BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – PPI Hongaria, yang dipimpin oleh Haekal Al Asyari, Ph.D. Cand. sukses menyelenggarakan International Conference on Sustainability, Environment, and Technology (IC-SET) 2024.
Konferensi ini diadakan secara hybrid dan dihadiri oleh peneliti serta akademisi dari berbagai negara, menjadikannya forum penting untuk membahas isu-isu terkini terkait keberlanjutan, ekonomi, dan teknologi.
Dr. Siti Yulidhar Harunasari, Rektor Universitas LIA, menjadi salah satu pembicara utama, bersama pembicara lainnya Dr. Csaba Boldics, Dr. Paula dan Haekal Al Asyari. Dalam paparannya, Dr. Siti menekankan bahwa teknologi harus dapat dimanfaatkan sebagai katalis untuk mencapai pendidikan berkelanjutan dengan memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu tanpa terkecuali.
Penerapan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), dapat membantu guru merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, mengerjakan tugas-tugas administrasi rutin melalui automasi, sehingga guru dapat lebih fokus pada tugas utamanya yaitu pengajaran dan interaksi dengan siswa. Teknologi berbasis AI juga dapat mengurangi penggunaan energi sehingga menghemat biaya operasional di sekolah dan kampus, serta mengurangi jejak emisi karbon.
Mengangkat topik “Integrating Technology for Sustainable Education,” Dr. Siti Yulidhar membahas pentingnya peningkatan kompetensi digital bagi guru sebagai ujung tombak pendidikan. Ia menekankan bahwa pemanfaatan AI secara tepat dapat mendukung proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Selain itu, Dr. Siti juga menggarisbawahi perlunya pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan teknologi AI dan keterampilan abad ke-21 serta merumuskan etika penggunaan AI, guna memastikan pendidikan yang berkualitas, inklusif dan bertanggung jawab.
Dalam konferensi ini, Rektor Universitas LIA juga berbagi hasil penelitiannya yang berfokus pada kesiapan guru Indonesia dalam mengadopsi teknologi AI.
Penelitian tersebut bertujuan untuk memahami tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pendidik, mulai dari guru Sekolah Dasar hingga dosen, serta dukungan yang mereka butuhkan untuk memanfaatkan teknologi yang terus bergerak cepat ini.
Namun, Dr. Siti Yulidhar juga mencatat beberapa hambatan dalam integrasi teknologi, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi, kepercayaan diri guru dalam menggunakan AI yang masih harus ditingkatkan, serta kurangnya pelatihan dan sumber daya.
Ia menggarisbawahi bahwa dukungan dari institusi sekolah dan pengembangan profesional guru dalam bidang teknologi dan pembelajaran sangat penting untuk memastikan keberhasilan integrasi AI dalam pendidikan.
Materi yang disampaikan oleh Dr. Siti Yulidhar diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merancang program pengembangan profesional guru yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Dengan demikian, Indonesia dapat mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan di era digital dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Keberhasilan konferensi IC-SET 2024 Budapest diharapkan menjadi wadah segar bagi para ahli untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan global terkait keberlanjutan, ekonomi, dan teknologi.