Scroll untuk baca artikel
Nasional

Pelajar Bekasi Gagas Gerakan Penggunaan Ekoenzim Pengganti Bahan Kimia untuk Kesehatan Lingkungan

92
×

Pelajar Bekasi Gagas Gerakan Penggunaan Ekoenzim Pengganti Bahan Kimia untuk Kesehatan Lingkungan

Sebarkan artikel ini
(Ki-Ka) HR Director PT SCG Indonesia - Direktur Operasional PT Rapipack Asritama - Ranu - Executive Director Ancora Foundation - Kepala Sekolah SMKN 1 Cikarang Selatan.

BISNISASIA.CO.ID, BEKASI – Bahan kimia telah menyusupi hampir semua aspek kehidupan. Badan Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Lingkungan, atau United Nations Environment Programme (UNEP), meneliti bahwa hanya sedikit dari bahan-bahan kimia yang terdapat di produk-produk komersil rumah tangga, seperti sabun, pasta gigi, dan pembersih lantai, yang telah melalui evaluasi untuk mengetahui efeknya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Ranu Satya Al Hakiim, penerima Beasiswa SCG Sharing the Dream 2023 dari SMKN 1 Cikarang Selatan, melihat potensi risiko dari penggunaan bahan kimia secara berlebih ini di lingkungan sekolahnya, dan mengusung proyek ESDAPEBA (Ekoenzim sebagai Alternatif Penggunaan Bahan Kimia).

Melalui proyek ESDAPEBA, Ranu, bersama timnya yang terdiri dari murid-murid SMKN 1 Cikarang Selatan, memproduksi, mensosialisasikan, dan mendorong penggunaan ekoenzim di lingkungan sekolah sebagai pengganti bahan kimia. Ekoenzim adalah hasil fermentasi limbah organik dapur yang dapat menjadi cairan multiguna, di antaranya sebagai filter air, cairan pembersih, penyegar udara, dan pupuk alami. Proyek ini mengadopsi pendekatan ESG 4 Plus milik SCG, perusahaan terkemuka ASEAN dengan tiga lini bisnis; Semen dan Bahan Bangunan, Bahan Kimia, dan Kertas Kemasan. ESG 4 Plus merupakan landasan operasi SCG yang dipersonalisasi dari kerangka kerja ESG (Environmental, Social, dan Governance) yang meliputi empat komitmen utama, yakni mencapai nol emisi karbon per tahun 2050 (Set Net Zero), menciptakan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan sosial (Reduce Inequality), dan merangkul kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan (Embrace Collaboration), dengan keadilan dan transparansi di setiap lini. Proyek ESDAPEBA khususnya berperan dalam mewujudkan komitmen Set Net Zero melalui inisiasi konversi limbah organik.

“Kami memilih ekoenzim sebagai solusi atas permasalahan lingkungan yang kami temukan karena bahan bakunya yang mudah didapatkan langsung dari penggunaan sehari-hari dan masyarakat sekitar. Proses pembuatannya pun mudah dan tidak membutuhkan modal yang tinggi, juga aplikatif bagi semua orang melalui sosialisasi sederhana sehingga harapan kami, dampak dari inisiasi ini dapat diperluas dan dirasakan oleh lebih banyak orang. Menjadi SCG Scholar (penerima beasiswa SCG Sharing the Dream) memotivasi kami untuk lebih peka terhadap lingkungan dan menciptakan solusi inovatif dengan nilai keberlanjutan,” ungkap Ranu.

Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong Yingwattanathaworn, menjelaskan, “Melalui ESDAPEBA dan proyek lainnya oleh SCG Scholars, SCG mendukung generasi muda memulai perubahan dari lingkungan terdekat mereka, merasakan secara langsung permasalahan lingkungan dan dinamika sosial masyarakat, untuk kemudian mampu mengidentifikasi permasalahan yang ada dan menemukan potensi yang dapat dikembangkan dari sana. Dengan keterlibatan langsung, anak muda bisa mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab, menciptakan perubahan berkelanjutan, dan dampak jangka panjang bagi lingkungannya, sejalan dengan komitmen ESG 4 Plus.”

Baca Juga :   Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sambut Wapres KH Ma’ruf Amin dari Kunjungan Kerja ke Abu Dhabi

Proyek ESDAPEBA terdiri dari beberapa fase utama, yaitu Riset dan Pendataan Masalah, Pembuatan Ekoenzim yang berkonsultasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Bekasi, Monitoring Berkala, Panen Ekoenzim, Aplikasi Ekoenzim, dan Peresmian dan Sosialisasi. Ranu dan tim memulai proyek dengan memproduksi 15 galon ekoenzim. Ekoenzim dibuat dengan cara mencampur sampah organik, gula, dan air dengan perbandingan 1:3:10 dan membiarkannya terfermentasi selama minimal 3 bulan dengan pengawasan ketat.

Setelah ekoenzim dipanen, Ranu menggunakan ekoenzim yang dihasilkan untuk menjernihkan kolam buatan yang ada di sekolahnya sebagai percobaan awal untuk mengetahui keberhasilan dari ekoenzim fase pertama tersebut. Akibat kondisi kolam yang kurang ideal, aroma tidak sedap kerap menguar dan mengganggu kelestarian lingkungan sekolah. Setelah percobaan pertama ini, dilakukan uji sampel air kolam sebelum dan sesudah diberikan cairan ekoenzim dan didapati bahwa air kolam yang sudah ditetesi ekoenzim mengalami penurunan kandungan amonia dan nitrit. Adapun tingginya kadar amonia pada air dapat menyebabkan bau yang tidak sedap, sedangkan tingginya kadar nitrit dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia.

Baca Juga :   SCG Capai Peringkat ESG Industry Top Rated 2024, Meneguhkan Dedikasi pada Keberlanjutan

Proyek ESDAPEBA telah diserahkan secara simbolis ke pihak sekolah oleh SCG yang diwakili oleh PT Rapipack Asritama, anak perusahaan SCG di unit bisnis Packaging yang beroperasi di Cikarang Selatan, pada Selasa, 13 Februari 2024.

Kepala Sekolah SMKN 1 Cikarang Selatan, Nopriandi S.T., M.Kom., M.M., menyampaikan, “Apresiasi tertinggi kami berikan kepada SCG atas pendampingan penuhnya kepada anak muda sehingga mereka bisa menciptakan solusi yang tepat sasaran bagi komunitasnya. Proses belajar-mengajar terus bertransformasi dan tentunya dapat berkembang di luar institusi pendidikan. Keterlibatan langsung di lingkungan membentuk ekosistem vokasi dan dan masyarakat seperti ini menjadi sarana tambahan yang melengkapi kompetensi dan pengembangan diri pelajar secara menyeluruh.”

Tahun 2023, Beasiswa SCG Sharing the Dream diberikan kepada 427 pelajar Indonesia, terdiri dari 417 siswa SMA/sederajat dan 10 mahasiswa. Sejak 2012, SCG telah menyalurkan sekitar 4.050 beasiswa dengan total dana teralokasi mencapai Rp19,000,000,000 untuk pelajar Indonesia, khususnya yang berdomisili di area sekitar perusahaan, yakni Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Karawang, Sukabumi, Lebak, dan Bekasi. Selain itu, SCG juga memberikan beragam pelatihan pengembangan diri dan mendukung implementasi proyek-proyek lingkungan dan komunitas terpilih gagasan penerima beasiswa.(saf)