Scroll untuk baca artikel
Market

JLL: Logistik, Pusat Data, dan Hunian Sewa Jadi Motor Baru Properti Indonesia

4
×

JLL: Logistik, Pusat Data, dan Hunian Sewa Jadi Motor Baru Properti Indonesia

Sebarkan artikel ini
Michael Glancy, Managing Director, Southeast Asia, JLL; James Taylor, Head of Research, JLL Indonesia and Head of Insights & Advisory, JLL APAC; Farazia Basarah, Country Head & Head of Industrial and Logistics, JLL Indonesia; Irina Chadsey, Vice President, Investment Sales, JLL Hotels & Hospitality; Vivin Harsanto, Head of Growth & Head of Strategic Consulting, JLL Indonesia; Roddy Allan, Chief Research Officer, JLL Asia Pacific

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Industri properti Indonesia tengah memasuki babak baru dengan bergesernya fokus investasi dari sektor perkantoran tradisional ke sektor alternatif seperti logistik, pusat data, dan hunian sewa skala besar (living).

Pergeseran ini diungkapkan oleh JLL (NYSE: JLL), perusahaan jasa profesional global di bidang real estate, dalam perayaan 45 tahun JLL Indonesia bertajuk “The Next Chapter of Indonesia Real Estate”.

Menurut JLL, perubahan arah pasar ini dipicu oleh kelebihan pasokan ruang perkantoran, meningkatnya permintaan aset alternatif, serta pertumbuhan pesat infrastruktur digital di Indonesia.

Tren Pasar Perkantoran dan Optimalisasi Aset

Data JLL menunjukkan total pasokan ruang kantor di Indonesia mencapai 10 juta meter persegi, termasuk 3,7 juta meter persegi Grade A, dengan 3 juta meter persegi ruang tersedia.

Baca Juga :   Daya Saing Indonesia Anjlok ke Peringkat 40 di 2025, Malaysia Naik Tajam Menjadi Nomor 23 Dunia

Gedung-gedung premium mendorong kenaikan tarif sewa yang diproyeksikan tumbuh hingga 10% dalam lima tahun ke depan.

Pemilik gedung dengan performa rendah disarankan melakukan strategi optimalisasi aset, seperti retrofit, sertifikasi bangunan hijau, atau perubahan fungsi bangunan.

JLL mencontohkan keberhasilan transformasi Empire State Building menjadi salah satu gedung paling ramah lingkungan di dunia.

Lonjakan Permintaan di Sektor Logistik dan Pusat Data

Sektor logistik menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan.

Pasokan gudang modern di Jabodetabek meningkat tiga kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir, dengan tingkat hunian mencapai 94%, melampaui rata-rata 86% di kawasan Asia Pasifik (APAC).

Permintaan baru diperkirakan mendekati 1 juta meter persegi dalam tiga tahun ke depan, dengan sekitar 50% berasal dari perusahaan asal Tiongkok.

Selain itu, kapasitas pusat data kolokasi di Indonesia telah meningkat tiga kali lipat sejak 2021, menjadikan Jakarta dan Batam sebagai pusat utama pertumbuhan digital.

Baca Juga :   JLL Indonesia Perkuat Tim, Siap Dominasi Pasar Properti 2025

Tren ini sejalan dengan meningkatnya peran teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai penggerak ekonomi digital kawasan.

Sektor Alternatif: Hunian, Kesehatan, dan KEK

Potensi investasi juga meluas ke sektor hunian, kesehatan, hotel, rekreasi, laboratorium, edukasi, hingga logistik tahap akhir (last-mile).

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Jabodetabek, Bali, dan Batam menawarkan insentif pajak dan fasilitas bagi pengembangan proyek di bidang kesehatan dan penelitian (R&D).

Dengan 22 juta penduduk berusia di atas 64 tahun—angka yang diprediksi naik menjadi 27 juta pada 2030—Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan hunian lansia berbasis KEK.

JLL Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan

“Pasar real estate Indonesia berada di titik penting, di mana penyesuaian terhadap kelebihan pasokan di sektor tradisional membuka peluang besar bagi sektor alternatif,” ujar Farazia Basarah, Country Head, JLL Indonesia. “JLL berkomitmen membantu pemangku kepentingan menavigasi perubahan ini menuju pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.”

Baca Juga :   Dukung Pertumbuhan Bisnis Nasabah, BNIdirect Hadirkan Fitur-Fitur Terbaru

Prestasi dan Prospek Positif

Pada 2024, JLL mencatat transaksi senilai US$432 juta dengan pangsa pasar 78,4%, menegaskan posisi sebagai pemimpin pasar properti Indonesia.

Optimisme ini didukung oleh posisi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan populasi keempat terbesar di dunia dan basis ekonomi digital terbesar di kawasan, di mana 59% penduduk merupakan generasi milenial.

Kombinasi faktor demografis, digitalisasi, dan diversifikasi investasi ini diyakini akan memperkuat sektor real estate Indonesia menuju pertumbuhan berkelanjutan dan masa depan yang dinamis.