BISNISASIA.CO.ID, BANDUNG – Pada Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 28 Februari 2024, diputuskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga dengan baik. Hal ini didukung oleh kekuatan permodalan yang stabil, likuiditas yang terjaga, dan profil risiko yang positif.
“OJK melihat bahwa saat ini kinerja perekonomian global secara umum mengalami perbaikan, dengan tekanan yang cenderung stabil, meskipun kami terus memantau perkembangan geopolitik global ke depannya,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, pada Senin (4/3/2024).
Mahendra menjelaskan bahwa di Amerika Serikat, inflasi yang cenderung stabil dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang kokoh, mendorong perkiraan no landing (sesuai dengan kondisi pra-pandemi).
“Dengan perkembangan ini, pasar kembali mengevaluasi kemungkinan penurunan Fed Fund Rate (FFR) dengan porsi yang lebih kecil,” tambah Mahendra.
Di sisi lain, kata Mahendra, di Eropa, ekonomi Jerman dan Inggris sedang menghadapi kontraksi dan mulai mengalami resesi. Inflasi cenderung turun mendekati target bank sentral, yang kemudian membuka peluang bagi Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) untuk menjadi less hawkish dan membuka potensi penurunan suku bunga.
Di Tiongkok, Mahendra menunjukkan bahwa perekonomian sedang di bawah rata-rata historis, dengan tekanan di pasar keuangan yang meningkat. Di masa depan, ketidakpastian terkait pemulihan ekonomi Tiongkok masih tinggi, terutama dengan potensi kembali memanasnya situasi perang dagang.
Mahendra juga menyampaikan bahwa risiko geopolitik global sedang meningkat, dipengaruhi oleh terus berlanjutnya konflik di Timur Tengah dan perkembangan perang di Ukraina. Risiko atas ketidakstabilan juga dapat berdampak pada peningkatan biaya dan waktu pengiriman dari Asia ke Eropa, yang berpotensi memicu kenaikan harga komoditas ke depannya.
Dari sisi domestik, PDB Q4-23 mencatat pertumbuhan sebesar 5,04 persen yoy (Q3-2023: 4,94 persen yoy), yang didorong oleh kenaikan pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan belanja investasi pemerintah terkait pembangunan Ibu Kota Negara.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai 5,05 persen yoy pada 2023. Indikator terbaru juga menunjukkan bahwa kinerja perekonomian ke depan masih cukup positif, dengan ekspansi PMI manufaktur yang meningkat, surplus neraca perdagangan yang terjaga, dan tingkat inflasi yang stabil.
Mahendra menambahkan bahwa dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), terutama dalam pengembangan ekosistem layanan keuangan, OJK telah menandatangani rencana pembangunan gedung kantor baru bersama Otorita IKN. Acara ini dihadiri oleh Presiden RI pada 29 Februari 2024.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan rangkaian groundbreaking untuk pembangunan layanan sektor jasa keuangan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BPD Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bank Kaltimtara) serta BPJS Kesehatan.(saf/infopublik.id)