Scroll untuk baca artikel
Nasional

Sekjen ESDM Ungkap Keberhasilan Konversi Minyak Tanah

20
×

Sekjen ESDM Ungkap Keberhasilan Konversi Minyak Tanah

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, dalam diskusi panel yang mengusung tema 'Delivering Affordable Clean Cooking and Energy Access for All' bagian dari rangkaian kegiatan 9th Annual Global Conference on Energy Efficiency, di Nairobi, Kenya, Selasa (21/5/2025). (Foto: esdm.go.id)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengisahkan keberhasilan program konversi minyak tanah (mitan) ke Liquified Petroleum Gas (LPG) sebagai bagian dari penerapan energi memasak bersih.

Menurut informasi dari laman Kementerian ESDM pada Selasa (21/5/2024), program konversi LPG telah memberikan manfaat bagi sekitar 50 juta rumah tangga. Dari 2010 hingga 2023, program ini berhasil mengonversi sekitar 8,2 juta ton minyak tanah menjadi LPG.

“Memasak dengan energi bersih sangat penting karena salah satu sumber polusi dalam ruangan terbesar di negara-negara berkembang adalah penggunaan bahan bakar tidak bersih seperti kayu bakar dan minyak tanah,” ujar Dadan dalam diskusi panel bertema ‘Delivering Affordable Clean Cooking and Energy Access for All’, bagian dari rangkaian kegiatan Konferensi Global Tahunan ke-9 tentang Efisiensi Energi di Nairobi, Kenya, pada Selasa (21/5/2024).

Baca Juga :   Bayer Dorong Perubahan Positif Melalui Program CETING, Jangkau 2.300 Warga di Depok

Dadan menyampaikan bahwa Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam mendorong warganya mengadopsi solusi memasak bersih. “Indonesia telah menunjukkan kemajuan luar biasa dengan peningkatan akses terhadap energi bersih untuk memasak dari 40 persen pada 2010 menjadi hampir 90 persen dari populasi saat ini,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa pencapaian tersebut tidaklah mudah mengingat Indonesia memiliki sejarah panjang dalam menyediakan akses energi memasak bersih sambil melakukan transisi ke energi berkelanjutan.

“Perjalanan menuju akses universal terhadap memasak ramah lingkungan dimulai pada 2007, ketika Pemerintah Indonesia meluncurkan program konversi minyak tanah ke LPG, yang merupakan program konversi LPG terbesar di dunia,” kata Dadan.

Baca Juga :   TEGUK dan Dompet Dhuafa Beri Bantuan untuk Gaza

Motivasi utama pelaksanaan program ini, jelas Dadan, adalah untuk mengurangi subsidi minyak tanah yang meningkat lebih dari empat kali lipat antara 2001 dan 2008 serta beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan guna menurunkan polusi udara dalam ruangan.

Secara historis, hambatan utama dalam penggunaan LPG yang lebih luas di Indonesia adalah keterjangkauan dan ketersediaan. Namun, melalui kebijakan yang efektif, pembangunan infrastruktur LPG, penyediaan kompor gratis, dan harga LPG bersubsidi, Indonesia berhasil meningkatkan proporsi penduduk yang memiliki akses ke energi memasak bersih.

“Program konversi LPG telah memberikan manfaat bagi sekitar 50 juta rumah tangga dan dari 2010 hingga 2023, program ini mengonversi sekitar 8,2 juta ton minyak tanah menjadi LPG, dengan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 2 juta ton CO2,” ungkap Dadan.

Baca Juga :   Kemenhub Dorong Terwujudnya Lingkungan Ramah Disabilitas Sektor Penerbangan di Indonesia

Meski sukses, program ini menimbulkan tantangan baru. Biaya subsidi LPG semakin mahal karena meningkatnya permintaan. Sebagai respons, Indonesia secara aktif berupaya mengurangi subsidi LPG.

Walaupun LPG masih menjadi solusi utama untuk memasak ramah lingkungan di Indonesia, Pemerintah secara bertahap beralih ke diversifikasi energi, terutama dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban anggaran negara, tetapi juga meningkatkan keamanan dan keberlanjutan energi.

“Kami harap langkah ini dapat terus meningkatkan literasi energi bersih di kalangan masyarakat sehingga penggunaan energi ramah lingkungan bisa terus bertumbuh dan mendukung perekonomian negara,” tutup Dadan. (saf/infopublik.id)