BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Menyikapi potensi lonjakan pemudik pada momen Lebaran tahun ini (Idulfitri 1445 H/2024 Masehi), pemerintah Indonesia telah menyiapkan serangkaian kebijakan proaktif. Langkah-langkah ini bertujuan menghindari kemungkinan kemacetan di simpul-simpul transportasi dan jalan raya melalui pengaturan pola perjalanan, transportasi, serta lalu lintas.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, “Kami akan menerapkan pengaturan waktu mudik, diskon tarif transportasi massal untuk pemudik yang berangkat lebih awal, pilihan mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif tol, serta pengelolaan lalu lintas terutama di wilayah-wilayah yang berpotensi padat.”
Dalam paparannya pada Rabu (13/3/2024), Menhub menyoroti hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Badan Kebijakan Transportasi, Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan pakar dan akademisi transportasi.
“Hasil survei menunjukkan potensi pergerakan masyarakat nasional mencapai 71,7 persen dari total penduduk Indonesia, sekitar 193,6 juta orang. Angka ini meningkat signifikan dari potensi pergerakan pada Lebaran 2023 yang mencapai 123,8 juta orang,” paparnya.
Laporan hasil survei ini telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan stakeholder terkait, termasuk kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, Korlantas Polri, BUMN, dan sektor swasta.
“Dengan gambaran kondisi yang ada, kami telah mempersiapkan langkah-langkah operasional dan kebijakan dalam pengelolaan, pengaturan transportasi, serta penanganan secara menyeluruh bersama instansi kementerian dan lembaga pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan swasta,” tambahnya.
Selain potensi pergerakan, hasil survei juga mencatat wilayah-wilayah dengan pergerakan terbanyak, di antaranya Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), Jabodetabek 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah 13,5 persen (26,11 juta orang).
Untuk destinasi perjalanan, wilayah Jawa Tengah menjadi tujuan terbanyak sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), diikuti Jawa Timur 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat 16,6 persen (32,1 juta orang).
Dalam preferensi moda transportasi, survei menunjukkan minat masyarakat terhadap kereta api mencapai 20,3 persen (39,32 juta), bus 19,4 persen (37,51 juta), mobil pribadi 18,3 persen (35,42 juta), dan sepeda motor 16,07 persen (31,12 juta).
“Minat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi bebas COVID-19, stabilitas ekonomi keluarga, liburan bersama, cuti sekolah, perbaikan sarana transportasi, dan kondisi cuaca,” terang Menhub.
Survei juga meramalkan puncak hari mudik akan terjadi pada H-2 Lebaran atau Senin, 8 April 2024 (dimulainya cuti bersama) dengan perkiraan pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen). Sedangkan puncak hari kembalinya pemudik diprediksi pada H+3, yakni Minggu, 14 April 2024, dengan perkiraan pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Menhub menegaskan bahwa setiap tahun, Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan senantiasa menyusun survei potensi pergerakan masyarakat pada masa angkutan Lebaran.
“Survei ini terbukti memberikan gambaran yang akurat tentang pergerakan masyarakat selama mudik, seperti pada tahun 2023 yang mencapai 123,8 juta orang atau sekitar 45,67 persen,” pungkasnya. (saf/infopublik.id)