BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – PT Krom Bank Indonesia Tbk (IDX: BBSI) mencatatkan kinerja impresif sepanjang semester pertama 2025, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh hampir empat kali lipat (YoY) menjadi Rp5,6 triliun per Juni 2025.
Di saat sektor perbankan nasional menghadapi tekanan pertumbuhan, laba bersih Krom Bank meningkat 12,36% YoY menjadi Rp73,2 miliar, menandakan keseimbangan antara ekspansi dan ketahanan likuiditas yang efektif.
“Pertumbuhan DPK yang signifikan menjadi cerminan langsung kepercayaan nasabah terhadap kami sebagai tempat menyimpan dan mengembangkan dana secara aman,” ungkap Anton Hermawan, Presiden Direktur Krom Bank.
“Kami bangga dapat menjaga konsistensi pertumbuhan laba sejak transformasi menjadi bank digital.”
Kredit Tumbuh 141%, NPL Terjaga di Level Sehat
Pada sisi intermediasi, Krom Bank menyalurkan kredit sebesar Rp6,52 triliun per Juni 2025, tumbuh 141,57% YoY dan 9,51% secara bulanan (MoM).
Di saat industri perbankan hanya tumbuh 7,77% YoY dalam penyaluran kredit (data Juni 2025), pencapaian ini menjadi bukti keberhasilan Krom Bank menjalankan strategi ekspansif namun tetap berhati-hati.
Lebih menggembirakan, rasio kredit bermasalah (NPL gross) berhasil ditekan menjadi 2,70%, turun dari 3,93% pada periode yang sama tahun lalu.
“Kami akan terus memperluas portofolio pembiayaan ke segmen ritel dengan menjaga prinsip kehati-hatian dan disiplin risiko,” jelas Anton. “Kesehatan NPL menjadi pijakan kami untuk melaju ke fase ekspansi berikutnya.”
Likuiditas Membaik, LDR Turun Tajam
Sejalan dengan lonjakan DPK dan pertumbuhan penyaluran kredit, posisi likuiditas Krom Bank semakin solid. Loan to Deposit Ratio (LDR) membaik tajam menjadi 115,58%, dari sebelumnya 184,12% pada Juni 2024.
Struktur pendanaan yang lebih sehat ini memperkuat kapasitas bank untuk memperluas jangkauan kredit dan meningkatkan fungsi intermediasi.
“Keseimbangan antara pertumbuhan dan likuiditas tetap menjadi fokus utama kami di tengah dinamika ekonomi saat ini,” ujar Anton. “Kami berada dalam posisi yang kuat untuk ekspansi jangka menengah-panjang secara terukur.”