Scroll untuk baca artikel
FinansialHeadline

Bank Mandiri Catat Realisasi Kredit Kuartal I 2024 Tembus Rp1.435 Triliun

59
×

Bank Mandiri Catat Realisasi Kredit Kuartal I 2024 Tembus Rp1.435 Triliun

Sebarkan artikel ini
bank mandiri

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Bank Mandiri berhasil membuktikan ketahanan dan adaptabilitasnya dalam kondisi pasar yang volatil di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global.

Hal ini tercermin dari kemampuan Bank Mandiri dalam menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp1.435 triliun pada kuartal I 2024, meningkat 19,1% secara year on year (YoY).

Pencapaian tersebut melampaui pertumbuhan kredit industri yang secara tahunan tumbuh sebesar 12,4% pada akhir Maret 2024. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid dan resilien.

“Melalui pencapaian fungsi intermediasi ini, Bank Mandiri mempertegas peranan sebagai agen pembangunan yang berupaya untuk berkontribusi maksimal terhadap perekonomian di Indonesia,” ujar Darmawan di Jakarta belum lama ini.

Fungsi intermediasi impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen dengan pertumbuhan dua digit. Hingga akhir Maret 2024, kredit segmen wholesale perseroan berhasil tumbuh 25,2% YoY mencapai Rp751 triliun dan kredit ritel tumbuh 10,9% YoY menjadi Rp363 triliun.

Darmawan menambahkan, dalam menghadapi dinamika ekonomi yang fluktuatif, Bank Mandiri terus mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk melakukan berbagai inisiatif dan inovasi layanan bagi seluruh nasabah dan stakeholder guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Upaya tersebut pun berbuah manis, terlihat dari posisi kualitas aset Bank Mandiri yang lebih baik, dibandingkan dengan lima bank besar. Tercatat, rasio non-performing loan (NPL) Gross bank only yang terus terjaga hingga ke level 1,02% per Maret 2024, turun 68 basis poin (bps) dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 1,7%. Di samping itu, Bank Mandiri juga sangat prudent dan konservatif dalam menetapkan pencadangan kredit, tercermin dari coverage ratio bank only yang berada di level 368%.

Perbaikan dari sisi kualitas kredit tersebut juga tercermin dari biaya kredit atau cost of credit (CoC) yang terjaga di level rendah yakni 0,99% per akhir Maret 2024. “Dalam mendorong penyaluran kredit, kami akan melanjutkan strategi yang telah kami jalankan selama beberapa tahun terakhir yaitu penguatan core competence Bank Mandiri di segmen wholesale dan meningkatkan pertumbuhan segmen retail dengan pendekatan value chain yang berbasis ekosistem serta fokus pada sektor unggulan di wilayah Indonesia,” jelas Darmawan.

Baca Juga :   Bantu Masyarakat 3T, BI Raih Penghargaan Sentral Bank Award

Selaras dengan implementasi strategi bisnis yang konsisten disertai dengan optimalisasi channel digital, Bank Mandiri pun berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,7 triliun di kuartal I 2024, tumbuh 1,13% secara YoY.

Kontribusi Digital Terus Menanjak

Darmawan menjelaskan, pertumbuhan kinerja keuangan tersebut juga didorong oleh serangkaian inovasi dan strategi digital Bank Mandiri. Salah satunya melalui Super App Livin’ by Mandiri yang telah mampu mengelola 846 juta transaksi pada kuartal I 2024, meningkat 41,7% secara YoY dengan jumlah pengguna mencapai 24,4 juta, melesat 40% secara YoY.

Adapun, nilai transaksi Livin’ by Mandiri pada kuartal I 2024 telah menembus Rp921 triliun yang juga tumbuh sebesar 27,4% bila dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun lalu. Kehadiran Livin’ by Mandiri lanjut Darmawan, telah berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan non bunga perseroan, yang tercermin dari fee based income (FBI) Livin’ by Mandiri sebesar Rp557 miliar atau naik 25,5% secara YoY.

Sedangkan untuk layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, secara konsisten telah berhasil menjadi market leader untuk transaksi wholesale digital dengan mengelola Rp4.773 triliun transaksi hingga kuartal I 2024. Selain itu, pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri, juga meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 200 ribu pengguna per akhir Maret 2024, dimana 93% dari giro dikontribusi oleh pengguna Kopra by Mandiri.

Baca Juga :   Sinarmas Asset Management Peroleh Penghargaan Best Mutual Fund Awards

“Kehadiran Livin’ dan Kopra by Mandiri juga turut menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah yang signifikan. Ini membuktikan bahwa transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri telah berhasil berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik,” imbuh Darmawan.

Optimalisasi digital tersebut pun berkontribusi pada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri yang mencapai 13% YoY dari Rp1.391 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp1.572 triliun di akhir kuartal I 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh tabungan yang naik 10,6% YoY menjadi Rp607 triliun secara konsolidasi.

Pada saat yang sama, berkat pemanfaatan Kopra by Mandiri, tren pertumbuhan giro Bank Mandiri pun ikut menanjak. Hingga akhir Kuartal I 2024, total giro Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil tumbuh signifikan sebesar 16,4% secara tahunan mencapai Rp562 triliun.

Lewat digitalisasi serta optimalisasi layanan yang menyeluruh kepada nasabah, rasio dana murah atau current account saving account (CASA) bank only Bank Mandiri kini telah menyentuh 79,4% per Maret 2024, naik 22 bps secara YoY. Posisi tersebut merupakan yang level tertinggi sejak Bank Mandiri didirikan.

Komitmen Penerapan Prinsip Environmental, Social & Governance (ESG)

Selain mencatat performa keuangan yang positif, sebagai agent of development Bank Mandiri juga terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional yang mendukung ekosistem berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan dengan penerapan prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG) Bank Mandiri.

Dari sisi lingkungan (environmental) hingga akhir kuartal I 2024, total portofolio hijau Bank Mandiri telah mencapai Rp130 triliun atau tumbuh sebesar 19,3% dari posisi setahun sebelumnya (YoY). Selain itu, sebagai bank wholesale, Bank Mandiri secara konsisten mengembangkan berbagai instrumen keuangan berkelanjutan melalui Sustainability Linked-Loan, Green Loan, Corporate-in-Transition Financing dan Social Loan dalam mendorong nasabah menuju ekonomi rendah karbon, sebagai contoh pada kuartal I 2024 Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan bangunan berwawasan lingkungan sebesar Rp 6,7 triliun.

Baca Juga :   Pemerintah Siapkan Langkah Cadangan Hadapi Arus Balik Sumatera - Jawa

Selain itu, total portofolio sosial Bank Mandiri mencapai Rp134 triliun atau meningkat sebesar 9% dari posisi setahun sebelumnya (YoY). Sehingga secara total, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri berhasil tumbuh 14% dari Maret tahun 2023, menjadi Rp264 triliun pada akhir Maret 2024. Jumlah tersebut setara dengan 24% dari total portofolio kredit Bank Mandiri.

Konsistensi ini juga diikuti oleh serangkaian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan Bank Mandiri dengan fokus kepada pemberdayaan masyarakat melalui inklusi finansial. Program ini telah memberikan dampak positif kepada lebih dari 6,2 juta masyarakat di Indonesia.

“Pembiayaan hijau telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti renewable energy termasuk pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Kenaikan di sektor renewable energy pada tahun 2024 cukup signifikan, yaitu sebesar sebesar 15% YoY dari kuartal I tahun 2024,” papar Darmawan.

Sementara dari sisi tata kelola atau Governance, Bank Mandiri telah berhasil mencatat kenaikan skor Corporate Governance & Perception Index (GCPI) menjadi 95,22 dari sebelumnya 95,11 sehingga Bank Mandiri mendapatkan kategori sebagai Top Performer pada CGPI.

Dalam menjalankan praktik ESG, Bank Mandiri menjalankan tiga pilar keberlanjutan, yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operation dan Sustainability Beyond Banking. Pada setiap pilarnya Bank Mandiri berkomitmen untuk mencapai Lead Indonesia’s Transition to Low Carbon Economy, Net Zero Emissions in Operations by 2030 dan Catalyzing for Social Impact to achieve SDGs,” pungkas Darmawan.