nilai penjualan pada “Black Friday 2023” meningkat 58% dari angka penjualan pada empat minggu pertama Oktober 2023.
Penjualan unit meningkat 257% dibandingkan angka yang tercatat pada 2022 yakni 248%.
Angka penjualan pada periode “Cyber 6” (“Black Friday” hingga “Cyber Wednesday 2023”) meningkat 2% dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Angka basket size rata-rata meningkat signifikan sebesar 6% dibandingkan angka pada minggu pertama Oktober.
Kategori produk terlaris berdasarkan transaksi yang telah diindeks pada minggu pertama Oktober 2023: Kesehatan & Kecantikan (417%), Perlengkapan Rumah & Taman (326%), Koper & Tas (311%), serta Mainan & Alat-Alat Gim (311%).
Transaksi daring mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 9% pada “Singles’ Day”.
Menariknya, nilai pesanan rata-rata meningkat 14%, sedangkan harga unit rata-rata naik sebesar 7%.
2. Konsumen siap mengeluarkan anggaran terbesar pada periode awal dan akhir “Singles’ Day”
Aktivitas belanja konsumen cenderung meningkat pada periode awal (pukul 12 hingga 1 dini hari) dan periode akhir (pukul 11 malam hingga 12 dini hari).
Konsumen yang berbelanja pada periode awal merupakan segmen konsumen yang telah mempersiapkan keranjang belanja mereka terlebih dahulu untuk mengantisipasi diskon dan berbagai tawaran.
Konsumen ini menjadi segmen penting bagi merek-merek yang ingin menawarkan diskon kilat atau program promosi yang berdasarkan loyalitas.
Di sisi lain, konsumen yang berbelanja pada periode akhir cenderung memanfaatkan program promosi yang tersedia pada jam-jam akhir “Singles’ Day”–kesempatan terakhir untuk mengonversi konsumen yang menunggu periode akhir festival belanja demi mendapatkan program promosi yang menarik. Peritel yang piawai mencermati pola-pola ini akan memanfaatkan platform media ritel untuk menggencarkan dan menayangkan iklan menjelang dan sebelum penutupan festival belanja.
Pada periode awal “Singles’ Day (pukul 12 hingga 1 dini hari), transaksi daring di Asia Tenggara mengalami kenaikan terbesar (+325%), begitu pula dengan angka penjualan unit (+370%), dibandingkan angka penjualan yang tercatat pada awal Oktober.
Tren ini terjadi secara berbalikan di Tiongkok Raya, tepatnya transaksi daring (+345%) dan angka penjualan unit (363%) justru melesat pada periode akhir “Singles’ Day” (11 malam hingga 12 dini hari).
3. Momen menggaet pelanggan baru: tingkat konversi pelanggan tercatat sangat tinggi pada “Singles’ Day”
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pembelian baru oleh pelanggan baru terus meningkat signifikan pada “Singles’ Day”.
Meski jumlah pelanggan baru anjlok pada 2023, peluang masih terbuka untuk mengonversi pelanggan baru, serta menjalin hubungan pelanggan dalam jangka panjang selama festival belanja ini berlangsung. Peritel yang mampu memanfaatkan momentum untuk menggaet pelanggan baru pada “Singles’ Day” juga dapat mempertahankan tren ini ketika musim liburan tiba.
Jumlah pelanggan baru pada “Singles’ Day 2023” melesat 63% di Asia Tenggara dibandingkan Oktober.
Langkah-langkah yang harus ditempuh:
Festival belanja seperti “Singles’ Day” semakin penting bagi konsumen masa kini, serta menyediakan peluang menarik bagi pihak peritel dan merek. Demi menangkap peluang ini, berbagai peritel dan merek harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
Melakukan Persiapan Lebih Dini: karena festival belanja menjadi momen yang mencatat angka transaksi yang jauh lebih tinggi dari rata-rata, aset media dan materi penjualan yang relevan harus dipersiapkan secara lebih dini sebagai sarana promosi dan memfasilitasi pembelian konsumen.
Konsumen juga cenderung berbelanja lebih dini, bahkan 47% konsumen global mulai melakukan pencarian produk pada peritel ketimbang mesin pencari informasi di internet (search engine), terutama ketika konsumen telah mengetahui jenis produk yang ingin dibeli.
Mengingat media ritel terus berkembang dengan format-format baru, seperti lokasi luring (offsite) dan di dalam gerai (in-store), media ritel membantu berbagai merek dan peritel berinteraksi dengan pelanggan secara lebih awal sekaligus mempermudah pencarian produk dan meningkatkan profil merek.
Program promosi baru yang dilakukan secara lebih dini juga menjamin kinerja yang lebih maksimal. Berbagai merek pun dapat meningkatkan penjualan dengan memperluas cakupan peritel hingga meliputi peritel berskala kecil atau menengah.
Strategi Pemasaran yang Komprehensif (Full-funnel): Media ritel bisa mendorong kinerja positif pada saat festival belanja berlangsung, serta mempererat hubungan pelanggan dalam jangka panjang.
Kombinasi teknik sponsored product dan program pemasaran luring juga dapat ikut menggaet pelanggan baru dan lama pada saat festival belanja, serta menjaga status merek atau platform ritel sebagai top of mind di kalangan konsumen. Karena pelanggan cenderung mempertimbangkan beberapa merek sebelum membuat keputusan belanja, taktik tersebut juga meningkatkan daya tarik merek dan meninggalkan kesan positif bagi pelanggan.
Bergerak cepat: Aktivitas belanja kian meningkat pada periode awal dan akhir festival belanja. Kalangan peritel dan merek yang bergerak cepat dapat mendongkrak nilai belanja dengan memanfaatkan data untuk menyusun anggaran pemasaran, serta menyusun penempatan iklan agar dapat terlihat oleh pelanggan pada momen-momen penting tersebut.
Metodologi
Criteo menghimpun data organik dari 20 negara, 600 kategori produk, dan lebih dari 19.000 pengiklan.
Penjualan terindeks dipantau pada peritel-peritel yang telah menjadi mitra Criteo Marketing Solutions dan Criteo Retail Media. Data Criteo hanya mencakup kategori-kategori produk yang tersedia pada sedikitnya lima peritel dalam level yang paling detail.
Ketika mengumpulkan data organik ini, Criteo menggunakan seluruh peristiwa klien, termasuk yang tidak teratribusi dengan Criteo. Dengan demikian, Criteo dapat menghasilkan analisis seputar pasar ketimbang program pemasaran pada Criteo.