Scroll untuk baca artikel
Otomotif

Dealer Protes, Neta Auto Hadapi Krisis Keuangan Serius di Tengah Anjloknya Penjualan EV

32
×

Dealer Protes, Neta Auto Hadapi Krisis Keuangan Serius di Tengah Anjloknya Penjualan EV

Sebarkan artikel ini
Pabrik Neta

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Krisis di tubuh pabrikan kendaraan listrik asal Tiongkok, Neta Auto (Hozon New Energy Automobile), makin memburuk.

Puluhan dealer resmi perusahaan tersebut berkumpul di gerbang pabrik Neta di Tongxiang, menuntut pembayaran kendaraan yang belum dikirim serta kompensasi atas kerugian operasional yang terus menumpuk sejak September 2024.

Dealer Desak Tanggung Jawab dan Kompensasi

Protes yang terdokumentasi dalam sejumlah rekaman video dan beredar luas di media sosial ini menunjukkan lebih dari 20 perwakilan dealer dari jaringan nasional yang beranggotakan lebih dari 300 dealer resmi, berkumpul untuk menyuarakan keluhan mereka.

Mereka menyatakan tetap beroperasi meski perusahaan telah menghentikan pengiriman kendaraan, melakukan PHK massal, hingga menunda penyelesaian utang ke pemasok.

Salah satu perwakilan mengungkapkan bahwa dealer telah membayar ratusan juta yuan untuk kendaraan yang tidak kunjung diterima, sementara beberapa di antaranya bahkan menghadapi tuntutan hukum akibat kredit macet dari bank dan pelanggan.

Baca Juga :   BYD Jual 500.526 Kendaraan Listrik Penumpang Selama Oktober 2024

“Kami tidak ingin Neta bangkrut, kami hanya menginginkan akuntabilitas,” ujar seorang dealer.

Mereka menuntut tiga hal yakni kompensasi penuh atas kerugian operasional sejak September 2024 dan uang muka untuk biaya operasional Mei–Juli 2025,  pembayaran subsidi kendaraan prabayar paling lambat 11 Mei 2025 dan pemulihan sistem layanan purnajual demi keberlanjutan dukungan terhadap 400.000 pelanggan Neta.

Neta Auto Bungkam di Tengah Tekanan

Hingga artikel ini ditulis, Neta Auto belum memberikan pernyataan resmi atas tuduhan maupun tuntutan dari para dealernya.

Sejak akhir 2024, perusahaan memang dilanda krisis internal—PHK, pemangkasan gaji, dan stagnasi produksi menjadi isu yang terus mencuat.

Baca Juga :   GAC Hyptec HL dan Roewe D6: Terobosan EV Tiongkok dengan Rekor Dunia

Kursi CEO kini diisi oleh Fang Yunzhou, pendiri perusahaan, menggantikan Zhang Yong yang kini menjabat sebagai penasihat.

Namun, peralihan kepemimpinan belum mampu memulihkan kepercayaan pasar.

Penjualan Anjlok, Harapan Bergantung di Pasar Internasional

Data terbaru menunjukkan bahwa Neta hanya menjual 487 unit kendaraan sepanjang Januari dan Februari 2025.

Angka ini sangat rendah dibandingkan pesaing EV lain di Tiongkok. Dua model andalan mereka, Neta X dan NETA L, hanya menyumbang 272 dan 149 unit penjualan.

Dalam upaya menyelamatkan perusahaan, Neta kini mengalihkan fokus ke pasar internasional—terutama Thailand, yang dianggap sebagai jalur penyelamat.

Dalam Pameran Motor Thailand, Neta mencatat 1.219 pesanan, dan menargetkan penjualan lebih dari 10.000 unit di 2025, menjadikannya merek EV terbesar kedua di negara itu.

Baca Juga :   Foton dan IVECO Eksplorasi Sinergi Potensial

Perusahaan juga mendapatkan jalur kredit senilai 10 miliar baht (sekitar 215 juta USD) di Thailand, dan berencana memulai produksi lokal Neta X pada Juli 2025.

Menuju IPO di Tengah Badai

Pimpinan Neta menyatakan harapan untuk mencapai margin kotor positif pada 2025 dan profitabilitas pada 2026.

IPO tetap menjadi target utama, meskipun saat ini perusahaan harus berjuang menyeimbangkan antara tanggung jawab kepada mitra dealer, pelanggan, dan ekspektasi investor.

Situasi Neta menjadi cerminan kerasnya persaingan pasar EV Tiongkok, di mana hanya pemain dengan model bisnis solid dan pendanaan berkelanjutan yang dapat bertahan dalam jangka panjang. (CarNewsChina)