Scroll untuk baca artikel
Nasional

Bantu Petani dengan Irigasi Perpompaan, Kementan Dorong Petani Sukabumi Tingkatkan Produksi

18
×

Bantu Petani dengan Irigasi Perpompaan, Kementan Dorong Petani Sukabumi Tingkatkan Produksi

Sebarkan artikel ini
Irigasi perpompaan yang telah diterapkan di Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: pertanian.go.id)

BISNISASIA.CO.ID, SUKABUMI – Irigasi perpompaan yang telah diterapkan di Sukabumi, Jawa Barat, membawa manfaat besar bagi para petani dalam pengairan lahan pertanian mereka. Sebelumnya, mereka hanya bisa menanam satu kali dalam setahun, tetapi dengan adanya sistem irigasi perpompaan, sekarang mereka mampu menanam dua kali.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa salah satu fokus Program Kementerian Pertanian saat ini adalah program pompanisasi, yang bertujuan untuk menyediakan pasokan air ke lahan pertanian guna memperluas Areal Tanam (PAT).

“Kami terus memacu inisiatif PAT ini untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Salah satu langkah mendukung penyediaan air untuk kebutuhan petani, terutama di daerah-daerah yang jauh dari sumber air irigasi, adalah melalui program pompanisasi,” ujar Mentan Amran.

Baca Juga :   Panen Raya di Jatim, Pasokan Ramadhan Dipastikan Aman

Ia menambahkan bahwa tujuan dari irigasi perpompaan dan perpipaan adalah untuk memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai tambahan air irigasi bagi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

“Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan intensitas pertanaman, luas areal tanam, produktivitas pertanian, pendapatan, serta kesejahteraan petani. Selain itu, kami juga ingin memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai sumber air irigasi, baik di daerah irigasi maupun di luar daerah irigasi,” paparnya.

Menyusul penjelasan tersebut, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menjelaskan bahwa layanan irigasi perpompaan minimal mencakup lahan seluas 20 Ha untuk Tanaman Pangan, dan 10 Ha untuk Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan.

Baca Juga :   Hasil Panen Jagung Melimpah, Antisipasi Harga Anjlok di Tingkat Petani

“Irigasi perpompaan membutuhkan sumber air yang memadai sebagai kunci utama. Meskipun posisi air berada di bawah permukaan lahan pertanian, hal ini bukanlah masalah karena kita menggunakan pompa untuk mengaksesnya,” ungkapnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan difokuskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi, terutama pada musim kemarau.

Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai tambahan air irigasi di daerah irigasi maupun sebagai sumber utama irigasi di daerah non-irigasi (tail end).

“Program ini diharapkan dapat memperluas luas areal tanaman dan meningkatkan produksi serta produktivitas pertanian,” tambahnya.

Salah satu contohnya adalah Kelompok Tani (Poktan) Bantargebang di Desa Bantargebang, Kecamatan Bantargadung, dan Poktan Sumber Tani di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Sukabumi. Mereka memiliki lahan seluas 50 Ha dan telah berhasil menerapkan sistem irigasi perpompaan.

Baca Juga :   KAI Bersiap Hadapi Lonjakan Penumpang saat Libur Isra Mikraj dan Imlek

“Pentingnya pasokan air dalam pertanian tidak bisa diragukan lagi, oleh karena itu, ketersediaan air hingga ke lahan harus dipenuhi untuk mempercepat proses penanaman,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa program ini merupakan langkah awal yang nantinya akan berlanjut dengan adanya keterlibatan aktif dari masyarakat.

“Kunci utama dalam irigasi perpompaan adalah keberadaan sumber air, seperti sungai. Dengan pola transfer langsung ke petani, bantuan dari pemerintah ini kemudian dikelola sendiri oleh petani,” tandasnya. (saf)