Dalam riset terkait, Chang Gung Memorial Hospital menemukan, pasien kanker hati yang menjalani terapi proton mampu mengendalikan tumor secara lebih baik.
Bahkan, angka harapan hidup (survival time) pasien bertambah dua kali lipat dibandingkan pasien yang menjalani terapi radiasi sinar X konvensional.
Pasien yang menjalani terapi proton juga memiliki efek samping yang lebih minim. Temuan riset tersebut telah diterbitkan International Journal of Radiation Oncology, Biology, Physics, jurnal onkologi radiasi terkemuka dunia edisi Maret 2024.
Menurut para dokter yang terlibat dalam proyek tersebut, terapi proton melancarkan “serangan yang tepat sasaran” terhadap sel kanker dalam jaringan tubuh.
Terapi ini hanya menghasilkan energi radiasi yang besar ketika proton menjangkau tumor yang ditargetkan.
Maka, tumor dilenyapkan dengan sangat akurat sehingga kerusakan jaringan tubuh yang normal tergolong minim. Selain itu, efek samping juga berkurang.
Akurasi tersebut menjadi keunggulan terapi proton dibandingkan radioterapi sinar X konvensional yang sering menimbulkan kerusakan jaringan tubuh.
Dengan penambahan dosis secara lebih aman, terapi proton mengoptimalkan hasil pengobatan dan menjaga kualitas hidup pasien.
Chang Gung Memorial Hospital juga melakukan riset lanjutan selama empat tahun terhadap 159 pasien kanker hati yang menjalani terapi proton atau radioterapi sinar X konvensional.
Hasil riset menunjukkan, tingkat pengendalian tumor lokal selama dua tahun dengan terapi proton mencapai 89%, jauh melampaui tingkat pengendalian tumor terapi sinar X konvensional yang tercatat 34%.
Lebih lagi, angka harapan hidup median pasien yang menjalani terapi proton mencapai 19 bulan—dua kali lipat lebih tinggi dari angka harapan hidup pasien dengan terapi sinar X yang mencapai delapan bulan.
Kasus gagal hati, pendarahan usus bagian atas, atau limfositopenia akut juga jauh lebih rendah di kalangan pasien yang menjalani terapi proton.
Meski banyak riset yang telah membuktikan efektivitas terapi proton, riset berskala luas tentang efektivitas terapi ini untuk tumor yang berukuran lebih dari 5 cm atau kanker hati berukuran besar yang sulit disembuhkan belum pernah dilakukan. Chang Gung Memorial Hospital, Linkou, menganjurkan pasien agar memperoleh konsultasi profesional sebelum menjalani terapi tersebut. Dengan demikian, pasien dapat memperoleh metode perawatan yang terbaik.
Chang Gung Memorial Hospital, Linkou adalah salah satu pusat terapi radiasi proton terbesar di Asia. Jumlah pasien yang mengikuti terapi radiasi proton di rumah sakit ini berasal dari sekitar 30 negara, termasuk Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Rumah sakit ini juga memiliki International Medical Center yang menyediakan konsultasi medis profesional, opini medis kedua (second opinion), perawatan medis, serta layanan medis lintasdisiplin, termasuk pembedahan, kemoterapi, imunoterapi, dan obat-obatan tradisional Tiongkok sehingga pasien kanker memperoleh layanan lengkap.