BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat keberhasilan dalam menekan inflasi komoditas perikanan hingga mencapai 2,61%, angka yang berada di bawah target inflasi pemerintah sebesar 3+1% pada tahun 2023. Pengendalian inflasi pada komoditas perikanan tercermin dari stabilnya fluktuasi harga ikan, yang bahkan terjadi selama bulan Ramadan, Idul Fitri, dan pergantian tahun.
“Selama tahun 2023, ikan tidak menjadi faktor penyumbang inflasi, yang ditunjukkan oleh stabilitas fluktuasi harga ikan setiap bulannya,” jelas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo.
Sementara untuk tahun 2024, target inflasi ditetapkan sebesar 2,5+1% atau 3,5%. Budi menyatakan bahwa setiap kementerian/lembaga harus merancang kebijakan untuk mengendalikan inflasi agar tetap di bawah 3,5%, sebagai upaya untuk menjaga daya saing dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dia optimis bahwa target tersebut dapat tercapai, mengingat pengendalian inflasi komoditas perikanan pada tahun 2023 mencapai tingkat terendah sejak tahun 2000.
“Untuk tahun 2023, kita mencatat tingkat inflasi terendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jika kita mengabaikan tahun pandemi 2020-2021,” jelas Budi.
Budi menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan program pengendalian inflasi untuk tahun 2024. Program ini dimulai dengan memastikan keterjangkauan harga ikan melalui langkah-langkah penguatan stabilisasi, pengawasan harga, dan stok bahan pokok.
Selain itu, program juga mencakup upaya meningkatkan ketersediaan pasokan melalui berbagai kegiatan, seperti peningkatan sarana dan prasarana pengolahan serta penyimpanan produk pangan dan perikanan.
“Kita juga akan memperkuat struktur kelembagaan, meningkatkan pembiayaan, dan memberikan perlindungan bagi pelaku usaha di sektor perikanan,” tambah Budi.
Dalam kesempatan ini, Budi mengajak masyarakat untuk menggunakan ikan sebagai sumber protein selama berpuasa. Ikan tidak hanya menyehatkan, tetapi juga harganya stabil dan ketersediaannya cukup. Ikan dapat diolah menjadi beragam menu, baik di warung pinggir jalan maupun restoran mewah.
“Ikan dapat menjadi pilihan menu untuk sahur atau berbuka, baik yang sederhana maupun mewah. Kombinasinya dengan bumbu rempah pasti akan meningkatkan selera makan dan memberikan manfaat kesehatan,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan bahwa peningkatan konsumsi ikan memiliki hubungan erat dengan pemenuhan gizi masyarakat. Hal ini juga membantu dalam meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku utama di sektor perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya.
“Peningkatan konsumsi ikan adalah salah satu langkah penting untuk meningkatkan gizi masyarakat. Kita juga dapat mendukung kesejahteraan para pelaku utama di sektor perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya, dengan memproduksi ikan secara lokal di dalam negeri,” ungkap Menteri Trenggono. (saf)