Scroll untuk baca artikel
FinansialMarket

BCA Jadi Merek dengan Valuasi Tertinggi di Asia Tenggara

248
×

BCA Jadi Merek dengan Valuasi Tertinggi di Asia Tenggara

Sebarkan artikel ini
Gedung Bank BCA

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Raksasa perbankan Indonesia Bank Central Asia (BCA) memperkuat status sebagai merek dengan valuasi tertinggi dalam daftar Kantar BrandZ Top 30 Most Valuable Southeast Asian Brands.

Valuasi merek BCA kini mencapai US$ 28,3 miliar—meningkat 21% hanya dalam satu tahun.

Kesuksesan ini tercapai setelah BCA aktif menjaga hubungan yang erat dengan nasabah, serta meningkatkan daya saing. BCA juga terus memperluas nasabah dengan merambah layanan perbankan digital dan ecommerce, serta mengembangkan fitur dan manfaat baru.

Bank lain asal Indonesia, BRI, berhasil mengungguli DBS asal Singapura dan menempati peringkat kedua. Sementara, posisi operator telekomunikasi asal Thailand AIS naik satu peringkat dan menempati peringkat keempat.

Valuasi total dari 30 merek teratas—meliputi Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura—tercatat senilai US$ 131,3 miliar, mengalami kenaikan tahunan sebesar 10%. 19 merek dalam daftar tersebut kini memiliki valuasi yang lebih tinggi dari valuasi mereka pada tahun 2023. Pertumbuhan terpesat berasal dari pasar-pasar berkembang, dan merek-merek asal Thailand mencatat kenaikan tertinggi, disusul Vietnam dan Indonesia. negara dengan kontribusi terbesar dalam valuasi merek tersebut adalah Indonesia (46%), diikuti Singapura (32%) dan Thailand (11%).

Debut IM3 dan BNI

Dua pendatang baru dalam daftar “Top 30” tahun ini berasal dari Indonesia. Operator telekomunikasi IM3 kini tercantum dalam daftar ini dengan peringkat No.28, sedangkan BNI (Bank Negara Indonesia) untuk pertama kalinya berada pada peringkat No.30. IM3 (dengan valuasi merek mencapai $1,4 miliar) memberikan kemudahan bagi pelanggan dengan menyediakan jangkauan jaringan 4G yang konsisten di 17.500 pulau di Indonesia.

Baca Juga :   Tingkatkan Keamanan Transaksi Digital di Bulan Ramadan Tanpa Ribet ala Bank DBS Indonesia

IM3 juga menawarkan paket fleksibel untuk beragam kebutuhan pelanggan. BNI (dengan valuasi merek mencapai $1,4 miliar) terus mendukung pembangunan ekonomi nasional, serta menyediakan layanan digital dan open banking yang nyaman.

Dominasi merek-merek di sektor jasa dan infrastruktur

Daftar “Top 30” diisi sejumlah merek dari berbagai jenis kategori, mencakup industri makanan, perbankan, dan bir. Namun, merek-merek yang bergerak di sektor Jasa Keuangan (+15%) dan Layanan Telekomunikasi (+14%) sukses mencatat pertumbuhan tertinggi pada tahun lalu. Sektor-sektor ini juga memimpin transformasi digital di Asia Tenggara dengan memanfaatkan teknologi baru untuk menghadirkan layanan generasi baru yang semakin baik dan luas. Sektor Jasa Keuangan menyumbangkan 12 merek dalam daftar “Top 30”, serta berkontribusi 60% terhadap valuasi merek total. Sembilan operator telekomunikasi berkontribusi 22% terhadap nilai valuasi total, sedangkan tiga merek ritel berkontribusi 7%.

BRI dan AIS menjadi dua merek dengan kenaikan valuasi tertinggi

Dua merek di sektor Jasa Keuangan, yakni BRI dan AIS mencatat kenaikan valuasi tertinggi pada tahun lalu, tepatnya sebesar 30%, disusul Maybank (No.22; $1,9 miliar; +27%); Mandiri (No.5; $8,3 miliar; +26%), dan Digi (No.25; $1,6 miliar; +25%). Selama bertahun-tahun, BRI telah membuktikan komitmen dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan menyediakan akses jasa keuangan yang luas dan mudah, khususnya di wilayah terpencil. Lewat super-app perbankan seluler BRImo, BRI meningkatkan inklusi dan literasi digital, serta memberikan pengalaman pelanggan terbaik di seluruh Indonesia.

Baca Juga :   DBS Foundation Hibahkan Rp8,2 Miliar untuk Gencarkan Keberlanjutan dan Dampak Sosial

Katie McClintock, Executive Managing Director, Asia Tenggara, Kantar, berkata: “Asia Tenggara memiliki perekonomian dengan perkembangan terpesat di dunia. Hal ini didukung infrastruktur digital yang semakin baik, serta penghasilan rumah tangga yang kian meningkat. Dua tren ini membuat konsumen lebih fleksibel memilih produk dan jasa yang digunakan. Konsumen pun kini lebih mengutamakan ‘keinginan’ ketimbang ‘kebutuhan’. Merek-merek terbaik berfokus mempertajam daya saing. Lebih lagi, merek-merek ini berlomba-lomba meningkatkan kehidupan konsumen—secara positif, lalu mengkomunikasikan nilai tersebut dengan jelas, konsisten, dan kreatif. Sejumlah merek yang berhasil melakukannya mempunyai peluang untuk tumbuh di negara asal dan seluruh dunia.”

Tren-tren lain dari “2024 Kantar BrandZ Top 30 Most Valuable Southeast Asian Brands”:

Menurut konsumen, sebagian besar merek yang tercantum dalam daftar “Top 30” di Asia Tenggara menawarkan nilai tambah yang sepadan dengan harga yang ditawarkan, dibandingkan 66% merek lain di Asia Tenggara.

Indomie (No.15; $2,4 miliar) mempertahankan status “the most Meaningful brand” dengan menjaga relevansi, serta terus berinovasi agar sesuai dengan selera konsumen dan tetap mempertahankan identitas. Indomie meluncurkan produk premium dengan cita rasa Ramen khas Jepang pada 2023 dengan menggelar stan tasting.

Baca Juga :   BCA Revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng Bogor, Targetkan Kenaikan Produksi 120%

Pasar luar negeri menawarkan peluang masif dan potensial bagi merek-merek Asia Tenggara yang ingin menemukan pasar baru dan mempertahankan pertumbuhan. Nilai perdagangan luar negeri oleh merek-merek “Top 30” Asia Tenggara tercatat sebesar 16%, dibandingkan 49% nilai perdagangan luar negeri oleh merek-merek dalam daftar “Top 30” di Jepang.

93% merek-merek yang tercantum dalam “Top 30” di Asia Tenggara memiliki aspek Meaningful Difference yang efektif—valuasi merek-merek yang memperkuat aspek ini berhasil naik lebih dari dua kali lipat ketimbang merek-merek lain

. Hal ini membuktikan kenaikan valuasi terwujud berkat kemampuan sebuah merek dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki daya saing.
Valuasi meningkat 10% ketika sebuah merek berinvestasi pada tiga akselerator nilai, dibandingkan hanya berinvestasi pada dua akselerator.

Tiga katalis penting mendorong kenaikan valuasi merek, seperti tertuang dalam “Blueprint for Brand Growth” versi Kantar adalah dengan: memengaruhi semakin banyak orang agar memilih merek tertentu, hadir ketika konsumen mengambil keputusan membeli, dan menemukan bidang pertumbuhan baru. Merek-merek terkemuka di Asia Tenggara memiliki keunggulan dalam ketiga bidang tersebut.