Scroll untuk baca artikel
Nasional

Bapanas Jelaskan Penyebab Kenaikan Harga Telur di Pasar

23
×

Bapanas Jelaskan Penyebab Kenaikan Harga Telur di Pasar

Sebarkan artikel ini
Ilustrai telur. (Foto: pixabay.com)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa salah satu alasan kenaikan harga telur adalah karena faktor input produksi di tingkat peternak mengalami kenaikan, terutama pada harga jagung yang sering digunakan sebagai pakan ternak ayam petelur.

Penjelasan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, dalam konferensi pers di Jakarta.

“Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di kisaran Rp22.000 hingga Rp24.000 bagi petani, dan Rp27.000 bagi konsumen dengan asumsi harga jagung sekitar Rp5.000. Namun saat ini, harga jagung berada di kisaran Rp7.000 di tingkat peternak,” ujar Deputi Gusti.

Baca Juga :   Lonjakan Penumpang Kereta Api Meningkat 44 Persen selama Long Weekend Ini

Deputi Bapanas menekankan bahwa sekitar 60 persen pakan untuk ayam petelur berasal dari jagung. Sementara itu, komponen lain seperti Soybean Meal (SBM), Bungkil, dan Katul juga mengalami kenaikan harga.

“Jagung mendominasi hampir 60 persen dari bahan pakan ayam petelur, sehingga pengaruhnya sangat besar. Selain itu, kenaikan harga SBM, Katul, dan bungkil kelapa sawit juga ikut berkontribusi,” ungkap Deputi Gusti.

Baca Juga :   Sambut Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek, KCIC Tambah 8 Perjalanan Whoosh

I Gusti menambahkan bahwa peternak telur baru-baru ini mulai merasakan kenaikan harga, karena sebelumnya harga telur di tingkat peternak masih berada sesuai dengan HET yang telah ditetapkan.

“Para peternak telur baru-baru ini mulai merasakan kenaikan ini karena sebelumnya harga telur di tingkat peternak berada di kisaran Rp22 ribu hingga Rp23 ribu, di mana biaya produksi juga telah naik seiring dengan kenaikan harga jagung. Oleh karena itu, kenaikan harga sedikit tidak terelakkan,” tambah Deputi Gusti.

Baca Juga :   AQUA Elektronik Turut Berkontribusi Sukseskan Indonesia Masters 2024

Pemerintah, sebagai respons terhadap hal ini, berkomitmen untuk terus mengawasi harga dari hulu ke hilir, mengingat jumlah peternak di Indonesia mencapai 30 ribu, di mana sebagian besar adalah UMKM dengan produksi telur lokal. (saf/infopublik.id)