BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam laporan strategi kuartalan terbarunya, Chief Investment Officer (CIO) DBS mengungkapkan pendekatan investasi yang cermat dan adaptif untuk kuartal ketiga 2025, dengan tema utama “Peralihan Global”. Laporan ini menyoroti respons pasar terhadap ketidakpastian geopolitik, perubahan arah kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump, dan dinamika makroekonomi global yang terus berubah.
Kebijakan Makro dan Prospek Ekonomi: Ketidakpastian yang Terkelola
Di luar Amerika Serikat, mata uang negara berkembang mengalami penguatan terhadap dolar AS, didukung oleh penurunan tajam harga komoditas. Hal ini membantu meredam kekhawatiran inflasi di berbagai kawasan. Namun, meskipun penangguhan tarif AS mengindikasikan potensi deeskalasi, ketegangan dengan mitra dagang utama tetap tinggi.
Harga minyak sempat melonjak akibat konflik Israel-Iran, namun DBS menilai dampaknya terhadap pasar global akan terbatas. Perhatian pasar kini kembali pada risiko inflasi dan tren deglobalisasi. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa dan Jepang direvisi turun, menandakan ketidakpastian yang lebih tinggi di negara maju.
Saham: Fokus pada Teknologi dan Nilai Regional
CIO DBS tetap optimis terhadap sektor teknologi AS, khususnya yang terdampak positif oleh tren kecerdasan buatan (AI). Saham Nvidia dan perusahaan sejenis diperkirakan akan terus menopang kinerja pasar AS, meski pelemahan dolar mendorong investor untuk melakukan diversifikasi regional.
Untuk strategi jangka pendek, DBS merekomendasikan overweight pada saham Eropa dan Asia ex-Japan, memanfaatkan valuasi menarik, dukungan fiskal, dan imbal hasil dividen yang kompetitif. Kawasan Asia juga dinilai sebagai peluang “deep value” dengan potensi pertumbuhan laba yang solid
Obligasi: Duration Barbell dan Kualitas Kredit
Ketidakpastian fiskal di AS dan Jepang mendorong kekhawatiran stagflasi, memperbesar volatilitas di pasar obligasi. CIO DBS menyarankan strategi duration barbell, dengan eksposur pada obligasi jangka menengah (2–3 tahun) dan jangka panjang (7–10 tahun), khususnya yang memiliki peringkat investasi A/BBB.
Obligasi pemerintah negara maju kini diposisikan Netral, mencerminkan kekhawatiran atas keberlanjutan fiskal dan tekanan inflasi yang membandel. Sebagai alternatif, Obligasi Pemerintah AS yang Terproteksi dari Inflasi (TIPS) dan obligasi mata uang lokal Asia menjadi pilihan menarik.
Suku Bunga dan Mata Uang: Pergeseran Arus Modal
Ketidakpastian fiskal AS, utang federal yang kian membengkak (diproyeksi 118% dari PDB pada 2035), dan pelemahan dolar menciptakan tekanan tambahan pada aset keuangan AS. Pelemahan dolar diperkirakan berlanjut, didorong oleh gaya kebijakan kontroversial Trump dan penurunan kepercayaan global terhadap aset USD.
Dalam lanskap ini, mata uang safe haven alternatif dan obligasi lokal Asia dinilai memiliki prospek lebih kuat, berkat arus modal yang berpindah dari dolar ke aset yang dinilai lebih stabil dan kredibel.
Aset Alternatif dan Komoditas: Emas sebagai Pilar Ketahanan
DBS menekankan overweight pada emas, menetapkan target harga USD 3.765/ons pada akhir 2025. Permintaan tinggi dari bank sentral (1.045 ton pada 2024) dan keraguan terhadap kelayakan utang AS mendorong peran emas sebagai lindung nilai utama terhadap volatilitas.
Selain emas, DBS juga merekomendasikan eksposur pada aset privat penghasil pendapatan, seperti middle-market buyouts dan growth private equity, yang dinilai lebih tangguh dalam kondisi suku bunga tinggi.
Sementara itu, sektor komoditas lainnya diperkirakan menghadapi aliran dana yang hati-hati akibat subsidi tarif dan kekhawatiran pertumbuhan global, kecuali logam mulia yang tetap menarik.
Kesimpulan dan Imbauan Taktis
CIO DBS menyimpulkan bahwa fiskal AS yang boros dan ambiguitas kebijakan meningkatkan premi risiko atas aset keuangan AS. Dalam konteks ini, DBS merekomendasikan strategi defensif dengan alokasi sebagai berikut: Lintas Aset: Obligasi tetap menarik di tengah skenario stagflasi; Saham: Tetap percaya pada teknologi AS; tambah bobot saham Eropa dan Asia; Obligasi: Fokus pada kredit berkualitas dan strategi barbell; hindari high yield dan Aset Alternatif: Overweight emas dan aset privat sebagai pilar stabilitas.
Dengan tiga tema dominan — deeskalasi tarif, perbedaan kinerja saham, dan tekanan fiskal — DBS mengajak investor untuk memposisikan portofolio secara strategis dalam menghadapi masa transisi menuju tatanan ekonomi global yang baru dan tidak pasti