BISNISASIA.CO.ID, TIONGKOK – Pasar mobil listrik (EV) di China semakin kompetitif, dengan banyak produsen lokal seperti BYD, Xpeng, dan NIO yang terus meningkatkan penawaran mereka.
Tesla, sebagai pemain global, harus terus berinovasi dan menyesuaikan strateginya untuk mempertahankan posisinya di pasar terbesar EV dunia ini.
Salah satu langkah penting Tesla adalah memperbarui Model Y dengan facelift ‘Juniper’, yang terbukti sukses dengan 200.000 pra-pemesanan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peningkatan fitur, harga yang kompetitif, serta layanan purna jual yang memuaskan.
Selain itu, Tesla juga memanfaatkan keunggulan teknologi otonomnya, meskipun masih menghadapi tantangan dalam adaptasi sistem FSD untuk kondisi jalan di China.
Pengenalan Cybertruck di China menjadi tantangan tersendiri bagi Tesla.
Kendaraan ini memiliki desain yang unik dan futuristik, yang mungkin menarik minat konsumen muda yang mencari produk inovatif. Namun, pasar pickup truck di China masih relatif kecil dibandingkan dengan pasar sedan atau SUV.
Selain itu, regulasi yang ketat terkait kendaraan listrik dan persyaratan keselamatan dapat menjadi hambatan.
Meskipun demikian, Tesla optimis bahwa Cybertruck dapat membuka segmen pasar baru.
Dengan strategi pemasaran yang tepat dan penyesuaian fitur untuk memenuhi kebutuhan lokal, Cybertruck berpotensi menjadi produk yang membedakan Tesla dari pesaingnya.
Untuk mendukung pertumbuhan penjualannya, Tesla juga terus memperluas jaringan Supercharger dan pusat layanan di China.
Infrastruktur pengisian daya yang andal dan cepat merupakan faktor kunci dalam meningkatkan kepuasan pelanggan EV. Selain itu, Tesla juga berinvestasi dalam pelatihan staf dan layanan pelanggan untuk memastikan pengalaman kepemilikan yang mulus.
Keberhasilan Tesla Model Y facelift ‘Juniper’ dengan 200.000 pra-pemesanan menunjukkan bahwa brand Tesla masih memiliki daya tarik kuat di pasar China.
Selain penyegaran kendaraan, Tesla merilis pembaruan perangkat lunak di China pada 25 Februari, memperkenalkan fitur bantuan pengemudi canggih yang menyerupai Full Self-Driving (FSD).
Meskipun upgrade ini menimbulkan buzz, staf penjualan Tesla tetap hati-hati, menyarankan pelanggan untuk tidak langsung membeli paket FSD seharga 64.000 yuan (8.800 USD).
Mereka mencatat bahwa sistem ini sangat bergantung pada data asing dan mungkin belum berkinerja optimal di jalanan China.
Sebagai gantinya, Tesla diperkirakan akan memperkenalkan opsi berlangganan bulanan untuk FSD, yang bisa menjadi pilihan lebih hemat bagi pembeli.
“Jangan beli sekarang, lebih baik tunggu langganan bulanan,” kata seorang staf penjualan Tesla yang dikutip.
“FSD” dengan harga 64.000 yuan akan menghadapi banyak tekanan di China karena Xpeng dan Huawei menawarkan teknologi ADAS yang setara tanpa biaya tambahan kepada penggunanya.
BYD baru-baru ini meluncurkan ADAS God’s Eye, memungkinkan pengemudian berbantuan bahkan pada EV entry-level seharga 9.600 USD.