Scroll untuk baca artikel
Nasional

Bapanas: Jaga Stabilitas Jagung dengan Optimalisasi Penyerapan Panen Petani

25
×

Bapanas: Jaga Stabilitas Jagung dengan Optimalisasi Penyerapan Panen Petani

Sebarkan artikel ini
Seorang Petani yang memanen Jagung di masa panen raya. (Foto : Humas Bapanas)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam menghadapi melimpahnya produksi jagung di beberapa sentra produsen, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog dan mendorong para pelaku usaha serta stakeholder jagung untuk menyerap hasil panen petani secara optimal.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan dalam keterangannya kepada Humas Bapanas di Jakarta pada Jumat (17/5/2024) bahwa pemerintah berupaya memastikan hasil panen jagung petani dapat terserap dengan baik. “Pemerintah melalui Perum Bulog dan stakeholder lainnya, termasuk pelaku usaha pakan dan peternak unggas, telah berkomitmen dalam penyerapan jagung,” ujar Arief.

Per Kamis (14/5/2024), Bulog telah menyerap total 16 ribu ton jagung dalam negeri. Jumlah ini mencakup 5 ribu ton di Gudang Corn Drying Center (CDC) Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), 5,7 ribu ton di CDC Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, serta 5,4 ribu ton di luar CDC.

Baca Juga :   Hadir di FLEI 2024, Eye Level Perluas Peluang Bisnis Pendidikan hanya Rp25 Jutaan

Penyerapan tertinggi di luar CDC tercatat di Kantor Wilayah (Kanwil) Bulog NTB dengan 4,9 ribu ton. Sementara Kanwil Sulawesi Utara dan Gorontalo menyerap 150 ton, Kanwil Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 110,57 ton, Kanwil Sulawesi Tenggara 101,2 ton, Kanwil Jawa Tengah 100 ton, dan Kanwil Jawa Timur 9,95 ton.

“Penyerapan jagung ini bertujuan untuk memperkuat stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP), sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta pemerintah berperan sebagai stabilisator harga pangan dari tingkat produsen hingga konsumen,” jelas Arief.

Arief juga menyebut bahwa impor jagung yang dilakukan pada tahun lalu telah dihentikan sejak Maret guna memberi kesempatan bagi para stakeholder pangan untuk menyerap produksi dalam negeri.

Baca Juga :   Laporan WiKIT: Kahoot! Terbukti Memiliki Dampak Positif Terhadap Hasil Belajar Siswa

Langkah antisipatif untuk menghindari penurunan harga jagung di sentra produsen dilakukan melalui mobilisasi jagung, baik melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) maupun business to business. Hingga kini, realisasi mobilisasi jagung mencapai 75 ton.

“Bapanas bersama semua stakeholder jagung akan bekerja secara kolaboratif untuk menjaga stabilitas ekosistem pangan. Semua harus seimbang dan wajar di setiap lini, baik produsen, pedagang, maupun konsumen,” ungkap Arief.

Pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan fleksibilitas Harga Acuan Pemerintah (HAP) di tingkat produsen dan konsumen untuk jagung pipilan kering mulai 25 April hingga 31 Mei. Kebijakan ini didasarkan pada usulan pelaku usaha jagung dan perubahan struktur ongkos usaha tani, dengan harapan menjaga kestabilan harga jagung dan memberikan kepastian harga bagi petani dan peternak.

Baca Juga :   Bapanas dan Kementan Bersinergi Tingkatkan Ketahanan Pangan Nasional

Untuk diketahui, kualitas kadar air jagung diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022. Fleksibilitas HAP yang berlaku kini mencakup jagung dengan kadar air 15 persen di Rp5.000 per kilogram (kg), jagung kadar air 20 persen di Rp4.725 per kg, jagung kadar air 25 persen di Rp4.450 per kg, dan jagung kadar air 30 persen di Rp4.200 per kg. Sementara itu, jagung kadar air 15 persen di tingkat konsumen atau peternak diberlakukan menjadi Rp5.800 per kg. (saf/infopublik.id)