Scroll untuk baca artikel
Nasional

Hitachi Young Leaders Initiative 2024, Bangun Pemimpin untuk Masa Depan Berkelanjutan

30
×

Hitachi Young Leaders Initiative 2024, Bangun Pemimpin untuk Masa Depan Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Hitachi Young Leaders Initiative (HYLI) 2024.

BISNISASIA.CO.ID, BALI – Mengusung tema “Greening Together: Inclusion & Sustainability,” Hitachi Young Leaders Initiative (HYLI) 2024 sukses digelar dengan melibatkan diskusi antara pembicara ternama dan pemimpin muda dari Asia Tenggara dan Jepang. Program kepemimpinan ini menghadirkan 32 pemimpin muda dari Jepang dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Para delegasi membahas tantangan regional dan global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 yang dicanangkan oleh PBB.

Edisi ke-17 HYLI, yang dikenal karena fokusnya pada keberlanjutan dan proyek ramah lingkungan, berlangsung di Bali, rumah bagi microgrid Nusa Penida yang dibangun oleh Hitachi Energy pada 2022. Microgrid ini telah menyediakan energi bersih untuk lebih dari 10.000 rumah, mendukung transisi energi di Indonesia. Inisiatif ini adalah langkah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat peralihan ke energi terbarukan.

Program empat hari HYLI 2024 menyoroti aspek penting pembangunan berkelanjutan melalui empat sesi pleno berdasarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): Kehidupan Sehat & Sejahtera (SDG 3), Energi Bersih yang Terjangkau (SDG 7), Berkurangnya Kesenjangan (SDG 10), dan Kota & Komunitas Berkelanjutan (SDG 11). HYLI adalah wujud komitmen Hitachi untuk membina generasi pemimpin berikutnya yang akan membentuk masa depan Asia.

Kojin Nakakita, Chairman Hitachi Asia Ltd., menyatakan: “Sesuai dengan filosofi Hitachi, menginspirasi dan membina generasi pemimpin berikutnya adalah salah satu cara Hitachi berkontribusi kembali kepada masyarakat. Saya senang melihat para delegasi muda merundingkan ide-ide inovatif untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan di HYLI. Saya percaya HYLI akan membuka peluang bagi para inovator sosial yang bercita-cita tinggi untuk membentuk masa depan yang lebih beragam dan inklusif.”

Untuk menandai keberagaman budaya para delegasi, delapan Pohon Tabebuya ditanam di microgrid Nusa Penida. Delegasi juga mendapatkan gambaran langsung tentang operasional microgrid dalam menyediakan energi bersih, yang menjadi bagian dari upaya Indonesia mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Baca Juga :   Plan Indonesia Bermitra dengan LinkedIn Buka Peluang Kerja bagi 400 Pencari Kerja Baru di Jawa Tengah

Pemilihan Tabebuya untuk menghiasi microgrid di Nusa Penida melambangkan keindahan, pembaruan, dan ketahanan, mencerminkan perjalanan menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Pohon ini dapat menghasilkan bunga yang indah meski dalam kondisi kering, simbol harapan dan ketekunan.

“Pengalaman empat hari ini luar biasa. Saya tidak hanya bertemu teman-teman baru dari berbagai negara, tetapi juga memperluas wawasan saya secara signifikan. Setiap sesi panel, lokakarya, dan diskusi kelompok, serta kunjungan ke microgrid di Nusa Penida, menyoroti bagaimana teknologi dapat menyediakan energi bersih untuk masa depan yang berkelanjutan. Sesi pendampingan juga memberikan wawasan berharga tentang penerapan pemikiran kritis untuk memecahkan tantangan pembangunan berkelanjutan,” ujar Seyya Viriya, mahasiswa Universitas Udayana.

Baca Juga :   Menteri KKP Tinjau Kesiapan Pusat Model Budidaya Nila Salin

Dr. Agung Wicaksono, alumni HYLI ke-3 pada 1999 dan Deputi Pendanaan dan Investasi untuk Nusantara, ibu kota baru Indonesia, berbicara kepada para mahasiswa tentang pentingnya keberlanjutan dan kepemimpinan bagi generasi muda untuk unggul dalam keterampilan mereka.

“Untuk masa depan yang berkembang, kita harus menanamkan nilai-nilai keberlanjutan dan kepemimpinan pada generasi muda. Prinsip-prinsip ini penting untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam dunia yang terus berubah,” tambah Dr. Agung.

Sejak didirikan pada 1996, HYLI telah memberikan lebih dari 400 siswa kesempatan untuk memperluas perspektif mereka dan mendukung nilai-nilai Asia serta pemahaman lintas budaya. Program yang diadakan dua tahun sekali ini merupakan wadah bagi mahasiswa berbakat untuk berdiskusi tentang isu-isu global dengan pembicara dari pemerintah, bisnis, dan akademisi. (saf)