BISNISASIA.CO.ID, AUSTRIA – Huawei menggelar “Innovations for Biodiversity Forum” minggu ini untuk memperingati hari jadi kelima TECH4ALL, inisiatif inklusi digital Huawei, serta membahas bagaimana teknologi mampu menghadirkan terobosan dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
Diluncurkan pada 2019 dan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB, TECH4ALL memanfaatkan teknologi dan kolaborasi guna menciptakan dampak positif dalam empat bidang: lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan.
Dalam bidang lingkungan hidup, Huawei TECH4ALL mengelola program konservasi alam di 53 area cagar alam bersama mitra-mitra lokal di ekosistem hutan, lahan basah, serta lautan di seluruh dunia.
“Selama lima tahun terakhir, program Huawei TECH4ALL telah membuktikan manfaat positif teknologi untuk menjawab berbagai tantangan global dalam bidang pelestarian lingkungan hidup, pendidikan, dan inklusi digital,” ujar Harvey Zhang, CEO, Huawei Austria.
Ajang Innovations for Biodiversity Forum membahas sejumlah program konservasi alam TECH4ALL di Eropa, termasuk temuan yang diperoleh dari pemantauan keanekaragaman hayati di ekosistem lahan basah di Danau Neusiedl, Austria.
Kualitas habitat reed bed (rumput alang-alang) di ekosistem ini merosot sehingga berdampak negatif terhadap spesies amfibi, mamalia, dan burung liar. Sejak 2021, alat pemantauan audio telah mengumpulkan lebih dari dua juta data audio individual 69 spesies burung.
Data masif ini akan membantu penyusunan rencana manajemen konservasi di ekosistem tersebut, termasuk pembakaran lahan secara terkendali (controlled fire management), untuk meremajakan tumbuhan reed bed yang telah menua, serta memperkuat kondisi keanekaragaman hayati dengan mempelajari preferensi habitat dari setiap spesies yang diteliti.
“Tumbuhan reed bed jarang sekali dipotong selama beberapa dekade terakhir. Maka, kondisi reed bed pun terganggu. Studi ini menyelidiki, apakah teknik pembakaran terkendali (controlled fire) memiliki dampak serupa dengan pemotongan reed bed.
Maka, kami meneliti beberapa area dengan kondisi usia reed bed yang berbeda-beda akibat teknik pembakaran terkendali,” ujar Dr. Christian Schulze, Department of Biodiversity Research, University of Vienna. “Riset menunjukkan, reed bed yang berusia lebih tua dihinggapi spesies burung yang paling beraneka ragam. Namun, analisis terhadap spesies individual juga mengungkap, teknik pembakaran reed bed secara terkendali mendatangkan dampak positif.”
Ajang ini juga memaparkan program pemantauan konservasi TECH4ALL lain di Polandia untuk mengkaji secara lengkap kondisi keanekaragaman hayati di ekosistem Taman Nasional Białowieża. Tujuannya, mengembangkan protokol konservasi yang tepat sasaran.
Usaha rintisan asal Yunani PROBOTEK melansir solusi pencegahan kebakaran hutan yang memakai sensor, drone, AI, dan 5G. Solusi ini mendeteksi dan mengirim rekaman video langsung (real-time) untuk risiko kebakaran. Risiko bencana ini tengah marak terjadi di Eropa akibat perubahan iklim dan suhu panas. Program tersebut menghasilkan respons darurat pada 15 menit pertama setelah kebakaran lahan terjadi, serta mengirimkan peringatan kepada warga sekitar tentang rute evakuasi, dan rute perjalanan untuk truk pemadam kebakaran serta ambulans.
Forum ini pun membahas kesuksesan sistem filter AI untuk melindungi salmon liar Atlantik di Norwegia dari kepunahan akibat invasi spesies salmon merah muda. Program uji coba yang dilakukan pada 2023 berhasil memfilter 6.000 salmon invasif. Banyak pihak pun berharap solusi pertama di dunia tersebut dapat digunakan secara luas pada sistem sungai di Norwegia.
Pada hari kedua di forum ini, delegasi media yang hadir turut mengunjungi Danau Neusiedl dan mempelajari cara kerja solusi TECH4ALL, serta transformasi yang terwujud dalam konservasi alam berkat teknologi digital dan pintar.