BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berhasil menggelar acara “International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024” di Swissôtel PIK Avenue, Jakarta, pada 5-6 Juni 2024.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani Mustafa, mengucapkan terima kasih kepada semua panelis dan moderator yang telah menawarkan solusi inovatif, berbagi kisah inspiratif, serta menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan pariwisata.
“Kita harus melanjutkan tema dan pembelajaran dari forum ini. Berinvestasi pada people, planet, dan prosperity bukan sekadar kata kunci, tetapi pilar penting untuk pengembangan industri pariwisata global,” kata Rizki dalam closing remarks ITIF 2024 di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Rizki menambahkan, dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menciptakan pengalaman yang memperkaya wisatawan sambil melestarikan kekayaan budaya dan alam.
Selama dua hari acara, sebanyak 600 peserta dari 29 negara berpartisipasi dalam ITIF 2024. Mereka terdiri dari investor, pemilik proyek, akademisi, pemerintah, organisasi internasional, asosiasi bisnis, dan lembaga keuangan.
Acara ITIF 2024 mencakup sesi konferensi pleno dengan 45 pembicara internasional dan nasional terkemuka, serta 8 sesi diskusi (roundtable) yang memperkenalkan peluang proyek khusus kepada investor.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa ITIF 2024 berhasil mencapai kesepakatan investasi melalui penandatanganan lima MoU, dengan total nilai investasi sebesar Rp862,8 miliar atau sekitar 52,9 juta dolar AS.
“Keberhasilan ini berkat dukungan semua pihak terkait. Event ITIF 2024 menandai harapan dan pengembangan pariwisata hijau yang mengutamakan people, planet, dan prosperity,” kata Sandiaga.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan perekonomian dapat tumbuh berkelanjutan jika didukung dengan iklim investasi yang stabil, manufaktur yang kuat, dan pemulihan sektor pariwisata.
“Pemulihan yang kuat tercapai melalui pencapaian target kunjungan wisatawan asing dan peningkatan wisata domestik. Ini perlu dijaga keberlanjutannya,” ujar Luhut.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan objek wisata, mulai dari pengelolaan sampah di destinasi hingga kapasitas daya dukung.
“Sekali wisata alam rusak, pemulihannya memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, pariwisata harus memperhatikan manfaat bagi destinasi itu sendiri dan keberlanjutannya,” kata Alue. (saf)