Scroll untuk baca artikel
Industri

Pemberdayaan Berkelanjutan: BCA dan TULOLA Membawa Karya Seni Tradisional ke Pasar Modern

26
×

Pemberdayaan Berkelanjutan: BCA dan TULOLA Membawa Karya Seni Tradisional ke Pasar Modern

Sebarkan artikel ini
--- **Keterangan Foto:** Pemberdayaan Berkelanjutan, Melindungi Tradisi Berharga - SVP Corporate Communication BCA Susanti Nurmalawati (kiri) bersama aktris sekaligus co-founder TULOLA Happy Salma (tengah) dalam sesi Mini Studio BCA Expoversary 2025 di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (23/2). Keduanya membahas pentingnya pemberdayaan berkelanjutan yang tak hanya mendorong perekonomian sebuah komunitas seniman, tapi juga merawat tradisi dan identitas masyarakat

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Dalam era modern yang semakin terdigitalisasi, tradisi dan budaya lokal seringkali terancam terlupakan. Namun, bagi PT Bank Central Asia Tbk (BCA), justru di sinilah peluang besar untuk menggabungkan pelestarian budaya dengan pemberdayaan ekonomi. Melalui program Bakti BCA, perusahaan ini tidak hanya fokus pada peningkatan kesejahteraan ekonomi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tetapi juga berkomitmen untuk merawat warisan budaya dan seni tradisional.

Salah satu contoh nyata dari upaya ini adalah kolaborasi BCA dengan Desa Wisata Taro di Bali, yang dikenal sebagai sentra kerajinan perak tradisional. Desa ini, yang telah meraih penghargaan UN Tourism’s Best Tourism Villages Upgrade Programme pada 2023, menghadapi tantangan besar dalam memasarkan produknya di era modern. Meskipun memiliki kualitas yang tinggi, para perajin seringkali kesulitan dalam hal branding dan menemukan pasar yang tepat.

“UMKM kita itu jago-jago, tapi mereka tidak bisa melakukan branding dan tidak bisa menemui pasar yang tepat. Jadi mereka harus kita bantu. Pemberdayaan manusia yang kami utamakan berupa pendampingan holistik, bukan sekadar memberikan uang,” ujar Susanti Nurmalawati, SVP Corporate Communication BCA, dalam sesi talk show Mini Studio BCA Expoversary 2025.

Untuk mengatasi tantangan ini, BCA menggandeng TULOLA, sebuah brand lokal yang didirikan oleh aktris Happy Salma. Kolaborasi ini tidak hanya membantu memasarkan produk kerajinan perak Desa Taro, tetapi juga memberikan apresiasi terhadap nilai budaya yang terkandung dalam setiap karya seni.

“Kita harus menempatkan para seniman itu sebagai pahlawan budaya. Mereka tidak hanya mencari rezeki, tapi juga mempertahankan warisan budaya dari leluhurnya. Motif yang muncul dalam karya mereka itu hasil dari spiritual journey leluhur mereka,” kata Happy Salma.

Baca Juga :   Infobip bermitra dengan NTT Com Online untuk menyediakan layanan komunikasi terpadu di Jepang

Kolaborasi BCA dan TULOLA melibatkan I Made Suama, seorang seniman perak dari Desa Taro, yang mendesain tiga jenis perhiasan untuk koleksi Tulola Gardens of Wishes. Desain yang dibuat oleh Suama tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat dengan makna budaya yang mendalam.

Upaya BCA dalam memberdayakan UMKM dan melestarikan budaya tidak berhenti di situ. Pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2024, BCA membawa 32 merchant binaannya untuk melakukan business matching dengan lebih dari 160 pembeli potensial dari luar negeri. Selain itu, BCA juga membantu proses penerbitan sertifikat halal dengan target 2.000 UMKM pada tahun 2024.

Dengan program Desa Bakti BCA, perusahaan ini tidak hanya membina, tetapi juga memperluas dan mengembangkan pasar bagi produk dari berbagai desa. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan berkelanjutan yang tidak hanya mendorong perekonomian, tetapi juga merawat tradisi dan identitas masyarakat.

Baca Juga :   Harashta Haifa Zahra Tampil Memukau sebagai Miss Supranational 2024, BCA dan YPI Sambut Meriah di Tanah Air

“Pelanggan TULOLA sangat mengapresiasi proses kerja dari karya ini sehingga mereka tidak banyak berpikir untuk membeli di harga terbaik, sebab mereka mengapresiasi setiap lekuk dan proses penciptaan motifnya,” tambah Happy Salma.

Kolaborasi strategis antara BCA dan TULOLA ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi dapat berjalan beriringan. Dengan dukungan yang tepat, seniman dan perajin tradisional tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang di pasar global, sambil tetap mempertahankan warisan budaya yang tak ternilai harganya.