BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Koleksi digital gambar cadas prasejarah terbesar di dunia kini tersedia secara daring melalui platform Google Arts & Culture, hasil kemitraan antara BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia), Kementerian Kebudayaan Indonesia, Griffith University, dan Google Arts & Culture.
Para arkeolog dari Indonesia dan Australia telah mendokumentasikan lebih dari 500 situs penting di lebih dari 100 gua dari Sumatera hingga Papua. Koleksi ini mencakup hampir 600 gambar cadas beresolusi tinggi, tujuh model gua 3D, serta 24 gua yang dapat dijelajahi melalui tampilan 360 derajat.
Salah satu temuan paling monumental dari proyek ini adalah gambar cadas naratif tertua di dunia—berusia sekitar 51.200 tahun.
Gambar ini menggambarkan adegan berburu, menjadikannya penggambaran naratif prasejarah paling awal yang diketahui umat manusia. Selain itu, ditemukan juga bukti praktik bedah kuno, menunjukkan kompleksitas budaya manusia awal di wilayah Nusantara.
Selama dua setengah tahun terakhir, tim dari BRIN, Griffith University, dan Google telah menggunakan teknologi canggih, termasuk laser scanning, untuk merekam dan melestarikan warisan purbakala ini secara digital.
Proyek ini tidak hanya menghadirkan “jendela ke masa lalu”, tetapi juga dimanfaatkan untuk pendidikan dan penjangkauan publik, baik dalam maupun luar kelas.
Sebagai bagian dari upaya konservasi dan promosi warisan budaya, Indonesia berencana menominasikan Gua Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan untuk masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Gua-gua ini dikenal luas karena lukisan cadas purbakalanya yang unik dan telah menjadi pusat perhatian dalam koleksi daring ini.
Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam melestarikan warisan budaya yang memiliki nilai universal luar biasa, serta memperkuat kerja sama internasional dalam perlindungan dan pelestarian peninggalan arkeologi dunia.