Scroll untuk baca artikel
Headline

Pemerintah Lakukan Langkah Antisipatif Redam Dampak Konflik Timur Tengah

25
×

Pemerintah Lakukan Langkah Antisipatif Redam Dampak Konflik Timur Tengah

Sebarkan artikel ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan rapat terbatas dengan semua unsur di Kedeputian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta sejumlah Duta Besar pada hari Senin (15/4/2024).

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Konflik yang tengah melanda Timur Tengah semakin memanas dengan serangan ratusan drone dari Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024), sebagai respons atas penghancuran gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024 yang dilakukan oleh Israel.

Situasi ini tidak hanya meningkatkan ketegangan di tingkat regional, tetapi juga berpotensi memberikan dampak pada ekonomi global serta menimbulkan risiko makroekonomi bagi perekonomian Indonesia.

Menanggapi kondisi tersebut, dan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak yang mungkin terjadi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan rapat terbatas dengan semua unsur di Kedeputian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta sejumlah Duta Besar pada hari Senin (15/4/2024).

Baca Juga :   Optimalkan Tiga Pilar Ekonomi, Pemerintah Dorong Efisiensi Biaya Logistik Nasional

“Dampak dari eskalasi konflik ini pada pasar keuangan Indonesia akan terlihat saat pasar dibuka besok pagi (Selasa, 16/4/2024). Namun, kami telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga kepercayaan pasar, mengingat potensi kenaikan harga komoditas terutama minyak karena gangguan pasokan, dan juga kenaikan harga emas sebagai aset safe haven, serta dampak pada sektor lainnya,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga menyoroti bahwa konflik ini dapat mengganggu rantai pasokan melalui Terusan Suez, yang kemungkinan akan mengakibatkan kenaikan biaya kargo terutama untuk produk seperti gandum, minyak, dan komponen produksi dari Eropa.

Baca Juga :   Badan Pangan Nasional Memastikan Keseimbangan Komoditas Daging Sapi Sesuai Regulasi

Secara mendasar, perekonomian Indonesia masih dalam posisi yang cukup kuat, dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap di atas 5 persen dan inflasi yang terkendali. Hingga Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus, dan Cadangan Devisa pada Maret 2024 masih dalam posisi yang solid.

“Pemerintah akan mengambil sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terpengaruh lebih jauh. Kita akan menjaga kepercayaan pasar terhadap kemampuan perekonomian nasional dalam menanggapi dampak eskalasi konflik ini,” tegas Menko Airlangga.

Dalam rapat tersebut, beberapa rencana respons kebijakan telah dibahas, termasuk respons terhadap dampak konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta koordinasi kebijakan fiskal dan moneter dengan pihak terkait untuk mengatur nilai tukar dan mengelola defisit anggaran ke depan.

Baca Juga :   Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,05 Persen Sepanjang 2023: Penilaian Kinerja dan Proyeksi Masa Depan

“Kami mengharapkan agar pelaku pasar tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus memantau perkembangan global dan regional, serta siap mengambil langkah-langkah kuat dan fokus untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Respons kebijakan yang terukur dan tepat sasaran dari Pemerintah diharapkan dapat mengurangi dampak eskalasi konflik global saat ini,” pungkas Menko Airlangga. (saf/infopublik.id)