BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX, diprediksi akan mencetak pendapatan fantastis sebesar US$15,5 miliar (sekitar Rp250 triliun) pada tahun 2025.
Angka ini merupakan lonjakan signifikan dibanding estimasi pendapatan tahun sebelumnya yang berkisar antara US$11 hingga 13 miliar.
Dalam unggahan di platform X, Musk juga menyebut bahwa pada 2026, pendapatan komersial SpaceX dari aktivitas luar angkasa diperkirakan akan melampaui seluruh anggaran tahunan NASA — sebuah tonggak sejarah yang menurutnya “menarik.”
Tahun ini saja, kerja sama SpaceX dengan NASA akan menghasilkan pendapatan sekitar US$1,1 miliar.
Pendapatan SpaceX didorong oleh dua pilar utama: layanan peluncuran roket dan Starlink, layanan internet satelit globalnya.
Starlink telah mengalami pertumbuhan signifikan, mengklaim lebih dari lima juta pelanggan global pada awal 2025, menggandakan jumlah pelanggannya dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi operasional, SpaceX juga mencetak rekor dengan menyelesaikan 134 peluncuran pada 2024 dan menargetkan hingga 170 peluncuran pada 2025.
Hingga awal Juni, perusahaan ini telah meluncurkan roket sebanyak 62 kali — menjadikannya pemimpin global dalam jumlah peluncuran, mengalahkan badan antariksa pemerintah mana pun.
Sebagian besar peluncuran dilakukan dengan roket Falcon 9, yang mengirimkan muatan komersial, satelit pemerintah, hingga logistik untuk NASA.
Keunggulan utama Falcon 9 adalah kemampuannya untuk digunakan kembali, yang membuat biaya peluncuran menjadi lebih efisien dan kompetitif.
Namun, SpaceX tidak berhenti di situ. Elon Musk terus menginvestasikan pendapatan perusahaan ke dalam program ambisius Starship, yang digadang-gadang sebagai kunci ekspansi antarplanet — termasuk rencana kolonisasi Mars.
Saat ini, setiap peluncuran Starship diperkirakan menelan biaya sekitar US$100 juta, namun Musk menargetkan angka tersebut bisa ditekan menjadi hanya US$10 juta.
Meski begitu, Starship masih menghadapi tantangan teknis.
Peluncuran terbarunya memang berhasil melampaui pencapaian sebelumnya, namun tetap belum mencapai kesuksesan penuh setelah roket kehilangan kendali di tahap akhir.
Dengan target ambisius dan pertumbuhan cepat, SpaceX kian menunjukkan bahwa langit bukanlah batas — dan mungkin juga bukan batas pendapatannya.