Scroll untuk baca artikel
Headline

Smart City Indonesia Tertinggal: Jakarta Stagnan, Disalip Ho Chi Minh dan Kalah dari Kuala Lumpur

30
×

Smart City Indonesia Tertinggal: Jakarta Stagnan, Disalip Ho Chi Minh dan Kalah dari Kuala Lumpur

Sebarkan artikel ini
Posisi Jakarta dalam Smart City Index 2025 yang dirilis oleh IMD World Competitiveness Center kembali menunjukkan stagnasi.

BISNISSIA.CO.ID, JAKARTA –  Peringkat smart city Indonesia stagnan karena belum mampu mengatasi masalah-masalah mendasar seperti polusi, korupsi, kemacetan, dan akses hunian yang layak.

Dibutuhkan strategi komprehensif dan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengejar ketertinggalan dari kota-kota besar lain di Asia Tenggara.

Posisi Jakarta dalam Smart City Index 2025 yang dirilis oleh IMD World Competitiveness Center kembali menunjukkan stagnasi.

Tahun ini, Jakarta tetap berada di peringkat 103, sama seperti tahun sebelumnya, bahkan disalip oleh Ho Chi Minh City (Vietnam) yang naik ke peringkat 100.

Baca Juga :   Pelayanan Publik Kemkominfo Makin Terdigitalisasi

Tak hanya Jakarta, dua kota lain di Indonesia yaitu Medan dan Makassar juga tak menunjukkan peningkatan signifikan.

Medan turun satu peringkat ke posisi 113, sementara Makassar naik tipis ke peringkat 114.

Kota-Kota ASEAN Unggul dari Indonesia

Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Berikut perbandingan peringkat kota:

  • Singapura: Peringkat 9 (turun dari 5)

  • Kuala Lumpur: Peringkat 65 (naik dari 73)

  • Bangkok: Peringkat 86 (turun dari 84)

  • Hanoi: Peringkat 88 (naik dari 97)

  • Ho Chi Minh: Peringkat 100 (naik dari 104)

  • Jakarta: Peringkat 103 (stagnan)

  • Medan: Peringkat 113 (turun dari 112)

  • Makassar: Peringkat 114 (naik dari 115)

  • Manila: Peringkat 125 (turun dari 121)

Masalah Utama di Kota-Kota Indonesia

Berdasarkan survei, warga Jakarta, Medan, dan Makassar mengeluhkan sejumlah isu utama yang menghambat perkembangan smart city:

  • Jakarta: Polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan korupsi.

  • Medan: Keamanan, korupsi, dan kemacetan.

  • Makassar: Pengangguran, korupsi, dan kemacetan.

Masalah ini menunjukkan bahwa pembangunan teknologi dan infrastruktur belum diimbangi dengan tata kelola yang baik dan partisipasi masyarakat.

Hunian Tak Terjangkau Jadi Isu Global

IMD juga menyoroti masalah harga hunian yang semakin tidak terjangkau. Hanya kurang dari 20% warga Jakarta dan 10% warga Medan yang mengaku mampu menyewa rumah dengan biaya di bawah 30% dari gaji bulanan.

Menurut Arturo Bris, Direktur WCC mengatakan, kota besar memang jadi mesin pertumbuhan ekonomi, tetapi sering kali tidak ramah terhadap biaya hidup, terutama soal tempat tinggal.