BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, mengumumkan bahwa pada 31 Maret 2024, cadangan devisa Indonesia tetap bertahan pada posisi yang kuat, mencapai 140,4 miliar dolar AS.
“Penurunan cadangan devisa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas perusahaan, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah mengingat masih ada ketidakpastian di pasar keuangan global,” jelas Erwin dalam siaran persnya pada Jumat (5/4/2024).
Meskipun demikian, angka cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 menunjukkan penurunan dari posisi pada akhir Februari 2024 yang mencapai 144,0 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan pembiayaan untuk 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor beserta pembayaran utang luar negeri pemerintah. Hal ini masih berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menyatakan bahwa cadangan devisa yang kuat ini akan memberikan dukungan yang signifikan terhadap ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan nasional.
Looking ahead, BI berpendapat bahwa cadangan devisa di masa depan akan tetap memadai, terutama dengan stabilitas yang terjaga dan prospek ekonomi nasional yang positif. Hal ini sejalan dengan upaya sinergis dari kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan, guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (saf/infopublik.id)