Scroll untuk baca artikel
Nasional

Kominfo Memadukan Kepentingan Nasional dalam APSMC 2024

42
×

Kominfo Memadukan Kepentingan Nasional dalam APSMC 2024

Sebarkan artikel ini
Dirjen SDPPI Kominfo Ismail. (Foto: Humas Kominfo)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Konferensi Manajemen Spektrum Asia Pasifik ke-10 atau 10th Asia Pasific Spectrum Management Conference (APSMC) 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya untuk mengkoordinasikan pembahasan isu-isu seperti penggunaan spektrum untuk jaringan non-terestrial (NTN), rencana pengembangan 6G, serta penerapan teknologi seluler pada WiFi 6 dan 7 dengan kepentingan nasional.

“Kita menyatukan semua agenda internasional dengan kepentingan nasional, mempertimbangkan apa yang diinginkan Indonesia. Tidak semua agenda kita ikuti, tetapi kita memilih strategi terbaik untuk kepentingan Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail, dalam pernyataannya terkait Diskusi APSMC 2024 di Jakarta, seperti yang dilaporkan pada Rabu (24/4/2024).

Menurut Dirjen Ismail, terdapat perbedaan antara kepentingan Indonesia dengan negara lain dalam pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio (SFR).

Sebagai contoh, Indonesia menggunakan pita frekuensi 2.6 Giga Hertz (GHz) dan 3.5 GHz untuk satelit, sementara sebagian besar negara telah beralih penggunaannya untuk teknologi telekomunikasi seluler.

“Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Jarang negara lain yang menggunakan frekuensi 3,5 dan 2,6 GHz untuk satelit,” jelasnya.

Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo mengungkapkan bahwa peralihan penggunaan pita frekuensi dari satelit ke seluler merupakan tantangan tersendiri karena masih ada satelit yang telah beroperasi dalam jangka waktu yang lama.

“Ini adalah tantangan yang cukup besar. Satelit-satelit ini telah beroperasi lama, dan sekarang pita frekuensinya digunakan untuk jaringan seluler. Tidak mungkin bagi kita untuk langsung mengubahnya menjadi frekuensi untuk jaringan seluler karena satelit-satelit tersebut sudah beroperasi dalam jangka waktu yang cukup lama,” ungkapnya.

Baca Juga :   Menko Marves Dorong Pembangunan Roadmap Pengurangan Impor

Meski demikian, Dirjen Ismail menegaskan bahwa penggunaan pita frekuensi 2.6 GHz untuk satelit akan segera berakhir, dan pemerintah sedang melakukan diskusi tentang rencana pemanfaatan SFR tersebut.

Adapun untuk pita frekuensi 3.5 GHz, masa penggunaan untuk satelit di Indonesia diperkirakan masih cukup panjang.

“Kami sedang mendiskusikan tentang ko-eksistensi, di mana pita frekuensi tersebut dapat dimanfaatkan bersama-sama. Namun, jika ingin memanfaatkannya bersama-sama untuk satelit dan jaringan seluler, diperlukan dukungan teknis yang lebih lanjut, misalnya menggunakan filter untuk mengatur jarak terdekat antara kedua sistem tersebut,” tambah Dirjen SDPPI Kominfo.

Baca Juga :   Kewajiban Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi di Setiap Transaksi Keuangan Digital 

Dia berharap bahwa hasil diskusi dan berbagi pengetahuan pada APSMC 2024 akan menjadi masukan berharga bagi strategi kebijakan di Indonesia di masa yang akan datang.

“Konferensi ini adalah ajang untuk berbagi informasi, bukan untuk mengambil keputusan. Kami akan menerima masukan dari para ahli dan regulator di Asia Pasifik tentang strategi nasional dan regional masing-masing negara. Di forum seperti ini, kami akan berusaha untuk mencapai harmonisasi antara strategi regional Asia Pasifik, ASEAN, Amerika, dan lainnya,” tegas Dirjen Ismail. (saf/infopublik.id)