Di IHIF Asia, para pemimpin industri berdiskusi tentang daya tarik dan daya tahan industri perhotelan. Mereka juga membahas perkembangan industri perhotelan yang sempat terdampak Covid-19, namun mampu pulih dengan cepat dan menawarkan potensi pertumbuhan.
Sejumlah pembicara utama di ajang ini, antara lain Kenneth Gaw dari Gaw Capital Partners dan Dr. Sabine Schaffer dari Pro-invest Group, menekankan peran industri perhotelan sebagai instrumen investasi yang melindungi investor dari inflasi, serta sektor konsumer yang menjanjikan, terutama di tengah pesatnya kemunculan kelas menengah di Asia.
Diskusi panel pun membahas strategi ekspansi geografis dengan menyasar pasar-pasar favorit, seperti Jepang, Asia Tenggara, dan Hong Kong SAR, yang telah menarik arus investasi jangka panjang.
IHIF Asia juga menampilkan sesi diskusi seputar strategi operasional dan peran manajemen internal dalam memitigasi risiko. Sejumlah pakar tampil dalam sesi diskusi ini antara lain Nina Hospitality, Ares Management Corporation, dan Pro-invest Group, dan membagikan pendekatan mereka tentang meningkatkan valuasi bisnis lewat anggaran belanja modal (capex), pembenahan bisnis, serta kapabilitas pengembangan bisnis.
Pendekatan praktis tersebut tecermin dari langkah Sunset Hospitality Group (SHG) yang baru saja memperluas portofolio investasinya dengan mengambil alih saham mayoritas Maximal Concepts, termasuk merek ternama Mott 32. Hal tersebut semakin membuktikan pertumbuhan dan peluang investasi di industri perhotelan.
Alexi Khajavi, Group President, Hospitality, Travel, and Wellness, Questex, menilai kembalinya Questex ke Hong Kong SAR sebagai bagian dari komitmen jangka panjang di Asia.
Hal ini juga memperkuat peran strategis Asia dalam investasi perhotelan di dunia. Agenda pembahasan IHIF Asia mengulas faktor-faktor penting yang menentukan arah investasi perhotelan dan pariwisata, serta kiprah Questex yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan industri tersebut di seluruh Asia.